Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12

Dari sejak pagi aku sudah di suguhkan setumpukkan pekerjaan. Hingga siang menjelang, aku masih sibuk dengan pekerjaanku,,

Drrrt drrrtt

Nama myReno muncul dilayar hpku. Akupun segera mengangkatnya.

"Halo"

"......"

"Tapi aku masih banyak pekerjaan Ren"

"....."

"Ya maksudnya yank" 

"....."

"Ya sudah nanti pulangnya saja,, kita ketemu"

"......"

"Iya"

Aku mematikan sambungan telpon, dan kembali fokus dengan pekerjaanku.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, sudah waktunya pulang.

Akupun segera membereskan dokumen-dokumen di atas mejaku dan beranjak hendak melangkah tetapi tiba-tiba seseorang menarik tanganku membuatku terpekik kaget.

Siapa sih ini orang, main tarik-tarik saja, memangnya aku ini kambing apa ditarik-tarik.

Ternyata dia bosku yang super galak.

Kami sama-sama masuk kedalam lift.

"Bapak ini apa-apaan sih  main tarik-tarik saya, memangnya saya ini kambing apa ditarik-tarik" gerutuku dengan kesal.

Tetapi dia tidak bergeming dan terus memegang tanganku seakan takut aku akan pergi.

"Betah banget pa pegangin tangan saya" sindirku dan barulah dia menengok kearahku, baru sadar yah di sampingnya ada orang.

"Kamu tidak bisa diam yah, berisik sekali" ucapnya dengan datar

"Tapi kita mau kemana pak? Ini waktunya pulang, saya sudah ada janji dengan seseorang" ucapku

"Siapa? Reno kan?" ucapnya dengan sinis

Dia kenapa sih,,?

aneh sekali...

Adakan yang bisa memberitahuku, ada apa dengan bunglon ini?

"Iya tapi kita mau kemana pak?" tanyaku lagi

"Diamlah,, nanti juga kamu tau" ucapnya

"Kita kan gak ada meeting atau pertemuan diluar pa" ucapku lagi

"Ishhhh banyak sekali bicara" ucapnya terlihat kesal.

Yah, habis bibirku gatal kalau tidak berbicara. aiisshhh pak bos ini so misterius.

Dia kenapa sih? Tiba-tiba saja menarik tanganku, ditanya malah sewot.

Ting

Pintu lift akhirnya terbuka,, dia masih menarikku membuat para karyawan yang baru keluar dari lift khusus karyawan melihat kearah kami.

"Pak tolong lepaskan,, semua orang melihat kearah kita" aku sungguh malu sekali dengan berbagai tatapan mengarah kepadaku.

Saat kami akan sampai lobby, aku melihat Reno sedang berdiri di sana sambil menghubungi seseorang, sepertinya Reno sedang mencoba menghubungiku karena handphoneku terus berbunyi. Aku hendak mengangkat telpon dari Reno.

"Jangan diangkat" ucapnya tegas membuatku mengernyitkan keningku bingung,,

Ada apa dengannya?

Apa obatnya sudah habis?

Tapi tunggu deh, kok arah kami ke pantri sih...

"Pak, kok kesini sih?" tanyaku tetapi dia tidak menjawab

"Pa,, itu Reno sudah didepan. Aku harus menemuinya pa. Lepaskan tanganku" ucapku mulai kesal.

Maksudnya apa sih...

"Kamu pulang dengan saya" perintahnya penuh penekanan seakan tidak ingin dibantah

"Ta...tapi saya ada janji dengannya pa?" tanyaku heran

"Kita keluar lewat pintu pantry" ucapnya lagi tanpa menjawab pertanyaanku

"Lho kenapa pa? Tumben banget,, masa CEO harus keluar lewat pantry sih" tanyaku dan dia berhenti berjalan membuatku ikut berhenti.

Dia melihat kearahku dan berjalan mendekatiku, menghapus jarak di antara kita membuat jantungku berpacu dengan sangat cepat.

"Saya tidak mau kamu bertemu sama laki-laki itu" ucapnya penuh penekanan membuatku heran

"Dan jangan banyak bicara lagi,, rapatkan mulut bawelmu itu kalau tidak ingin saya sumbat" ucapnya tegas membuatku replek menutup mulutku dengan tangan kananku.

"Gadis penurut" ucapnya tersenyum dan melanjutkan perjalanannya

Kami melewati pantry membuat OB disana melihat heran dan kaget karena baru pertama kali ceonya melewati jalan ini. Bahkan karyawan biasapun tidak pernah melewati jalan ini.

Akhirnya kami sampai diparkiran dan dia membukakan pintu untukku tetapi saat aku hendak masuk ke dalam mobil.

"Keysa" panggil seseorang dan aku mengenal suara itu, itu adalah suara Reno

Aku berbalik kearahnya ternyata dia sudah berada dibelakangku. Membuatku tersenyum dan aku melirik kearah bosku, dia terlihat tegang dan terlihat rahangnya mengeras.

'Dia kenapa yah? Apa dia membenci Reno? Tetapi kenapa?'

"Sayang, aku telpon kamu berkali-kali tetapi gak diangkat" ucap Reno

"Maaf tadi gak kedengeran yank" ucapku ngeles

"Ya sudah kita pergi sekarang" ucapnya menarik tanganku tetapi belum sempat aku melangkah Felix memegang tanganku yang satunya lagi membuatku bingung.

"Dia bersamaku" ucap Felix dingin.

Reno melihat kearahnya dengan tatapan tajamnya,, keduanya saling bertatapan tajam seakan sedang perang laser melalui pandangan.

Aku harus apa? Suasana menjadi tegang seperti ini.

"Bukannya sudah waktunya pulang? Jadi anda sudah tidak ada urusan apa-apa lagi dengan calon istri saya bapak Felix yang terhormat" ucap Reno penuh penekanan.

Aku melihat Reno mulai kesal

"Kami ada janji dengan desainer buat fitting baju pengantin kami,," tambah Reno membuat Felix terdiam tetapi aku tidak bisa mengartikan eskpresi wajahnya yang datar

"Maafkan saya pa,, saya harus pergi" ucapku menengahi dan akhirnya Felix melepas pegangannya dan Reno langsung menarikku.

Aku kembali melihat ke arah Felix tetapi dia sudah masuk kedalam mobilnya.

Akupun masuk kedalam mobil Reno dan Renopun mulai menjalankan mobilnya.

"Aku tidak suka kamu terlalu deket sama bos kamu" ucap Reno tegas

"Aku kan sekretarisnya yank, lagian kita gak ada hubungan apa-apa hanya sebatas atasan dan bawahannya saja" ucapku

Tapi apa iya hanya sebatas bos dan bawahannya saja? Kita kan pernah berciuman malahan dia nyuri ciuman pertamaku

"Kenapa melamun?" tanya Reno membuatku tersadar dari lamunanku

"Agh tidak apa-apa yank" ucapku tersenyum

"Aku pengen kamu jangan dekat-dekat dengannya lagi kalau perlu kamu keluar saja dari sana" ucap Reno penuh penekanan

"Kamu kenapa ngatur-ngatur aku sih? Aku gak akan pernah keluar dari pekerjaanku. Ini keinginanku" ucapku lantang

"AKU CALON SUAMIMU KEYSA,, AKU GAK INGIN DIBANTAH. AKU GAK SUKA LIAT KAMU DEKAT DENGANNYA" bentak Reno

Pertama kalinya dia membentakku,, apa karena dia sudah berpaling ke Sanas jadi seenaknya dia bentak-bentak aku

"Maafkan aku sayang,, aku gak bermaksud ngebentak kamu. Aku cemburu, kamu dekat-dekat dengannya, aku gak mau kamu berpaling dariku" ucap Reno memegang tanganku

"Bukankah kamu juga dekat dengan Sanas" sindirku

"Sayang, bukankah aku sudah minta maaf tentang hal itu dan aku juga sudah menjelaskan semuanya padamu. Aku sungguh minta maaf" ucapnya dan aku hanya diam saja.

"Aku sungguh tidak mau kehilangan kamu, Key" ucap Reno seraya mencium tanganku

Apa benar yang dia ucapkan?

Haruskah aku mempercayainya?

***

Kamipun sampai dibutik,, kami berjalan bersama. Reno menautkan jemarinya ke jemariku.

Sebenarnya aku menikmati kebersamaan ini,, Reno memang seseorang yang aku cintai. Tetapi aku sudah terlanjur kecewa padanya,, perselingkuhannya dengan Sanas benar-benar membuatku terluka.

Kami masuk kedalam dan ternyata sudah ada Sanas disana,,

"Key" Sanas berjalan mendekatiku, aku tidak ingin melihatnya.

Sungguh hatiku sakit, mengingat kejadiam malam itu dimana mereka berdua...

Ah, sudahlah aku tak sanggup menjelaskannya. Itu terlalu menjijikan dan sangat menyakitiku.

"Apa maksudnya ini?" Tanyaku pada Reno

"Aku meminta Sanas datang untuk meminta maaf padamu, dia akan membantu kamu memilih gaun pengantin. Dia ingin menebus kesalahannya" ucap Reno

"iya Key, aku ingin menebus semua kesalahanku" ucapnya

"Baiklah" jawabku dan berlalu pergi memasuki butik sendirian.

Aku mulai mencoba memakai gaun pertamaku,, terlihat sangat pas dibadanku tapi aku kurang menyukainya karena telihat glamour.

Aku berjalan keluar dimana Sanas dan Reno menunggu.

Tetapi apa yang aku lihat,, mereka tidak menyadari kehadiranku, mereka terlihat bersitegang.

Ck,, acting yang buruk. Didepanku saja masih terlihat seperti itu,, benar-benar membuatku muak.

"Ekhem,,, kalian berbicara serius sekali sampe tidak menyadari kehadiranku" ucapku seraya membuang muka dan berhasil membuat keduanya menengok

Dan lihatlah ekspresi kaget kalian,,,

"Apa ada masalah? atau ada yang tidak terima disini?" Sindirku

"Aghh tidak sayang,, bukan apa-apa hanya ada sedikit masalah pekerjaan." Reno menghampiriku

"Maafkan aku yah sayang karena disaat fitting baju pengantin kita, aku masih sibuk dengan pekerjaanku" ucapnya membelai kepalaku dan mencium puncak kepalaku, aku melihat Sanas membuang wajahnya

Lebih tepatnya bukan masalah pekerjaan tetapi masalah kalian berdua,. Ck

Apa loe mencintai Reno, Sanas?

Gue sebenarnya masih tidak paham maksud kalian berdua mengkhianati gue.

" ya tidak apa-apa sayang,," aku memaksakan untuk tersenyum.

"Gimana gaun ini?" tanyaku

"Emmpzz" dia mengamatiku dari atas sampai bawah.

"Lumayan,, coba yang lain sayang" ucapnya

Bilang saja kalau kalian hanya ingin terus berduaan.

"Sanas menurut loe gaun ini gimana?" tanyaku padanya

"Ini terlalu glamour Key,," ucapnya tersenyum

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel