SISI IBLIS
Maldives
"Sai chi ha sabotato il mio jet?" Ucap sang pria angkuh.
Sedangkan pria lain dihadapannya berdiri mematung pasalnya jika boss nya sudah berbicara bahasa asli kelahirannya itu artinya ia dalam mode angkuh dan sadis nya.
" Not Sir"
" prenditi cura di tornare in Indonesia"
" Yes sir" ujar sang ajudan meninggalkan tuanya.
***
Jakarta, Indonesia
Pagi ini Tabitha terbangun masih dengan mata sembabnya seperti kemarin malam, ia berjalan keluar dari kamar suaminya dan berakhir di sofa, tak lama ketiga temannya datang menghampirinya.
" Ta, gue pamit dulu yah kita-kita mau pulang dulu takut dicariin nyokap dirumah, tapi kita janji bakal kesini lagi okey" ujar Diana.
" Oke"
" Lo serius nggak papa ditinggal?" Ujar Amel khawatir.
" Gue nggak papa, makasih mau nemenin semalem"
" It's okey Ta" lanjut Amel.
Mereka pun memeluk Tata bergantian dan melangkahkan kaki mereka keluar mansion megah sahabatnya itu.
" Nyonya sarapan sudah siap" ujar Karin.
" Tak apa kalian sarapan saja duluan aku tak lapar" ujar Tata.
" Tapi nyonya?"
" Aku tak apa Karin"
Maid muda itu menghampiri nyonya nya itu dan duduk dibawah sofa megah milik Arthur.
" Hei, duduk saja disampingku Karin"
" Aku tak enak nyonya"
" Kalau begini aku yang tak enak, kau lebih tua dariku, kemarilah" titah sang nyonya yang dituruti Karin.
" Kau tau Karin aku sangat cemas, Maldives sangat luas bagaimana mungkin Arthur selamat" lirih Tata.
" Nyonya anda tau, Tuan Arthur sangat berbakat dalam berbagai bidang, dulu ayahnya slalu mengajarkan padanya untuk cemerlang diberbagai bidang" ujar Karin.
" Maksud mu?"
" Dulu saat aku kecil ibu bercerita tentang Tuan Arthur, beliau mendapatkan banyak medali entah itu menembak, lari, bahkan berenang"
" Oh ya?" Ujar Tata antusias.
" Beliau bahkan bisa menahan napas dalam air selama 10 menit nyonya, itu mengagumkan, belum lagi kata ibuku beliau bisa berenang sejauh 30 mil hanya dalam waktu 25 menit itu sangat sangat mengesankan"
" Jadi kau tak perlu merisaukan Tuan Arthur nyonya kuyakin dia selamat" lanjut Karin.
Tabitha menghambur kepelukan Karin dan menumpahkan tangisannya dipelukan maid muda itu.
" Terimakasih Karin, kau menguatkanku"
" Sama-sama nyonya"
Tabitha berjalan keruang kerja Arthur, ia menjelajahi ruangan megah itu dan mendudukan badanya pada kursi kebesaran Arthur ia menutup matanya meratapi kehidupannya yang amat sangat rumit, ia mengambil sebuah jaket yang tersampir di belakang kursi Arthur ia memakainya merasakan pelukan yang biasa Arthur berikan padanya.
" I miss you husband, hurry home" lirih Tabitha.
***
Tabitha membuka matanya, ia terkejut mendapati dirinya tak lagi dalam ruang kerja Arthur melainkan kamarnya sendiri ia bingung, namun hatinya berdegub kencang saat mendengar dengkuran halus tepat dibelakangnya, ia menelan salivanya, dengan ragu ia menolehkan kepalanya kebelakang tepat dimana hembusan nafas itu mengganggu lehernya.
Ia terkejut mendapati sosok yang ia rindukan tepat dibelakangnya, memeluknya possesif dan tidur dengan wajah damainya, Tabitha manarik kedua sudut bibirnya bahagia. Ia menatap suaminya yang selama ini ia khawatirkan tak terasa air matanya jatuh.
" Jangan rusak suasana dengan tangisanmu sweetheart"
Tabitha yang mendengar itu hanya menangis dalam diam ia bahagia karna sosok yang menjengkelkan itu telah kembali, suara bariton yang ia rindukan juga telah kembali. Ia berbalik memeluk tubuh Arthur yang menyamping.
" Jangan pergi lagi"
" Tak akan" ujar Arthur mengecup lembut kening Tabitha.
" Katakan ini bukan mimpi" ucap Tabitha.
" Ini nyata honey" ujarnya.
" Bagaimana om Arthur selamat dari kecelakaan itu?"
" Dan bagaimana kecelakaan itu terjadi?" Lanjut Tabitha.
Arthur bangun dan mendudukan dirinya serta menyandarkan kepalanya ke kepala ranjang, diikuti oleh Tabitha yang memperhatikannya.
" Ada seseorang yang berusaha menyabotase jet pribadiku, jet itu dipasang bom dimesinnya dan bom itu meledak saat diperairan Maldives, sebelum itu aku sudah curiga karna pesawat seperti diotak atik mesinya oleh karna itu aku menelpon Brian"
" Lalu bagaimana om bisa selamat dari kecelakaan itu"
" Kami menjatuhkan diri ke laut dan sialnya memang pelampungnya kurang satu, tapi aku mengambil resiko akhirnya aku jatuh tanpa pelampung"
" Gila" ujar Tabitha.
" Aku mengirim sinyal darurat pada Brian"
" Jangan bilang om Arthur berenang it's imposibble"
" I know that's impossible, but it won't be impossible if a yacht comes and helps us right?"
" Ya Ampun kenapa nggak kepikiran" ujar Tabitha.
Ia memeluk Arthur, ia merindukan suaminya itu. Ralat, sangat rindu.
***
Setelah pulang menemui istrinya ia lebih lega sekarang Arthur tengah duduk dalam mobil Ferrari F60 Amerika nya. Ia hendak menuju area landasan pribadinya di Indonesia.
Setelah perjalanan yang cukup membosankan ia akhirnya sampai di tempat yang dituju, disana sudah ada Brian yang menyambutnya.
" Bagaimana sudah menemukannya?" Tanya Arthur sembari membenahi jas mewahnya.
" Belum bos, sepertinya dia bukan bagian dari Regnarok tapi dia dari pihak lain"
" Kumpulkan semua orang yang ada disini Brian, aku sendiri yang akan turun tangan"
" Sesuai perintahmu Boss" ujar Brian.
15 menit berlalu, semua orang sudah berkumpul tepat ditengah landasan pribadi milik De Lavega. Arthur berjalan angkuh kearah anak buahnya.
" Aku sudah pernah bilang pada kalian jangan pernah menghianatiku, tapi kejadian kemarin membuatku berfikir sepertinya aku memang harus bertindak kasar pada kalian" ujar Arthur datar namun serat akan keangkuhan.
" Aku masih bersabar pada siapapun yang melakukan itu, sekarang katakanlah siapa pelakunya" Cerca Arthur, semua orang disana tunduk saat Arthur berjalan lebih dekat kearah mereka.
" Tak ada yang mengaku baiklah, kalian pergi saja" seru Arthur diikuti tatapan penuh pertanyaan dari orang-orang disana.
" PERGI KUBILANG!!!" Sentak Arthur.
Orang-orang disana pun berhamburan pergi dari hadapan bos nya itu namun baru beberapa langkah mereka dikejutkan oleh terjatuhnya seseorang yang bersimbah darah, mereka pun menolehkan kepalanya kearah belakang dimana sang pelaku berada.
" Arthur apa yang kau lakukan?" Tanya Brian.
" Bedebah itu pelakunya" ucap Arthur menyimpan pistol kedap suara ke saku jasnya.
" Dari mana kau tau? Dan jika benar apa yang kau pikirkan seharusnya kau tak menembaknya karna kita belum tau pelakunya" Ujar Brian penasaran.
Arthur berjalan mendekati jasad pria yang baru saja ditembaknya, dan menarik kain kemeja dari lengan pria itu nampaklah sebuah lambang tengkorak disana.
" Black World" lirih Brian.
" Ya, gembong mafia besar dari Macau dipimpin oleh Damian Ford, Black World" ujar Arthur diikuti smirk nya.
" Kalian jangan pernah berfikir untuk menghianati Regnarok walaupun itu hanya dalam lintasan pikiran kalian sekalipun aku akan membuat kalian seperti bajingan ini" ujar Arthur diikuti senyum devilnya.
" Brian urus jasad pria bodoh ini" titah Arthur yang melenggang pergi tanpa memperdulikan kekacauan yang ia timbulkan.
***
Tabitha merasa sangat bosan didalam mansion akhirnya ia pun berjalan ketaman belakang untuk menemui kitty kucing peliharaannya, ditengah kesenangannya bermain dengan kitty ia mendengar suara gaduh dari depan mansion nya. Dengan cepat ia berlari untuk melihat apa yang terjadi, ia tercengang melihat beberapa bodyguard nya melawan beberapa orang berpakaian serba hitam Tata mundur beberapa langkah namun saat ia mundur badanya terbentur sesuatu ia menolehkan kepalanya kebelakang dan berusaha lari namun tanganya dicekal.
" Lepaskan aku kaparat!"
" Hai, istri Arthur pemimpin besar Reganarok" ujar pria itu.
Tabitha menelan salivanya kasar ia ketakutan sekarang. Tanganya ditarik menuju gerbang mansionnya.
" Lepaskan aku brengsek, aku mau dibawa kemana?" Sentak Tabitha.
" Kau akan ikut aku ke Macau menemui boss kami"
" Aku tak sudi! Lepaskan aku!" Seru Tata.
Tata ditarik kasar lenganya oleh pria bertubuh kingkong itu sementara semua bodyguard nya terkapar tak berdaya ia pasrah sekarang.
" Lepaskan istriku brengsek"
" Wow, Arthur akhirnya kau datang juga."
" Ya, aku datang dan kau antek-antek Damian bukan?" Ucap Arthur angkuh.
" Kau benar, ternyata kau memang berbakat dalam menebak sesuatu Mr. De Lavega" ujar pria itu.
" Kau tenang oke, aku akan menyelamatkanmu" ujar Arthur berusaha menenangkan istrinya yang terlihat shock.
Tabitha berusaha lari dan melepaskan cengkrama pria disampingnya.
" Kubilang.lepaskan.dia.brengsek!" Ucap Arthur menekan disetiap katanya dan berjalan mendekati Tabitha.
" Kau mendekat, istrimu mati Arthur"
Peringat pria itu namun Arthur tetap berjalan mendekati mereka.
Tabitha merasa cengkraman pria itu melonggar ia memanfaatkannya untuk berlari namun beberapa langkah...
Dorr...
Tabitha terjatuh saat merasa perih di lengannya, ia meringis menahan sakit hingga Arthur menangkapnya.
" Kau terluka, sialan kau bedebah, berani kau menyakiti istriku" Ucap Arthur nyalang.
" Arthur sakit..." Lirih Tabitha.
" Tahan Ta" ucap Arthur.
Arthur menutup mata Tabitha dengan telapak tanganya. Tak lama suara tembakan kembali menggelegar diikuti suara terjatuh dari benda yang jatuh. Tabitha semakin merasa takut ia menangis sekarang.
" Tak apa sweetheart" ujar Arthur.
Arthur menyelipkan lengannya ke kaki Tabitha dan mengangkat tubuh sang istri. Tabitha hanya diam menangis menahan sakit di lengannya yang tertembak.
Pertanyaan muncul tiba-tiba dibenaknya, apa yang sebenarnya terjadi disini? Dan mengapa pria itu berusaha menangkapnya? Mengapa Arthur begitu banyak memiliki musuh? Kenapa dirinyalah yang menjadi korban? Apa itu Regnarok? Semua pertanyaan berputar dipikiranya.
" Siapa kamu?" Lirih Tabitha.
