Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab2 Menjadi Kekasihku

Bab2 Menjadi Kekasihku

Suhu di ruangan tersebut terasa semakin panas.

Ketika rasa sakit tersebut menghantam, Mu Jingyan langsung tergeletak tak berdaya.

Rasa sakit tersebut membuat otaknya tidak dapat berpikir. Otaknya kosong seperti selembar kertas putih.

Karena sakit yang teramat sangat tersebut membuat Mu Jingyan jatuh pingsan pada akhirnya.

Di kota B terlihat sebuah mobil merah terparkir. Dengan bantuan pantulan cahaya bulan, dapat terlihat seorang wanita sedang duduk di dalamnya sambil menelepon.

“Apakah sudah mengerjakan sesuai dengan yang ku perintahkan?”

“Tenang saja nona Su. Semua sudah dikerjakan sesuai dengan perintahmu!”

“Ok. Besok akan ku transfer ke rekeningmu untuk sisa pembayarannya!”

Wanita tersebut menutup teleponnya. Terlihat senyum arogan dan licik dari sudut bibirnya yang berwarna merah merona.

“Mu Jingyan, kamu hanyalah anak yatim piatu menyedihkan yang diangkat oleh keluargaku. Berani-beraninya ingin kakak Xian dariku. Setelah hari ini, statusmu adalah seorang wanita yang telah ditiduri oleh lelaki tua hidung belang. Aku ingin lihat apakah kakak Xian masih akan menyukaimu! Enyahlah, Mu Jingyan! Song Xian adalah milikku dan hanya akan menjadi milikku!”

Setelah puas memaki dan menyumpahi, dia mengendarai mobil merahnya bernajak pergi.

……

Langit sangat cerah hari ini, namun Mu Jingyan tidur dengan sangat tidak nyenyak. Mimpi buruk terus muncul di dalam tidurnya. Rasa sakit itu sangat terasa sepanjang malam, tubuhnya terasa sangat lelah dan pegal.

Dia membuka matanya secara perlahan-lahan. Terasa sepasang tangan yang melingkar erat di pinggangnya.

Bayangan dan ingatan kegilaan tadi malam muncul di otaknya. Mu Jingyang mengepalkan tangannya dengan sangat erat. Tatapan matanya penuh dengan kebencian.

Su Mo, dia tidak menyangka wanita itu akan meracuninya dengan obat kemudian menjebaknya untuk sampai ke hotel. Su Mo benar-benar ingin menghancurkannya.

Sayangnya Mu Jingyan tidak jatuh ke dalam pelukan lelaki tua tersebut seperti yang diharapkan Su Mo.

Mu Jingyan teringat kenangan 3 tahun yang lalu. Kenangan yang sangat menyakitkan.

Sudut bibir Mu Jing yang terangkat, terlihat senyum dingin tatapan tajam dari matanya.

Tidak berapa setelah Mu Jing yan terbangun, Rong Mo pun terbangun. Dia membuka matanya dan terlihat Mu Jingyan di depan matanya.

Dia pagi ini tidak sama dengan tadi malam yang begitu mempesona dan bergairah.

Pagi ini yang terlihat adalah wajah dingin dan tatapan mematikan. Raut wajahnya terlihat sangat datar!

Rong Mo terbawa dalam lamunannya.

Mu Jingyan merasakan tatapan mata dari sudut matanya. Dia menolehkan kepalanya dan memandang Rong Mo. Tatapanya datar tanpa ada emosi. Dia dengan perlahan bangun dari tempat tidur tersebut.

Yang ada di dalam otak Mu Jingyan hanyalah pembalasan dendam. Tidak ada yang lebih penting daripada pembalasan dendam untuk saat ini.

Dia tidak perduli bahwa dia telah tidur dan memberikan keperawanannya kepada lelaki asing ini.

Rong Mo mengerutkan dahinya sambil menatap Mu Jingyan yang begitu dingin.

Rong Mo kebingungan. Tiba-tiba Rong Mo menggenggam tangan Mu Jingyan dan dengan dingin bertanya, “Mau kemana kamu?”

“Pulang!” jawab Mu Jingyang sambil menatap Rong Mo dengan dingin. Dia melepaskan genggaman Rong Mo dan beranjak pergi dari tempat tidur.

“Hah,” Mu Jingyan menghela napas karena tidak bisa berdiri dengan stabil akibat rasa sakit yang dirasa.

Mu Jingyan mengerutkan dahinya dan memaki lelaki tersebut di dalam hatinya.

Rong Mo melihat bekas-bekas yang dia tinggalkan di tubuh Mu Jingyan. Dia melihat wanita yang berada di depan matanya ini sama sekali tidak perduli dengan segala sesuatu yang terjadi kepada mereka tadi malam.

Rong Mo yang merasa tidak puas bertanya, “Kenapa? Setelah semua yang terjadi kamu ingin meninggalkanku begitu saja?”

Mu Jingyan mengenakan bajunya kemudian menatap Rong Mo. Dia harus mengakui bahwa Rong Mo adalah lelaki tertampan yang pernah dia temui.

Melepaskan kali pertamanya dengan lelaki seperti ini jauh lebih baik dibanding dengan lelaki yang dicarikan oleh Su Mo.

“Memangnya kamu mau apalagi?” Mu Jingyan berbalik bertanya.

Tatapan Rong Mo berubah serius. Mendengar pertaanyaan Mu Jingyan hati Rong Mo sangat kacau. Untuk pertama kalinya karena seorang perempuan, hatinya merasakan getaran seperti ini.

“Jadi kekasihku!”

“Maaf tuan, aku tidak tertarik!” jawab Mu Jingyan dengan senyum menyindir. Dia mengeluarkan uang dua ratus ribu dan meletakkannya di atas kasur kemudian beranjak keluar.

“Sampai jumpa. Eh tidak, kita tidak akan pernah berjumpa lagi!”

“Prang” suara pintu ditutup.

Mu Jingyang berjalan keluar dari hotel dan menatap langit yang cerah. Dia kembali mengingat kejadian 3 tahun yang lalu.

Pada saat itu, lelaki yang paling dicintainya dan sahabat terbaiknya sama-sama mengkhianati dirinya.

Lelaki yang dicintainya lebih memilih berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, sedangkan sahabat terbaiknya mengirimnya masuk ke dalam rumah sakit jiwa.

Di dalam rumah sakit, dia harus menahan rasa sakit karena alat yang dipasang dan obat-obatan yang terpaksa harus dia minum.

Setelah ssetahun pada akhirnya dia berhasil lolos dari rumah sakit tersebut, namun sayangnya dia dikejar.

Ketika pengejaran tersebut, mau tidak mau dia harus melompat ke laut. Tidak disangka ayah Su Mo menyelamatkannya, pada saat itu dia sudah kehilangan semua ingatannya.

3 tahun telah berlalu, akhirnya Mu Jingyan dapat mengingat kembali.

Qing Yunkai, Gong Siyu, aku tidak akan melepaskan kalian!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel