Pustaka
Bahasa Indonesia

My Husband (Un) Perfect

157.0K · Tamat
Liora
100
Bab
8.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Namaku Risa usiaku 21 tahun, suatu hari ketika aku sedang melaksanakan tugasku untuk bertemu dengan seseorang tiba-tiba seorang anak kecil menghampiriku dan memanggilku 'ibu'  "Ibu! ibu! apa kamu datang untuk menjemputku sekolah?"  “Ibu, maaf membuatmu lama.” Risa terdiam sejenak, apakah Risa salah mendengar? atau anak ini yang salah memanggil? Anak kecil laki-laki itu berkata lagi.  "Ayah!! Ibu jahat!!" anak kecil itu mulai menangis histeris. Bagaimana nasib Risa yang harus berpura-pura menjadi Ibunya dari anak itu? bagaimana kehidupannya yang masih muda harus menjadi seorang ibu? selain itu Risa juga harus menghadapi sifat ayahnya yang sangat posesif terhadapnya.

One-night StandPresdirCinta Pada Pandangan PertamaLawyerKawin KontrakTuan MudaRomansaSweetIstriDewasa

What?

Disuatu pagi yang indah, di kota metropolitan yang dikenal dengan negara idaman bagi para mahasiswa internasional. 

London, Inggris.

"Baiklah, dimana aku bisa mengambil dokumen itu?" tanya Risa.

Sejak tadi benda tipis itu terus menempel erat di telinga Risa, perempuan berambut kecoklatan itu terus bertanya dan tidak jarang memarahi orang yang sedang dia telpon.

"Kensington Garden?"

Risa mengulangi nama tempat dimana dia harus menjemput Asyla. Risa dengan cepat melangkahkan kakinya ke parkiran mobil untuk segera menuju tempat dimana sahabatnya berada, dan dia harus segera sampai di sana untuk mengambil dokumen penting itu. Risa tidak mengerti bagaimana Asyla bisa seceroboh itu, menabrak seseorang   ‘Kensington Garden’ untungnya orang itu tidak mempermasalahkannya.

Mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata mungkin salah satu kebiasaan Risa, dia membelah jalanan kota London dengan kecepatan diatas rata-rata, hari ini seharusnya Asyla yang pergi bersama Risa untuk melakukan penandatanganan tender perihal resort yang baru saja akan dibangun di daerah London.

Tak lama kemudian ....

Risa dibuat sangat terkejut sangat melihat ‘Kensington Garden’ yang begitu luas, bangunan ini cukup luas.

'dokumen!' Oh Risa hampir saja melupakan maksud kedatangannya kesini untuk mengambil dokumen yang ada di tangan Asyla.

Saat melihat Risa datang datang Asyla langsung menemuinya.

"Apa kamu baik-baik saja Asyla?” Risa bertanya.

"Aku baik, maaf aku tidak bisa menemanimu, ada sedikit masalah yang harus aku selesaikan disini,” Ucap Asyla.

Risa hanya bisa menghela nafas panjang mendengar pernyataan Asyla.

"Tidak apa-apa, aku bisa melakukannya sendiri, masih ada sisa waktu 30 menit lagi untuk bertemu Tuan Alex.”

"Pergilah, ini dokumen yang harus ditandatangani oleh Tuan Alex, kamu harus cepat karena jika kamu terlambat, dia tak bisa menunggu lagi karena dia harus berangkat ke jepang hari ini," ucap Asyla.

Risa mengangguk mengerti dan berharap jika dia bisa sampai tepat waktu tanpa adanya satupun hambatan.

"baiklah aku akan pergi semoga masalahmu cepat selesai, sampai bertemu di kantor Asyla."

Risa segera berlari menuju mobilnya, dia harus sampai di 'Arts Cafe' dalam waktu kurang dari 30 menit untuk bisa bertemu dengan Tuan Alex, jika dia gagal maka tamatlah riwayatnya.

Lima belas menit kemudian ....

Risa sampai tepat waktu di arts cafe, tapi saat sebelum dia bertemu dengan Tuan Alex seorang anak laki-laki menghampirinya dan memanggilnya dengan panggilan.

"Ibu!"

Dan itu cukup membuat Risa terkejut, hingga dia menghentikan langkahnya untuk menemui Tuan Alex.

“Ibu, maaf membuatmu lama.”

Risa terdiam sejenak, apakah Risa salah mendengar? atau anak ini yang salah memanggil?

Anak kecil laki-laki itu berkata lagi. 

“Ayah bilang dia tidak bisa menjemputku, lalu dia mengabariku bahwa Ibu yang akan menjemputku, aku senang karena akhirnya aku bisa pulang bersama Ibu.”

Risa bahkan tidak menyadari saat tangan kecil itu sudah menariknya dengan wajah gembiranya, dia tidak bisa menghentikan langkahnya saat anak berusia enam tahun itu menuntunnya ke sebuah taman kecil yang ada disana.

"Adik kecil aku bukan Ibumu, sayang." ucap Risa pada anak kecil itu, dan dia langsung menatapnya dengan tatapan sedih.

“Ayah!! Ibu jahat!!" anak kecil itu mulai menangis histeris.

"sayang jangan menangis seperti ini."

Risa mulai panik dan bingung harus melakukan apa?

"aku tidak akan menangis jika Ibu mau pulang bersamaku!"

Pulang? Dia seharusnya bertemu dengan Tuan Alex bukan pulang bersama dengan anak kecil ini, satu-satunya jalan keluar masalah ini adalah dia harus mengikuti keinginan anak itu.

"sayang dengarkan Ibu, Ibumu ada urusan sebentar, kita bisa pulang setelah aku bertemu dengan teman Ibu, jadi—," Risa menarik nafas panjang, baru saja akan melanjutkan perkataannya sebelum ada suara yang mendahuluinya.

"Kevin."

"Ibu guru."

mata Kevin membulat saat seorang perempuan berambut hitam menghampirinya.

"Apa ini ibunya Kevin."

Sekarang Risa sudah hampir kehabisan waktu, dengan cepat dia mencela dan berkata pada guru tersebut.

"Ibu guru, aku memiliki kepentingan yang harus segera diselesaikan jadi aku izin untuk membawa Kevin pergi, kami permisi dulu,"

"sampai jumpa, ibu guru," ucap Kevin yang mengembangkan senyum menampilkan sederet gigi putihnya.

******

Sangat beruntung Risa bisa bertemu dengan Tuan Alex tepat waktu, dokumen sudah ditandatangani dan masalahnya sudah terselesaikan, tapi dia lupa tentang masalah Anak kecil yang terus memanggilnya 'Ibu'

"Ibu, ayo kita pergi ketaman bermain." suara yang nyaring itu menyentak kesadaran Risa.

"oh, tuhan masalah apa ini?" Risa hanya bisa menepuk dahinya pelan.

"Kevin." dengan pelan Risa mengusap wajah Kevin.

"Dengar, aku bukan Ibumu jadi bisakah kita kembali ke ‘Kensington Garden' dan mencari keberadaan Ibumu yang sesungguhnya."

"tapi ini Ibuku, Ayah bilang Ibu akan menjemputku."

wajah Kevin merengut yang membentuk satu kekecewaan didalamnya. Bagaimana anak sekecil ini bisa yakin jika Risa adalah Ibunya? Bahkan mereka baru pertama kali bertemu.

Risa berulang kali memijat pangkal hidungnya dan mencoba mencari solusi untuk akar permasalahannya. 

"aku kesana bukan untuk menjemputmu sayang, aku memiliki urusan lain, jadi bisakah kita—,"

Hebat sekarang Risa terlihat seperti orang jahat melihat bagaimana kesedihan di wajahnya yang semakin terlihat jelas di wajahnya, "mungkin saja Ibumu yang sebenarnya sedang menunggu disana sekarang."

Kevin menggeleng pelan, air mata nyaris menetes dari matanya. "Ayah bilang Ibu sudah disurga."

Lalu kenapa anak ini menganggap Risa adalah ibunya?

"Ayah bilang Ibu akan kembali lagi dan akan bertemu denganku."

Lelucon macam apa ini? kembali dari surga? Orang dewasa bodoh mana yang mengatakan hal konyol pada bocah polos ini, mendengar ini Risa hanya bisa menahan emosinya.

Kevin mengambil sesuatu dari tasnya dan mengambil lembaran kertas berisi potret wanita cantik hampir membuat jantung Risa lompat dari tempatnya.

"Ini Ibu," ucap Kevin pelan.

Pantas saja anak ini menyangka Risa adalah ibunya, wajahnya wanita di foto itu mirip sekali dengan Risa, yang berbeda hanya warna rambutnya saja, kini Risa bisa percaya jika didunia ini ada tujuh orang yang berwajah mirip.

"Benarkan ini Ibu, sejak dahulu aku hanya bisa melihat Ibu dari foto saja, sekarang Ibu benar-benar sudah disini, jadi jangan tinggalkan Kevin lagi, Ibu."

Dalam sekejap Risa terdiam, mulutnya seperti tersumbat hanya bisa tertutup rapat, kenapa masalah ini menjadi begitu rumit.

"Ayo kita pergi ketaman bermain, Ayah tidak pernah sempat mengajakku kesana." ucap Kevin yang anak itu langsung menarik tangan Risa untuk segera meninggalkan cafe tersebut.

 

'Kensington Garden' sudah berapa kali Risa pergi kesini? mungkin lebih dari enam kali, terakhir kali mungkin dua bulan yang lalu, 'Kensington Garden' di hari biasa tak seramai hari libur, itu membuat Risa bisa sedikit leluasa mengajaknya menaiki beberapa wahana di sana.