7
Elvira akan merebahkan tubuhnya di atas ranjang queen size miliknya saat tiba-tiba saja mendengar nada sambung telepon genggamnya berdering yang menandakan jika ada seseorang yang menghubunginya. Ia segera mengulurkan tangannya ke arah nakas samping ranjang miliknya untuk meraih telepon genggam miliknya yang memang ia letakan di sana.
Kening Elvira sedikit berkerut saat nama Aleyshia yang tertera di layar ponsel miliknya. Saat ini hampir pukul sebelas malam dan sangat jarang sekali atau bahkan hampir tidak pernah atasannya itu menghubungi dirinya malam-malam seperti ini.
Seketika berbagai pikiran langsung berkecamuk di dalam otaknya, seperti apakah ia telah melakukan kesalahan atau apakah ada masalah dengan pekerjaan mereka. Untuk menghilangkan segala dugaannya yang tak berdasar Elvira segera menggeser layar ponsel miliknya untuk segera menjawab panggilan dari atasannya tersebut.
"Hallo?" Sapa Elvira terlebih dulu setelah menempelkan telepon genggam miliknya tepat di samping telinga kanannya.
Aleyshia menggerutu saat ia mendengar sapaan yang Elvira berikan untuknya, bukannya menjawab sapaan asistennya tersebut ia malah kembali bertanya dengan nada merajuk, "Kenapa kau lama sekali, El?"
Elvira terkekeh saat mendengar gerutuan Aleyshia dari seberang telepon. Elvira sudah menganggap Aleyshia seperti adiknya sendiri begitu pula dengan Aleyshia yang menganggap Elvira seperti saudara perempuannya jika keduanya tidak sedang dalam urusan pekerjaan.
Mereka berdua mulai akrab saat Aleyshia mulai sering datang ke perusahaan untuk belajar tentang segala hal tetek bengek urusan perusahaan, keduanya sangat sering berinteraksi karena saat itu Elvira yang sebagai asisten dari Steven yang merupakan asisten pribadi Ceo Smith group menugaskan dirinya untuk ikut serta mendampingi Aleyshia dalam mempelajari segala macam hal tentang urusan perusahaan. Keduanya sangat mudah akrab karena jarak usia mereka yang tidak terlalu jauh serta keduanya memang cukup mudah bergaul apalagi sikap Aleyshia yang sangat rendah hati dan juga ramah membuat setiap orang langsung menyukainya.
Beberapa saat kemudian Elvira baru kembali berkata, "So sorry girl, aku baru saja keluar dari kamar mandi."
Memang benar adanya jika sebelum dirinya sempat merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang miliknya, Elvira baru saja keluar dari kamar mandi miliknya.
"Apa ada masalah hingga membuat mu menghubungi ku larut malam seperti ini, hmm?" Lanjut Elvira bertanya.
"Tidak!"
"Aku hanya ingin memberitahu mu jika besok aku akan terbang ke Jepang. Dan sepertinya aku akan tinggal di sana selama satu minggu atau bahkan lebih."
"Mmm.. Apaka.....?"
Belum sempat Aleyshia menyelesaikan ucapannya, Elvira lebih dulu menyelanya dengan nada terkejut juga kedua bola matanya yang berwarna abu-abu sudah membola sempurna walaupun hal itu tidak mungkin bisa di lihat oleh Aleyshia, "Jepang?"
"Ya!" Sahut Aleyshia singkat dan mantap.
"Bukankah untuk saat ini kita masih belum memiliki proyek di Jepang?" Tanya Elvira penasaran dengan dahi yang sudah berkerut dan alis yang menyatu sempurna.
Untuk beberapa saat tidak ada sahutan dari mulut Aleyshia, hanya terdengar suara tawa gadis itu di seberang sambungan telepon. Elvira mendengus setelah membiarkan Aleyshia terus tertawa selama beberapa saat diantara rasa penasaran yang sudah menyelimuti dirinya karena ucapan Aleyshia tadi yang sudah mampu membuatnya terkejut di malam-malam seperti ini.
"Apa kau akan terus tertawa dan membuat ku mati penasaran di sini, girl?" Ujar Elvira sambil mendengus kesal, ia juga menekan setiap ucapan yang terlontar dari bibir sexynya.
Seketika itu juga Elvira sudah tidak lagi mendengar suara gelak tawa Aleyshia di seberang telepon, hanya ucapan Aleyshia yang lagi-lagi mampu membuat Elvira terkejut.
"Yang benar saja kau ingin berlibur?"
"Lalu bagaimana kerja sama dengan Turner Corp yang lusa harus mulai kita kerjakan?" Tanya Elvira beruntun.
Elvira mendadak merasakan kepalanya berdenyut nyeri dan seketika itu juga secara spontan langsung memberikan pijatan-pijatan kecil pada pelipisnya dengan menggunakan tangan kirinya yang sedang tidak ia gunakan untuk melakukan apapun.
Ia merasa sangat heran saat mendengar jika anak dari atasannya itu akan pergi berlibur mendadak seperti ini tanpa memberitahunya terlebih dulu, apalagi mereka berdua tengah disibukkan dengan beberapa proyek kerjasama. Menurut Elvira ini seperti Aleyshia tengah lari dari tanggung jawabnya dan sikap yang seperti ini sungguh sangat berbeda dengan Aleyshia yang ia kenal beberapa tahun terakhir.
"Aleyshia, apa kau sudah menyembunyikan sesuatu dari ku?" Tanya Elvira menuntut.
Lagi-lagi hanya suara helaan napas kasar Aleyshia yang terdengar oleh Elvira dari seberang telepon.
Elvira pun ikut menghela napasnya sebelum kembali berkata pada Aleyshia, "Baiklah, aku tidak akan memaksa mu untuk bercerita saat ini juga."
"Tapi Aleysia aku juga tidak bisa ikut dengan mu pergi ke Jepang. Lagi pula diantara kita berdua harus ada yang tetap tinggal di sini untuk mengurus proyek yang tengah kita kerjakan."
"Supaya orang-orang tidak bisa berpikiran buruk terhadap kinerja Smith Group."
Elvira ikut terkekeh saat Aleyshia di seberang telepon juga sedang tertawa.
"Kalau begitu bersenang-senang lah dan jangan lupa untuk memberiku oleh-oleh pohon sakura yang asli dari Jepang." Ujar Elvira dengan bergurau.
Dan setelah berbincang cukup lama hingga tak terasa saat ini waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam yang berarti keduanya sudah hampir satu jam lamanya berbincang lewat sambungan telepon sehingga keduanya memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan mereka berdua.
Elvira kembali merebahkan tubuhnya setelah meletakkan kembali ponsel miliknya di atas nakas samping tempat tidur. Ia menatap ke arah langit-langit kamarnya sambil terus memikirkan tentang Aleyshia, segalanya terus berputar-putar di otaknya.
Tentang kenapa Aleyshia ingin pergi ke Jepang besok, juga apa yang sebenarnya tengah menimpa Aleyshia sampai-sampai atasannya tersebut tidak mau langsung bercerita dengannya, padahal bisanya atasannya tersebut selalu berbagi cerita dengannya jika sedang terlalu banyak pikiran. Jadi sikap Aleyshia yang seperti ini sungguh sangat berbeda menurut Elvira dan itu tentu saja membuat dirinya khawatir.
Banyak hal lainnya yang terus berkecamuk di dalam otaknya hingga membuat Elvira kelelahan karena sudah berpikir terlalu banyak tentang atasan yang sudah seperti adiknya sendiri tersebut dan beberapa saat kemudian ia tertidur dengan lelapnya karena rasa lelah dan katuk yang tiba-tiba datang bersamaan.
