Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 10

Truk yang dikendarai Jonathan hampir tiba di gudang penyimpanan semua barang ilegal milik Baranov.

Sementara, sejak kepergian Jonathan dengan truk itu. Richard, juga ikut pergi melesat lebih cepat dan tiba di tempat favoritenya. Yaitu sebuah bangunan tinggi, dia mencari posisi ter-stategis untuknya melindungi Jonathan.

"Nathan, si keparat Baranov berencana menuju ke gudang penyimpanan, sepertinya dia akan memeriksa sendiri barang yang kau bawa," ujar Richard dari microphone kecil yang tersambung kepada earphone Jonathan.

Jonathan yang sedang terlihat serius mengendarai truk itupun menjawab informasi dari Richard.

"Baiklah... Kita lakukan rencana b," ujar Jonathan.

"What?! tanya Richard meyakinkan pendengarannya. Pria itu bahkan harus mengalihkan tatapannya dari lubang pengintai yang tertuju kepada Baranov. Jari tangan kanannya menekan bagian telinga yang terpasangi earphone, guna memperjelas pendengarannya.

"Ya... Rencana b. Apa kau tak mengetahui sebuah misi selalu ada rencana b?" tanya Jonathan setengah terkekeh.

"Kau sungguh seorang bajingan Nathan! Kemarin kau bilang, kau tak menyiapkan rencana b?" tanya Richard kesal.

"Aku hanya bilang tak ada rencana b untukmu. Bukan untukku. Untukku tentu ada rencana b. Aku tak ingin membuat Natasha menjadi janda, aku masih ingin hidup," ungkap Jonathan.

"Astagaa... Aku bersumpah akan menikahi Natasha, jika kau tertembak mati Nathan. Kenapa kau begitu menjengkelkan?!" tanya Richard ketus. Tak percaya sahabatnya begitu luar biasa brengsek.

"Sudahlah! Aku hampir tiba, aku berencana akan menerobos masuk merusak gerbang dan mengecoh beberapa penjaga. Lakukan tugasmu untuk melindungiku," ujar Jonathan.

"As you wish my bos!" jawab Richard.

"Oh ya... Satu lagi. Nyalahkan laser merahmu dan arahkan ke dada Baranov, saat aku mengucapkan kata kuncinya," pinta Jonathan lagi.

"Baiklah!" jawab Richard. Lalu terlihat Jonathan mulai muncul melalui penglihatan teropong milik Richard.

"It's show time...!" seru Richard dengan nada suara yang mengalun. Dia mulai mengeker satu persatu para pengawal yang berjaga di gudang milik Baranov. Jari-jarinya sudah mulai gatal untuk menarik pelatuk senjatanya.

"Tunggu dulu, apa kata kuncinya Nathan?" tanya Richard baru tersadar. Namun terlambat, terlihat Jonathan telah menerobos gerbang utama gudang penyimpanan barang ilegal milik Baranov.

Keadaan di bawah sana menjadi tampak kacau, Richard merasa tertantang untuk meluncurkan anak-anak pelurunya ke jantung para kurcaci yang berlari berusaha menghentikan truk yang dikendarai oleh Jonathan.

Beberapa pengawal yang belum tumbang, berusaha menembakkan peluru ke arah truk yang dikendarai Jonathan.

Jonathan terus menerobos tak tentu arah, hingga ke bagian dalam gudang penyimpanan itu. Beberapa pekerja gelap mulai berhamburan terkejut melihat kedatangan sebuah truk besar, ditambah beberapa tembakan nyasar meluncur bebas. Menambah ricuh suasana di sana.

Beberapa pekerja gelap mulai berjatuhan karena terkena tembakkan dari para penjaga gudang yang berusaha menghentikan Jonathan.

Teriak-teriakan mereka terdengar histeris, namun para penjaga di sana tak mempedulikan. Mereka tetap fokus mengarahkan pistol mereka kepada truk yang menerobos.

Hingga keadaan gudang telah ditinggalkan oleh para pekerja yang ketakutan. Namun bunyi tembakan masih terdengar menembaki truk yang masih ada Jonathan di dalamnya.

"Richard, bagaimana keadaan luar?" tanya Jonathan sambil mempersiapkan senjatanya.

"Clean! Tersisa Baranov dan Sergio serta beberapa pengawal pribadinya. Dan tiga orang yang masuk mengikuti truk-mu," jawab Richard. Pria itu juga tengah mempersiapkan senjata lainnya. Untuk bersiap mengarahkan sinar laser ke arah dada Baranov.

Jonathan melirik dari kaca spion, melihat tiga orang yang mendekat dengan senjata api diarahkan kepadanya.

"Richard, aku akan keluar," ujar Jonathan.

"Kau yakin? Beberapa pengawal Baranov mulai berdatangan lagi. Kau yakin bisa menanganinya?"

"Berapa orang?" tanya Jonathan.

"Ehm... Kurang lebih sepuluh atau mungkin lebih," jawab Richard.

"Berapa orang kemungkinan yang bisa kau tembak?" tanya lagi Jonathan.

"Aku akan sisakan lima orang untukmu, termasuk Baranov dan Sergio," jawab Richard.

"Baiklah... habisi sisanya. Aku harus keluar sekarang. Mereka sudah dekat," ujar Jonathan lalu keluar dengan kedua tangannya yang menembakkan senjata api kepada tiga orang yang menghampirinya. Masing-masing terkena tembakan di kaki dan dadanya.

Ketiganya tumbang begitu saja. Jonathan berjalan dengan santainya, keluar dari gudang yang sudah berantakan.

Beberapa pengawal dan komplotan anak buah dari Baranov, sudah membuat blokade. Para penembak itu dengan senjata apinya, yang diarahkan kepada Jonathan. Sigap berdiri di depan Jonathan.

Hal tersebut tak membuat Jonathan berhenti, dia malah semakin yakin dengan langkahnya. Semakin mendekat kepada Baranov yang berada di belakang tubuh Segio.

Beberapa tembakkan menghentikan langkah Jonathan. Namun saat Jonathan menatapnya tajam, para penembak tersebut langsung tumbang tanpa suara.

Jonathan menyeringai, semua mata tertuju pada pasukan yang tergeletak dengan darah keluar dari kepalanya.

"Jangan menembak! Dia mempunyai seorang sniper!" seru Sergio memperingati yang lain, tersisa tiga orang yang ada di depan Sergio.

Jonathan kembali menampilkan seringaiannya dan melanjutkan langkahnya untuk mendekati Baranov. Namun Sergio dengan sigap melindungi dan mengarahkan pistolnya kepada Jonathan.

Jonathan meluncurkan ketiga pelurunya tepat ke bagian dada ketiga penembak bodoh itu dengan mudahnya. Menyisakan Sergio dan Baranov.

"Kau sungguh tepat mempekerjakan Sergio tetap di sampingmu Baranov! dia memang yang paling tangguh sejauh ini," ujar Jonathan. Dia berdiri di hadapan Sergio yang mengacungkan senjata kepadanya.

"Tutup mulutmu Jonathan! Jika kau melangkah sekali lagi. Aku akan menembak kepalamu!" tukas Sergio.

"Lebih baik kau perhatikan apa yang bisa dilakukan seseorang yang berada jauh di belakangku," ujar Jonathan mengucapkan kata kuncinya.

"Itukah kata kuncinya? Dasar sialan!" gumam Richard dari kejauhan. Namun tetap melakukan tugasnya. Dengan menyenterkan titik laser merah ke arah dada Baranov.

"Sergio... Turunkan senjatamu," ujar Baranov berusaha tenang. Walau suaranya terdengar bergetar.

Dengan perlahan Sergio menurunkan senjatanya.

"Apa maumu? Bukankah aku sudah membiarkan wanitamu pergi bersamamu?! Aku bahkan tak mengganggu hidupmu lagi. Apa yang kau inginkan?" tanya Baranov.

"Sebenarnya bukan aku yang menginginkan sesuatu padamu. Tapi seorang wanita yang telah kau hancurkan, yang ingin meninggalkan pesan. Sebelum aku melenyapkanmu," ujar Jonathan santai, "tunggu sebentar," lanjutnya lalu mengambil sebuah kertas dari saku celananya.

"Aku bukanlah wanita pendendam. Tapi, jika seseorang telah memisahkanku dari pria tampan yang sangat aku cintai. Aku tak bisa hanya diam setelah terbebas.

Tolong... Buatlah semua orang yang telah memisahkanku denganmu itu menderita, seperti apayang aku deritakan selama ini.

Yang teristimewa,

-Natasha Pierce-

"Ya ampun Nathan! Kau sungguh payah dalam merangkai kata." terdengar cemoohan Richard dari earphone-nya. Jonathan yang kesal langsungmenekan earphone menghancurkannya hingga terdengar bunyi yang menyakitkan telinga Richard.

"Dasar brengsek! Kau dan si jalang itu sama saja bajingannya!" tukas Baranov. Jonathan semakin memanas saat seorang keparat seperti Baranov, berani mengucapkan wanitanya seperti itu. Lantas Jonathan langsung menembak tangan Sergio untuk menjatuhkan senjatanya, dan berlanjut menembak kaki Sergio. Hingga pria bertubuh besar itu teduduk di aspal sambil mengumpati Jonathan.

Jonathan melangkah maju mendekati Baranov, matanya menatap tajam Baranov yang berusaha membalas tatapannya. Tangan kiri Jonathan terarah mengacungkan senjata ke kepala Sergio, berusaha berjaga-jaga agar pengawal Baranov itu, tak bisa membalas perbuatannya.

"Jika kau mengatakan itu sekali lagi. Aku akan menghabisimu dengan tangan kosong!" tukas Jonathan menahan suara beratnya.

Pelu keringat mulai mengalir di kepala Baranov dan Sergio.

"Kau! Dan jalangmu—"

Dor!

Sebuah peluru menebus kepala Sergio begitu saja. Hal tersebut menghentikan ucapan Baranov yang tercekat dengan tangan Jonathan yang mengangkat Baranov melalui cekikan di leher.

Baranov berontak dan berhasil terlepas. Namun Jonathan terlihat murka. Dia memukul wajah Baranov cukup keras sampai tersungkur. Baranov berusaha berdiri, dan hendak membalas pukulan Jonathan.

Baranov berhasil membalas satu pukulan kepada Jonathan. Namun hal tersebut malah membuat Jonathan semakin menggila. Dia berjalan mendekati Baranov yang berjalan semakin ke belakang hendak menuju ke rumahnya.

Jonathan sengaja membiarkan Baranov merangkak ketakutan memasuki rumahnya yang terletak di belakang gudang yang sudah hancur itu.

Baranov mulai bangkit dan berlari memasuki halaman rumahnya. Jonathan mengejar, membuat Baranov semakin ketakutan.

Hingga keduanya sampai di dalam rumah. Baranov sengaja memancing Jonathan untuk masuk ke dalam rumahnya. Dia berniat melakukan negosiasi sekaligus mengindari penembak jitu yang berada di luar sana.

Keadaan menjadi adil dan imbang. Keduanya tak memiliki bantuan apapun. Napas Baranov terengah-engah, begitu juga Jonathan.

Saat ini mereka tengah berada di ruang utama rumah megah milik Baranov. Tatapan keduanya menyiratkan kebencian dan permusuhan yang telah lama tersimpan.

Dendam Baranov terhadap Jonathan yang sempat menculik dan menyembunyikan Natasha. Saat seharusnya sebuah kesepakatan bisnis mengantarkan Natasha kepada pembelinya. Membuat Baranov rugi dalam jumlah besar dan kehilangan kepercayaan bisnis dari beberapa pembelinya.

Berbeda dengan Jonathan yang menatap Baranov dengan kebencian yang memuncak. Terlintas dibenak Jonathan akan perpisahannya dengan Natasha waktu itu. Perpisahan yang direncanakan Baranov dengan mengancam Natasha akan menjebak Jonathan dan mencelakainya melalui pembunuhan berencana.

"Aku ingin membuat kesepakatan denganmu," bujuk Baranov. Pria licik itu mulai berusaha menenangkan dirinya, dengan berjalan menuju laci penyimpanan berkas. Jonathan tak menjawab. Matanya tetap menatap tajam Baranov yang mulai bergerak.

Baranov mengeluarkan beberapa berkas dan melemparkannya ke meja yang berada di hadapan Jonathan.

"Semua itu, data para pembeli Natasha selama setahun ini. Jika kau ingin... Kau boleh mengambilnya dan menghancurkan mereka semua," ujar Baranov.

Jonathan menatap sekilas berkas tersebut. Sedetik kemudian dia kembali menatap tajam Baranov.

"Tanpa kau berikan. Aku akan mengetahui semua itu. Dan lagi... Sebelum aku menghabisi mereka. Aku akan menghabisimu lebih dulu!" tukas Jonathan.

Baranov terkekeh sambil mengambil segelas minuman lalu meminumnya dalam sekali tenggak, dan dengan santaia, dia mengambil duduk di sofa single dengan sandaran yang tinggi.

"Kau yakin akan membunuhku lebih dulu? Apa kau tak ingin tau siapa orang sebenarnya yang memerintahkanku?" tanya Baranov tampak yakin jika Jonathan akan termakan omongannya. Baranov kembali menenggak minumannya. Dia merasa semakin haus saat meminum minumannya.

"Kau terlalu banyak bicara Baranov! Apa begitu caramu menyembunyikan ketakutanmu?" tanya Jonathan.

"Tidak! Aku bersungguh, kau akan terkejut jika tau siapa orang dibalik semua ini. Selama ini aku menertawakan semua ini. Namun aku yakin kau akan murka jika tau siapa orang tersebut," ujar Baranov.

"Aku tak perlu mengetahui itu semua dari mulut busukmu! Ngomong-ngomong... Apa kau tak tau apa yang telah aku masukkan ke dalam tenggorokkanmu?"

"Apa?!" tanya Baranov.

Jonathan mengangkat tangan kanannya, terdapat sebuah jarum suntik yang diselipkan di balik sarung tangan Jonathan. Dia menyuntikkannya tepat saat ia mencekik dan mengangkat Baranov saat di luar.

"Sebuah obat yang akan membuatmu mengalami dehidrasi tinggi. Semakin kau menenggak minumanmu, tenggorokkanmu akan semakin terbakar," ungkap Jonathan terkekeh.

"Kau! Bajingan tengik!" tukas Baranov mulai merasakan panas dibagian tenggorokkannya.

"Kau akan mendapat balasan dari saudaraku yang lain! Mereka akan mengetahui saat mayatku ditemukan!" ujar Baranov tercekat dan suaranya semakin menipis.

"Sayangnya... saat mereka menemukanmu. Kau sudah menjadi abu bersama rumahmu ini," ujar Jonathan.

"Kau!" Baranov tak dapat melanjutkan perkataannya, dirinya terlihat sengsara dengan menahan rasa panas ditenggorokkannya.

Jonathan dengan sengaja tak menembakkan senjatanya, demi membuat Baranov mengalami penderitaan sebelum menemui kematiannya.

Jonathan mengambil minuman Baranov dan menuangkannya ke sekeliling rumah. Lalu dia berdiri di depan pintu keluar sambil menatap tajam Baranov yang juga menatapnya.

"Selamat menikmati sisa hidupmu, bersama seluruh kesenanganmu Baranov! Aku pamit!" tukas Jonathan dan dengan sengaja menjatuhkan pematiknya. Meninggalkan jejaknya untuk memancing saudara Baranov yang lain agar keluar dari persembunyiannya.

Jonathan berjalan keluar dengan santainya. dan seperti biasa...

Richard sudah menunggunya dengan mobil hitam kesayangannya.

"Puas dengan hasil akhirnya?" tanya Richard begitu Jonathan memasuki mobil.

"Tentu... Biarkan dia merasakan panasnya api penderitaan Natasha," ujar Jonathan.

Richard terkekeh lalu mulai menjalankan mobilnya. Meninggalkan rumah yang mulai terbakar api yang semakin membesar menghanguskan semua penderitaan Natasha yang nyatanya masih membekas walau tak diperlihatkan oleh wanita itu.

**

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel