1
Pagi hari di keluarga Johnson sama seperti pagi hari di keluarga yang lain. Mereka akan makan pagi bersama di meja makan sebelum di sibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing. Termasuk anak kedua mereka yaitu Elvira Johnson yang saat ini sudah bekerja di salah satu perusahaan terbesar di New York. Sedangkan anak sulung mereka Adam Johnson sudah menikah dan kini keluarga kecil Adam tinggal di Kanada.
"El!" Teriak Belinda dari arah dapur.
Elvira yang baru saja menapakkan kakinya di pintu ruang makan langsung menyahut sambil terkikik, "Ya, Mom!"
"Kemarilah, El. Bantu Mom membawa hidangan ini ke ruang makan." Ujar Belinda kembali dengan lengkingan khasnya karena tak kunjung melihat batang hidung putrinya di dapur.
Elvira meletakkan tas kerjanya di kursi meja makan setelah sebelumnya menyapa ayahnya lebih dulu, "Morning, Dad!"
"Morning, Darl!" Jawab Larry dengan senyum lembut seperti biasa.
Kebiasan istrinya yang selalu berteriak di pagi hari untuk untuk meminta bantuan saat memanggil anak kedua mereka untuk segera mendekat ke dapur adalah pemandangan teridah di keluarga Johnson.
Dulu saat Adam masih tinggal bersama dengan mereka, pagi hari mereka akan jauh lebih berisik dari pada saat ini. Adam selalu suka saat menggoda serta menjahili Elvira, adiknya itu akan langsung berteriak jika Adam tengah menggoda atau menjahilinya, membuat Belinda ikut berteriak di tengah teriakan yang keluar dari mulut Elvira.
Larry menghela napas. Tiba-tiba saja ia merasa begitu merindukan putra juga cucunya, sudah satu bulan mereka belum bertemu kembali.
Dirinya kembali memfokuskan pandangan matanya ke arah koran yang sedari tadi memang sedang ia baca sebelum Elvira datang, sambil menunggu istri dan anaknya menyiapkan makanan untuk mereka bertiga sarapan.
"Yang mana, Mom?" Tanya Elvira setelah masuk ke dapur.
Belinda menunjuk piring-piring yang sudah terisi, salah satunya adalah home fries. Home fries sendiri adalah olahan dari kentang yang di padukan dengan paprika serta irisan bawang.
Elvira meletakkan piring yang berisi home fries, telur serta sosis di meja makan, kemudian kembali melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambil roti panggang juga orange juice.
"Apa ada yang masih perlu El bantu, Mom?" Tanya Elvira lagi pada Belinda setelah selesai menyusun makanan mereka di meja makan.
"No, girl! Mom hanya tinggal menunggu kopi untuk Daddy selesai di buat. Duduklah, tunggu Mom sebentar lagi." Ujar Belinda.
Elvira mengangguk lalu berbalik dan duduk di sebelah kiri Larry.
Larry meletakkan korannya setelah Elvira duduk tepat di sampingnya lalu bertanya, "Darling, apakah hari ini kau lembur?"
"Tidak, Dad! Nona Aleyshia hari ini hanya memiliki satu pertemuan dan setelahnya aku bekerja di kantor." Ujar Elvira.
"Setelah selesai bekerja aku akan datang ke restoran untuk membantu mu, Dad." Lanjutnya lagi.
"Tidak perlu, Darling. Kau pasti sangat lelah, lagi pula di restoran ada banyak pegawai Dad yang membantu." Jawab Larry, ia sangat tahu pekerjaan anaknya sudah mulai sangat melelahkan. Apalagi saat ini putrinya sudah di angkat menjadi satu-satunya asisten pribadi dari anak Presdir Smith Group.
Sebelum menjadi sekretaris yang sekaligus merangkap menjadi asisten pribadi dari anak Presdir Smith Group itu, Elvira hanya lah seorang pegawai magang di Smith Group. Untuk sampai pada posisinya saat ini tidak mudah untuk Elvira. Ia harus melewati perjalanan yang begitu panjang, Elvira juga harus mengikuti banyaknya seleksi di Universitas tempatnya menimba ilmu.
University of Chicago tempatnya menimba ilmu adalah salah satu dari beberapa universitas di Amerika yang mendapat sumbangan dari Smith Group. Dan setiap tahunnya University of Chicago akan mengadakan seleksi untuk mahasiswa berprestasi yang berminat untuk bergabung di Smith Group.
Saat itu peminat untuk bergabung dengan Smith mencapai tiga ratus mahasiswa, dan di seleksi dengan sangat ketat serta transparan. Bahkan ada beberapa orang dari Smith Group yang datang langsung untuk mengawasi jalannya seleksi penerimaan pegawai magang di University of Chicago.
Seleksi itu di lakukan hampir satu minggu lamanya dan pada hari terakhir tersisa lima orang yang beruntung untuk mengikuti tes selanjutnya yang akan di laksanakan di kantor pusat Smith Group dan Elvira termasuk dalam lima orang beruntung tersebut.
Dan saat ke lima orang tersebut mengikuti ujian di Smith Group hanya ada dua orang yang akan terpilih dan satu diantara mereka berdua yang beruntung adalah Elvira. Elvira langsung di tempatkan di bagian perencanaan sedangkan yang satunya di tempatkan di bagian hubungan masyarakat.
Selama satu tahun dirinya berada di divisi perencanaan dengan ketekunan, kecerdasan serta kinerja yang sangat bagus yang di lakukan oleh Elvira. Ia ditunjuk oleh timnya untuk mewakili mereka mengikuti seleksi sebagai asisten dari sekretaris Presdir.
Setelah mengikuti ujian pemilihan untuk menjadi asisten sekretaris Presdir, dirinya adalah satu-satunya orang yang lolos ujian tersebut. Ia kemudian diangkat menjadi pegawai tetap yang sekaligus menjadi asisten sekretaris Presdir.
Lalu pada suatu hari saat anak satu-satunya dari pemilik Smith Group memutuskan ingin terjun dan fokus pada dunia bisnis, Arnold yang selaku Presdir dan pemilik Smith Group memilihnya secara langsung untuk menjadi pendamping putrinya yang akan menjadi pewaris dari kerajaan bisnis Smith Group. Arnold juga mengatakan jika ia memilih Elvira atas usulan dari putrinya juga karena kinerja yang selama ini Elvira lakukan.
Jika di hitung tepat saat ini Elvira sudah bekerja di Smith Group hampir selama enam tahun.
"El akan tetap datang, Dad! Lagi pula El sudah sangat lama tidak berkunjung ke sana." Ujarnya dengan keras kepala.
Larry ayahnya memiliki sebuah restoran masakan khas Amerika serta Steak. Restoran milik ayahnya tidak terlalu besar juga kecil yang terletak di sekitaran Midtown West.
Sedangkan Belinda ibunya juga mempunyai usaha toko bunga. Toko bunga milik ibunya terletak tidak terlalu jauh dari restoran milik ayahnya, toko bunga itu adalah hadiah dari ayahnya pada saat mereka merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke tujuh.
Ayahnya memberi ibunya sebuah toko bunga karena ayahnya sangat tahu jika istri yang sangat di cintai itu begitu menyukai sesuatu yang berhubungan dengan bunga. Dan saat merangkai bunga, bunga-bunga itu akan menjadi semakin cantik karena keterampilan yang dimiliki Belinda. Bahkan taman belakang rumah mereka penuh dengan tanamam bunga yang di tanam sendiri oleh Belinda.
Larry menghela napas, alasan yang ia berikan selalu saja tidak mempan untuk putrinya yang sedikit keras kepala itu. Dan dirinya tentu saja tidak akan bisa menolak keinginan putrinya yang ingin berkunjung ke restoran.
"Baiklah." Jawab Larry akhirnya dengan sangat pasrah.
Elvira tersenyum sangat lebar seperti senyum milik ibunya, ia mengecup pipi kiri Larry dan berkata dengan begitu bersemangat, "Thank you, Dad!"
Larry tersenyum lembut sambil membelai rambut Elvira.
"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya Belinda pada keduanya setelah sampai di ruang makan.
"El akan berkunjung ke restoran Dad setelah kembali dari kantor, Mom." Sahut Elvira.
"Apa hari ini kau tidak lembur, sayang?" Tanya Belinda sedikit cemas.
"Tidak, Mom!" Sahutnya sambil tersenyum lebar menampakkan lesung di kedua pipinya.
"Jemput Mom lebih dulu sebelum El ke restoran Dad, okey?" Ujar Belinda kembali.
"Okey, Mom!"
"Kalau begitu, ayo kita mulai sarapan." Ujar Larry.
Elvira dan Belinda mengangguk bersamaan lalu ketiganya mulai sibuk dengan sarapan mereka masing-masing. Tidak ada suara di ruang makan saat ketiganya sedang sibuk melahap makanan di piring mereka.
Setelah tiga puluh menit berlalu mereka bertiga telah menyelesaikan sarapan mereka dan Elvira langsung beranjak dari duduknya kemudian berpamitan pada Larry juga Belinda.
"Mom! Dad! El berangkat ke kantor!" Ujar Elvira sambil berlari kecil keluar dari ruang makan untuk menuju garasi.
"Berhati-hati lah, El!" Teriak Belinda dari ruang makan.
"Ya, Mom! Sampai jumpa!" Sahut Elvira sedikit berteriak.
Larry sendiri hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum mendengar teriakan yang bersahut-sahutan dari istri dan juga putrinya.
Elvira mengendarai mobil mungilnya menuju Smith Group, hampir empat puluh menit saat dirinya sampai di basement Smith Group untuk memarkirkan mobilnya.
Ia keluar dari mobilnya dan melangkahkan kakinya yang jenjang menuju lift yang letakknya tidak terlalu jauh dari tempatnya memarkirkan mobil, dan sangat kebetulan sekali saat dirinya sampai di depan pintu lift pintu lift itu langsung terbuka karena memang sebelum dirinya sampai di depan pintu sudah banyak pegawai Smith Group yang berdiri menunggu disana.
Elvira menghela napas lega saat dirinya masih mendapatkan sedikit ruang di dalam lift yang akan membawa mereka semua ke lantai di mana divisi mereka berada. Satu persatu orang keluar saat pintu lift terbuka di setiap lantai yang mereka tuju dan sedikit memberi kelonggaran untuk Elvira yang masih harus menunggu beberapa saat lagi untuk mencapai lantai dua puluh lima dimana ruangannya berada.
Tepat di lantai dua puluh lima lift kembali berdenting saat pintu lift benar-benar terbuka, Elvira langsung keluar dari lift dan melangkah menuju ruangannya.Sepanjang jalan yang di lalui, Elvira akan selalu menyapa orang-orang yang berpapasan dengannya.
Ia memasuki ruang kerjanya dan langsung duduk di kursinya sambil menyalakan komputer, setelah itu Elvira mulai memeriksa pekerjaan yang harus segara ia serahkan pada Aleyshia yang merupakan pimpinannya sekaligus wakil Presdir di Smith Group.
Elvira mengangkat pergelangan tangan kirinya untuk melihat waktu di jam yang ia kenakan.
Saat ini sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit, biasanya wakil Aleyshia akan sampai pada pukul delapan. Elvira beranjak dari kursinya dengan membawa file yang sudah ia teliti tadi sambil menunggu pimpinannya datang.
Ia keluar dari ruangannya lalu menuju depan ruangan wakil Presdir, ruangan wakil Presdir terletak tidak terlalu jauh dari ruangannya. Setelah hampir sepuluh menit menunggu pimpinannya terlihat sedang berjalan dengan Presdir sambil bergurau seperti biasanya.
"Presdir! Nona! Selamat pagi!" Sapa Elvira saat keduanya sudah sampai di depan ruangan Aleyshia.
"Pagi, El!" Sapa Aleyshia sedangkan sang Presdir mengangguk sambil tersenyum ke arahnya kemudian berlalu dari hadapan mereka berdua diikuti oleh Steven sekretaris sekaligus salah satu orang kepercayaan Arnold.
Elvira mengikuti Aleyshia masuk ke dalam ruangannya. Dan setelah melihat Aleyshia telah duduk dengan nyaman di kursinya, Elvira berdiri tepat di depan meja lalu meletakkan file yang tadi ia bawa.
"Nona, ini file yang harus Anda periksa." Ujar Elvira
"Dan pukul sembilan nanti kita ada pertemuan dengan pimpinan Muller Group, Nona." Lanjut Elvira untuk mengingatkan Aleyshia.
"Baik, El. Aku akan memeriksa file ini lebih dulu."
"Dan tiga puluh menit lagi kau boleh kembali ke ruangan ku lalu kita langsung berangkat ke Muller Group."
"Baik, Nona. Saya permisi dulu." Sahut Elvira, kemudian berlalu keluar dari ruangan Aleyshia dan menuju ruangannya sendiri untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan di perlukan pada pertemuan mereka nanti dengan pimpinan Muller Group.
