Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 6 Menyerahkan Diri

"Tidak, aku tak akan meminta berhenti, justru sebaliknya. Nikmati aku Jinseok, hancurkan tubuhku sekarang, buat aku menangis, bunuh aku dengan gairah iblismu dan kenikmatan dari milikmu." tangan Serenia meremas kajantanan Jinseok yang sudah mengeras sejak tadi. Itu membuatnya mengerang nikmat dan semakin merasa tertantang untuk segera menerjang tubuh mungil didepannya.

.

.

.

.

.

Jinseok yang berkabut gairah langsung menerjang Serenia setelah mendengar rayuan panas sang wanita.

Kembali ia membekap bibir Serenia dengan birahi yang memuncak, suara decapan dan desahan sontak memenuhi seluruh ruangan paviliun itu. Satu tarikan kasar dilakukan Serenia atas rambut Jinseok kala dua jemari Seokjin memborbardir liang senggamanya.

Ia ingin mendesah dan memekik kala kenikmatan menyambutnya tapi tak bisa karena lidah Jinseok membelit lidahnya dan menyecapnya dengan brutal. Maka ia hanya bisa menyalurkan seluruh kenikmatan yang direngkuhnya melalui jambakan dan cakaran yang membabi buta atas tubuh Jinseok yang tak berbalut busana.

Setelah puas menerkam bibir Serenia dengan ganas, kini Jinseok turun menyerang payudaranya. "Aakkhh__ Jinseok, sialan kau Jinseok...aakhhh....." tak puas mendesah Serenia kini menjerit dengan bebas menerima semua kegilaan Jinseok di payudara dan vaginanya.

Ia tak pernah tau bagaimana cara Jinseok melakukannya, yang jelas hampir semua inderanya merasakan nikmat yang bertubi-tubi bahkan sampai ke sel-sel terkecil dalam tubuhnya turut menggila.

Ini baru hanya sebatas gerakan jari yang mengaduk vaginanya, bagaimana kalau kejantanan milik iblis itu yang menerjangnya? Serenia merasa mungkin ia akan mati dalam kenikmatan yang luar biasa.

"Hhh...hhhh..."

Nafas Serenia tersengal, dadanya turun naik dengan kedua tangan yang kini terkunci di atas kepalanya, sementara punggungnya menempel dicermin. Wajahnya acak-acakan dengan lelehan keringat yang membanjir diseluruh tubuhnya, rambutnya pun terurai secara acak, matanya sayu dengan wajah yang memerah menunjukkan birahinya yang luar biasa.

Desahan nikmat terus mengudara dari bibirnya yang kini tampak memerah dan bengkak.

Entah sudah berapa kali dia orgasme Serenia tak bisa menghitungnya. Yang ia tau tubuhnya kini sedikit lemah, karena telah berulang kali mengeluarkan cairan kentalnya yang selalu teras manis dibibir Jinseok, karena pria itu menggumamkannya dan menjilati tangannya dengan rakus setiap kali cairan itu membuatnya basah.

Puas dengan permainan jarinya Jinseok memutar tubuh Serenia hingga menghadap ke cermin besar dihadapannya. Perlahan ia mengakat satu kaki Serenia menimpkan pahanya yang kini terulur di bawah kaki wanitanya. Satu tangannya terulur kedepan dan meremas payudaranya bergantian. Sementara tangannya yang lain merapikan rambut Serenia, menggelungnya menjadi satu sebelum tangan itu berpindah kembali ke kemaluan Serenia yang terpampang sempurna karena kondisinya yang dipaksa mengangkang menghadap cermin.

Serenia menatap wajahnya yang berkabut gairah, dan nafsu sexnya yang makin memuncak. Sementara lidah Jinseok menjelajah lehernya sambil terus bermain dengan payudara dan liang senggamanya.

Ini kegilaan menurut Serenia.

Kegilaan yang membuat gairahnya memuncak hingga ke ubun-ubun. Maka ketika bibir Jinseok kembali menyecap lehernya ia pun menegang, menjerit dan meremas rambut Jinseok menunjukkan betapa bergairahnya dirinya.

Satu tangan Jinseok kembali mengaduk kewanitaan yang selama ini ia jaga hingga lelehan kental kembali membanjiri liang senggamanya. "Kau nikmat sayang, sangat nikmat, rasanya aku ingin melumat seluruh tubuhmu."

Tubuh Serenia menegang mendengar bisikan-bisikan panas mengandung nafsu yang memburu dari bibir Jinseok. Sampai dirasanya tubuh Jinseok menurun, menggerayangi punggungnya, menyecap dengan bibirnya, memberi gigitan kecil dengan taringnya, hingga menyesap kuat dengan lidahnya yang berakhir memberi bekas merah di sana-sini. "Aakhhh__Jinseok..." desah Serenia melunak.

Dilihatnya Jinseok kini berlutut dihadapannya. Mengangkat satu kaki Serenia di pundak kemudian gerakan jarinya halus menyibak helai demi helai lipatan kewanitaannya.

"Jinseok hentikan...kau membuatku malu." teriak Serenia sambil menjambak rambut Seokjin. Sementara di bawah sana Jinseok terkekeh "Biarkan aku menatap sebentar saja, sesuatu yang akan menjepit dan mencengkram milikku Serenia."

"Aahh...sialan kau iblis..." umpat Serenia kala tangan Jinseok menggoda klirotisnya dengan sentuhan yang sangat lembut "Aassshh....jangan menggodaku Jinseok keparat...aasshh....hujam aku dengan lidahmu brengsek...jangan menggodaku."

"Kau sangat liar Serenia, aku tak percaya kau gadis bangsawan dan akulah nyang mendapatkan darah keperawananmu....jika aku tak merasakan langsung darah manis itu mungkin aku hanya akan menganggapmu jalang ketimbang bangsawan."

"Assshh....aaahhh....diam kau iblis cepat puaskan aku seperti tadi.."

"Jangan mengoda dan mengakitiku Jinseok__ aaakhhh..." Serenia meronta ingin melepaskan diri kala Jinseok tak kunjung menyerangnya, tapi malah asik bermain-main dengan lipatan-lipatan kenyal miliknya.

Maka ketika melihat badan Serenia yang meronta Jinseok pun tersenyum karena memang itulah yang ia inginkan. Dia ingin menyiksa Serenia sebentar saja. Jinseok terkekeh sebentar sebelum akhirya melesakkan lidahnya menyapu bibir kewanitaan Serenia.

"Kali ini aku akan membuatnya bengkak Serenia maka bersiaplah."

"Aaakkkhhhh....!!!" Sernia terus menjerit kala berulang kali lidah Jinseok menyesap miliknya, kemudian lidah itu terulur sedikit lebih panjang dari sebelumnya dan menghujam, mengaduk serta menjilat liang senggamanya.

"Seokjin..aahhhh....aaaahhh...kau membuatku gila..brenngsek kauuhhh Jiiinnhh." tubuh Serenia berguncang untuk yang kesekian kalinya. Ia benar-benar lelah. Hingga desahannya pun terdengar lemah.

Jinseok dibawah sana tampak puas, ia menyambut cairan orgasme milik Serenia dan menelannya. "Ini gurih Serenia aku sungguh menyukainya."

"Dasar iblis gila.." desis Serenia, namun tak diperdulikan oleh Jinseok.

Sekarang ia sibuk mengangkat tubuh wanitanya dan menidurkannya diatas ranjang sebelum menindihnya dan kembali menyecap bibir Serenia.

Lidah mereka kembali beradu, rasa amis dari hasil penyantuan yang dilahap oleh Jinseok masih sedikit terasa kala mereka saling memagut dan bertukar saliva. Tak ada yang bermasalah dengan hal itu, mereka sama-sama saling menikmatinya.

Keduanya kembali berpagutan penuh gairah, sekali waktu Serenia membalik posisi menjadi di atas, tapi kemudian permainan kembali dikendalikan oleh Jinseok. Ia membalik tubuh Serenia menciumnya dengan lebih ganas, meremas payudaranya bergantian hingga kemudian tanpa aba-aba menembus intinya dengan kejantanannya yang mengeras sejak tadi minta dipuaskan.

"Aaakkhhh__hhmmppp..." jeritan Serenia tertahan kala benda yang melebihi ukuran standar manusia normal itu melesak menembus intinya, dan memenuhi tubuhnya. Bahkan tubuh Serenia terlonjak membusung dan membuatnya nampak makin menggoda.

Kemudian tanpa melepaskan ciumannya Jinseok mengerakkan pinggulnya dengan cepat, menghujam, menghentak dan mengoyak inti milik Serenia yang sedikt bengkak karena tadi Jinseok menyesapnya dengan kuat.

"Aaakhhh...aaahh..mmppphh...aaahh.." Serenia bergerak gelisah meminta bibirnya dilepaskan agar ia bisa menjerit dan berteriak sesukanya.

Jinseok mengerti maka ia pun membebaskan bibir Serenia untuk menunjukan ekpresinya.

Maka tak butuh waktu lama jeritan-jeritan kenikmatan itu pun mengudara, berbaur dengan derit ranjang yang bergerak tak beraturan karena hentakan Jinseok yang begitu kuat atas tubuh Serenia.

Sekali waktu tampak Serenia bahkan sampai meneteskan air mata karena kenikmatan yang menghujam tubuhnya melebihi setiap ekpektasinya. Permainan Jinseok terlalu nikmat untuk ditolak.

Jinseok terus menggenjot dengan kuat, sambil meremas kedua payudara Serenia dan menatap puas kala tubuh wanita itu menggeliat, melenting dan terguncang keberbagai arah menandakan ia telah mengalami orgasme hingga jumlah yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Semakin lama Jinseok menghentakkan miliknya semakin kuat dan cepat, apalagi ketika vagina milik Serenia mencengkram dan menjepit miliknya, maka tanpa diperintah benda tumpulnya membesar dan mengeras.

"Aakkkhhh kau sempit sekali...putri..aku terjepit....aaahhh..." racaunya.

"Aku akan keluar Jinseok...masukan milikmu lebih dalam lagi...hujam aku Jinseok..aaahhh..."

"Sialan kau membuatku gila Serenia...nikmati ini." geram Jinseok lalu menghujam semakin cepat dan semakin dalam, tubuh Serenia makin terguncang. Ia yakin setelah ini tubuhnya pasti remuk-redam tapi Serenia tak perduli, ia hanya ingin mencapai puncak hasratnya. Ia ingin klimaks sekali lagi bersama dengan semburan hangat dari milik Jinseok, maka ia pun membiarkan tubuhnya bergerak seirama menerima semua hal yang diberikan Seokjin padanya.

Hingga tak butuh waktu lama, tubuh Jinseok menegang dan menghentak dengan sangat kuat dibarengi semburannya yang tumpah di dalam rahim Serenia.

Sementara itu bagian inti Serenia juga berkedut hebat, menjepit milik Jinseok sambil menumpahkan cairannya.

"Aakkhhh___" Serenia menjerit keras kala ia tengah mengalami pelepasan dan tak menyadari Jinseok menyerang lehernya, pria itu menancapkan kedua taringnya dan menyesap darahnya.

Seperti saat pertamakali ia merasakan hal itu, kembali tubuh Serenia menggapai kenikmatannya, seolah tancapan taring Jinseok di lehernya juga memberinya orgasme yang tak kalah nikmat. Ia menggelepar, seolah tengah meregang nyawa padahal sejatinya ia tengah gemetar karena rasa nikmat yang diterimanya secara bertubi-tubi dan jauh melebihi batas tubuhnya bisa menerima kenikmatan itu.

Mungkin benar ia akan mati setelah ini, tapi ia tak perduli, Serenia hanya ingin mendapatkan semua yang diberikan Jinseok untuknya saat ini.

Tbc.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel