Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

bapakku

"Tak ada pria normal yang tak menginginkan Sex kecuali kau Impotent." Dan ayu terdiam setelah mengucapkannya, matanya menatap ngeri pria di depannya ini yang tertunduk.

"Apa kau Impotent?" Pria itu menundukkan kepalanya dalam.

"Mungkin ... Mungkin ini akan membuatmu tersinggung tapi yaa aku butuh menikah. Ibuku ... Dia sudah tua, sepanjang umur tuanya dia hanya ingin aku membawa menantu ke hadapannya, aku. Aku tak bisa menikah ke sembarang perempuan karena ... Yaa aku....," Ayu menatap pria di depannya dengan mata sendu. Perhatiannya sepenuhnya sudah terarah ke pria ini.

"Aku tentu mengerti arti pernikahan, tapi jujur saja aku tidak bisa ... Tidak bisa memberikan nafkah yang 'itu' aku berjanji akan memberikan semuanya asal kau mau menjadi Istriku, aku akan ... Akan memberikan semua hartaku atas namamu. Tapi ku mohon, aku memerlukan seseorang yang sama sepertiku untuk mendampingi hidupku." Ayu mengerjabkan untuk mencerna yang dia dengar.

'Ok jadi dia Impotent dan butuh cover?!" Ayu terdiam lama. Hell dia masih bisa panas dingin saat bintang Korea itu menjilat bibirnya di atas panggung, masih ada keinginan untuk dj sentuh oleh pria itu. Tapi kalau begini ...

"Aku ...,"

"Aku mohon, Ayu. Aku tau kamupun sering di tanyai kapan menikah kan?" Ayu meringis pikirannya buntu saat ini.

"Mungkin tak apa bagimu, tapi aku ... Aku cacat Ayu, aku ... Aku ingin membahagiakan kedua orangtuaku." Ayu terdiam lama. Bibirnya kelu. Keheningan cukup lama di antara mereka.

Perlahan Ayu menatap wajah pria di depannya. Wajah itu sudah memerah menahan malu. Yaa itu pasti memalukan dan merendahkan harga dirinya. Seorang pria yang impotent. Kalau sudah kakek-kakek tak masalah, ini dia masih muda.

"Kamu peminum? Perokok? Atau obat-obatan?" Tanya Ayu lembut. Pria itu mengangkat wajahnya dengan gugup.

"Aku ... Aku ....," Agu memperhatikan pris gugup di depannya lalu berdeham kasar.

"Yaa terserahlah, soal ehm! Tawaranmu aku ... Baiklah aku akan memikirkannya dulu. Tunggu jawabanku beberapa hari lagi, paling lambat minggu depan aku beri jawabannya." Ayu segera buru-buru pergi dari sana.

Saat di dalam mobil dia terpaku heran. Otaknya kacau, sangat disayangkan pria manis seperti itu harus impotent pikir Ayu.

Ayolah pria itu memang tak setampan artis pujaaanya tapi cukup membanggakan kalau di ajak kondangan. Belum lagi dia seorang Dokter dari Jasnya Ayu tau pria itu dokter Spesialis yang pastinya uangnya cukup untuk dia berganti handphone tiap bulan. Belum lagi katanya restoran pavorite nya ini punyanyaa. Hmm sangat mapan. Hanya bawahnya saja yang tak mapan.

Wajah Ayu memerah memikirkan itu lalu dengan cepat dia ke rumahnya mengemasi beberapa baju. Dan menghubungi kakaknya kalau dia minta cuti seminggu, dan yaa tentu saja di beri.

Dengan cepat Ayu menyetir mobil ke rumah Keluarga kandungnya yang berbeda provinsi dengan tempatnya bekerja.

Saat sampai di sana terlihat Mamaknya sedang menyiram kembang.

"Assalamualaikum Mak." Perempuan tua itu tersenyum girang.

"Bawa calon menantu gak?" Ayu menatapnya dengan kesal.

"Bawa Mak, bawalah." Mata Mamaknya berbinar bahagia.

"Mana-mana oo masih di mobil, belum keluar yaa." Ayu mengeluarkan handphonenya dan melihatkan layarnya yang terpampang Foto pria tampan Bias sejuta umat.

"Ini. Ini calon menantumu Mak, tolong lamarkan dia untukku." Tentu saja tabokan pedas mendarat di bahunya.

"Kamu ini, banci itu terus ... Yang kamu bilang calon suamimu. Bangun mangkanya. Sana mandi dulu biar cepat sembuh otaknya." Ayu memajukan bibirnya. Dia sangat kesal saat pria yang di kaguminya semenjak umur 20 tahun itu dikata-katai.

"Tumben baliknya sekarang, udah mau nikah?" Ayu mengeram saat kakak kandungnya yang kini tengah menyuapi anaknya makan bertanya dengan bibir tipisnya itu.

Ayu melibatkan layar handphone nya lagi.

"Iya Mbak, mau nikah sama dia. Lamarin dong ke korea."

"Dasar stress!" Ayu makin cemberut lalu masuk ke kamarnyaa.

"Mandi sana biar otakmu bener!" Ayu menghela napas lalu memejamkan kepalanya.

Bahkan saat dia tertidur nyenyak perkataan pria Impotent itu terngiang-ngiang di kepalanya.

Saat sore tiba Ayu makan dengan termenung di pikirannya hanya berputar kata.

"Pria itu butuh Cover! Dia Impotensi."

"Yu, kemarin ada yang datang ke rumah lho Dek. Ganteng, dokter jantung dia, pas sih soalnya dia bikin jantung semua ceewek normal berdetak pastinya." Ayu hanya diam kembali memasukan nasi berlaukan capcay itu lahap dengan jumlah yang besar.

"Namanya ... Bayu."

"Uhuk!uhuk!" Ayu terbatuk keras dan menyemburkan makananya.

"HAH?! PRIA GAK BISA KERAS ITU!" Teriak Ayu membuat mereka menghentikan makan dan suasana jadi krik-krik.

"Gak bisa keras apa?" Tanya Bapak Ayu bingung. Ayu gelagapan lalu meminum minumannya dengan mencoba santai.

"Gak bisa keras apanya Dek?" Tanya Kakaknya heran.

"Oh itu ... Maksudnya sikapnya kak. Dia kan lembut banget tuh,"

'Sampe yang dalamnya juga ikutan lembut." Lanjut Ayu dalam hati.

"Oh sikap ... Iya sih dia lembut banget gak emosian. Yaa secara Dokter. Enak deh ngambil dia di jamin bahagia kamu." Ayu diam saja dan lanjut makan.

"Dia ngelamar sama kedua orangtuanya kemarin." Agu mendelik kaget.

"Yang bener?!" Ayu menatap mereka tak percaya.

"Iyaa beneran. Alsannya sih jaga silahturahmi pengen mengenali diri yaa. Kami taulah maksudnya apa," sambung Mamak Ayu lagi.

"Kamu mau nolak dia lagi Dek? Sayang lho, yang kemarin bisa kamu tolak karena kan yaa pekerjaannya di bawah level kamu. Gajimu 8 juta sebulan kan, dia kerja di rumah sakit swasta lho, menurut google kakak bisa 50 jutaan." Ayu terdiam memikirkan itu.

"Wah enak dong, minimal dia ngasih 20 juta nih sebulan. Gak harus jadi pemuas nafsu." Ayu ngiler seketika memikirkannya.

"Nah enakkan?"

"Iyaa yaa," semua keluarganya tersenyum mendengar jawaban tak sadar Ayu.

"Eh! Ehm ... Yaa entahlah." Jawab Ayu pasrah sebelum dia lari ke kamarnya.

~~••

Saat sudah malam, Ayu duduk di depan jendela kamarnya menatap malam yang penuh bintang. Sesekali dia mendesah.

Kalau di pikir-pikir, dia juga sudah capek mendengar pertanyaan kapan nikah. Orang Indonesia ini memang kurang kerjaan menanyai hal yang bukan urusannya pikir Ayu lagi.

"Boleh Bapak masuk?" Ayu tersentak saat dirasakannya Bapaknya ada di depan pintunya. Ayu menganggukan kepalanya kuat. Pria yang sudah membesarkannya itu duduk di depannya sama-sama menatap jendela.

"Bapak pikir ... Yang ini pria baik dan mapan. Dia juga sangat pas untukmu. Keluarga berasal dari keluarga baik-baik," ujar Bapaknya memulai percakapan. Ayu menunduk dalam menatap pola karpet tempatnya duduk.

"Ayu ... Ayu gak mau nikah." Pria itu terdiam. Suasana kamar makin hening. Bahkan dia mulai bisa mendengar detak jam yang berputar di atas pintu kamarnya.

"Maafin Bapak, Nak." Ayu menatap ke arah Bapaknya yang kini menatapnya dengan mata merah dan tangis yang ditahan. Jantung Ayu rasanya berdetak tak karuan saat itu.

"Maafin Bapak sudah memberikan contoh lelaki yang buruk dalam membina pernikahan. Maafin Bapakmu yang Tak berguna ini." Air mata Ayu meleleh saat kepala yang dukunya kokoh itu menu duk di hadapannya.

Ingin rasanya Ayu seperti di Tv-tv memeluk pria yang sudah mengorbankan sepanjang hidupnya demi dirinya. Namun ... mereka tak sedekat itu. Mereka ... Canggung.

"Ayu ... Bapak ... Bapak gak salah," bisik Ayu pelan hingga rasanya hanya bisikan angin lalu.

"Bapak salah, Nak. Kamu membenci semua pria karena melihat bapak dan janda itu kan." Seketika pikiran Ayu berkelebat tentang perselingkuhan Bapaknya, tentang Mamaknya yang sibuk marah-marah dan merasa menderita.

"Ayu....,"

"Bapak mohon Maaf, Nak." Ayu tak bisa menahan diri lagi saat Ayahnya sudah memeluk lututnya dengan cepat Ayu memeluk Bapaknya erat.

"Bapak gak salah ... Bapak gak salah." Lirih Ayu pelan dengan tangisan smaa kerasnya seperti Bapaknyaa.

"Menikahlah Nak ... Menikahlah demi Bapak." Ayu menghapus air mata Bapaknya lalu menganggukan kepalanya kuat.

"Iya Pak, Iyaa ... Ayu akan nikah. Pasti."

~~•••~~

Semoga kalian tetap mau baca yaa??

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel