Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter empat

POV Sheva

Brengsek laki-laki itu dia sudah diperlakukan secara kasar dan tidak bernilai betapa dia tidak ada harga sama sekali di mata laki-laki itu. Christian sudah menghancurkan dirinya berkeping - keping sambil mengingat kejadian tadi matanya Sheva terus menangis .

Sheva berjalan sempoyongan menuju kamarnya menaiki tangga rumahnya sambil menangis dan dia membuka pintu kamarnya lalu membantingnya dengan keras

Bruuukk... bunyi bantingan pintu

Sheva berjalan ke arah kamar mandi nya lalu membuka shower kran nya dan langsung menjatuhkan dirinya dibawah pancuran air sambil menangis "apa lagi yang aku punya tidak ada lagi yang kubanggakan dari diriku, sekarang sudah hancur semuanya pria bastard itu sudah menghancurkan semuany" teriak Sheva sambil menggosok dirinya secara kasar yang dipenuhi bercak-bercak merah perbuatan pria bastard itu.

Sheva yang mulai lelah menangis langsung menyudahi kegiatannya dan segera memakai piyamanya kemudian keluar dari kamar mandi setelah itu Sheva langsung merebahkan dirinya diatas ranjangnya sambil menenangkan pikirannya.

Dia lari dari perjodohan yang dilakukan Kakeknya belum beberapa hari dirinya lari sudah terkena musibah, apakah ini karma dari Tuhan karena dia menjadi cucu pembangkang. Lelah karena berpikir Sheva pun memejamkan mata nya.

***

Disebuah lobby rumah sakit yang cukup mewah Fanny menunggu Sheva dari tadi untuk pulang bareng kerumah karena dari tadi ditelp handpone nya tidak aktif dan Fanny pun bertemu dengan suster Gabriela yang sedang sibuk melayani pasiennya.

"Permisi suster Gabriela, apakah anda melihat adik saya Dokter Sheva? karena saya hubungi dia dari tadi handphone nya tidak aktif " tanya Fanny sambil kebingungan

" owh Dokter Fanny , dokter Sheva tadi visite ke rumah pasien rawat jalan dok dan setelah itu supir yang mengantar pulang" ungkap suster Gabriela menjelasakan kepada fanny

pikiran Fanny pun kemana-mana mengingat Sheva sampai sekarang tidak ada kabar dari tadi "bagaimana ini?? jika terjadi apa-apa dengan Sheva apa yang akan dikatakan kepada tuan Billy" ungkap Fanny dalam hatinya sambil mengacak rambutnya yang panjang.

"baiklah suster gabriela saya akan pulang dulu dan mencari tahu apakah sheva sudah sampai rumah belum!!" kata fanny pergi meninggalkan suster gabriela

langkahan kaki fanny semakin cepat menuju parkiran mobilnya dia pun mengebut membawa mobilnya untuk sampai rumah dengan cepat, dia penasaran apa yang terjadi dengan sheva mengapa dia menonaktifkan handphone.

Lajuan mobil sedan audy bewarna biru yang dikendarai oleh fanny pun sampai didepan rumah nya dan fanny pun memparkir mobil itu, dia masuk kedalam mansion nya dan bertanya kepada bibi anneth " bik anneth apakah sheva sudah pulang??" tanya fanny kebinggungan

"sudah nona fanny sekarang dikamar sepertinya nona sheva sakit nona dia tidak keluar dari tadi dari kamarnya saya ketuk kamarnya pun tidak ada suara nya nona" ungkap bibi anneth

fanny membulatkan matanya mendengar ucapan bibi anneth " bibi punya kunci cadangan kamar sheva kan?? saya minta dan tolong dibuka ya saya mau lihat keadaan sheva" pinta fanny memaksa kepada bibi anneth

"ada nona mari saya bantu untuk membuka pintu kamar nona sheva"

sambil menunggu bibi anneth mengambil kunci cadangan kamar sheva, fanny menaiki tangga keatas untuk menuju kamar sheva sambil mengetuk kamar sheva

tok..tok ketukan pertama

tok..tok ketukan kedua

tok..tok ketukan terakhir pun tidak ada suara dalam

yang semakin membuat fanny gelisah sheva ada apa kenapa kamu mengunci diri sejak pulang visite dari rumah pasien

akhirnya bibi anneth pun datang membawa kunci cadangan kamar sheva lalu mereka membuka handle pintu kamar itu, fanny berjalan menuju ke tempat tidur sheva dan dia melihat gadis itu sedang tertidur pulas.

fanny pun memegang kening sheva dia memegang nya dengan punggung tangannya terasa hangat sepertinya sheva demam, "bi anneth tolong ambilkan air dingin untuk kompres sheva karena dia demam bik "

"baik nona fanny saya akan ambilkan "

fanny pun terduduk di pinggir ranjang itu sambil melihat tubuh gadis itu yang sedang sakit " kamu kenapa sheva?? kenapa kamu sakit?? bukan nya tadi pagi kamu baik-baik saja kan?? jangan sakit sheva" ungkap fanny sambil mencium kening sheva

"If you run into a wall, don't turn around and give up. Figure out how to climb it, go through it, or work around it." — Michael Jordan

(Jika kamu bertemu dinding, jangan berbalik dan menyerah. Cari tahu bagaimana memanjatnya, melewatinya, atau mengatasinya.)

POV Sheva

Pagi adalah pembuka hari yang seharusnya dibuka dengan gembira, ya . apa yang terjadi dipagi hari bisa dikatakan akan berpengaruh tentang apa yang dirasakan sepanjang hari

tapi tidak untuk pagi ini rasanya ingin mati saja dan lari dari orang-orang akan perasaan malu tentang diri ini, tentang apa yang terjadi mengapa harus terbangun pagi ini kenapa tidak tuhan ambil aku saja.

aku tidak ingin bangun lagi mengapa tuhan mengapa hidup ini kejam ?? apa salahku dan bagaimana aku harus berdiri hari ini, esok dan seterus nya? apakah aku masih pantas untuk menjalani hidup ini dengan apa yang terjadi denganku? Tuhan bantu aku berdiri bantu aku untuk bisa ikhlas menerima semua ini aku yakin tuhan bahwa tuhan tidak akan meninggalkan ku. aammen doaku dalam hati .

Cahaya matahari yang masuk keruangan bernuansa gold dan putih ini, Sheva yang masih berada dibawah selimut putihnya membuka mata nya dan melihat ke arah jendela kamarnya di depan ranjangnya dengan mata sembap akibat nangis semalaman dan aku pun bangun dari tempatt tidurku menuju kamar mandi untuk bersih-bersih dan bersiap-siap turun ke bawah untuk sarapan.

"aku harus kuat untuk hari ini,esok dan seterusnya apa yang terjadi akan kukubur dan kak fanny jangan sampai tahu apa yang terjadi denganku kemarin" ungkap sheva sambil berdandan di depan meja hiasnya hari ini dia bedandan cukup soft dengan memakai outfit dress bewarna hitam merk chanel dan memakai heels dengan warna senada juga dengan dress nya. dan sheva pun keluar dari kamar menuju ruang makan

ketika dia berjalan menuju keruang bawah ada yang memanggilnya dari belakang " sheva are you okey??" kata fanny sambil memandang adiknya sheva

"kak fanny, i'm okey mari kita sarapan bareng kak" sambil tersenyum sheva kepada fanny

sheva menutupi segalanya tentang kejadian yang terjadi dengannya dia tidak ingin Daddynya menyalahkan fanny dan fanny pun merasa bersalah karena tidak becus menjaga dirinya

mereka berdua pun melangkahkan kaki nya menuju ruang makan ,dan diruang makan pun bibi anneth sudah menyiapkan sarapan nasi goreng dan susu untuk kedua gadis itu.

"non sheva sudah sehat?? karena non sheva demam tinggi hingga selama empat hari nona tidak bangun" gerutu bibi anneth sambil cemas

"iya sheva, kakak sampai cemas melihat kamu demam tinggi kakak bingun mau bawa kamu kerumah sakit takutnya ayah kamu Tuan Billy tahu keadaan kamu makanya kakak cuma merawat kamu dirumah saja , maafkan kakak sheva "

aku sejenak melihat ke arah orang-orang ini dan disudut mataku tiba-tiba mengeluarkan butiran air mata betapa orang-orang ini sangat khawatir kepada ku,aku tidak terbangun selama empat hari mengapa tidur ku panjang sekali apakah aku kelelahan akibat kejadian itu.

kejadian yang tidak ingin aku ingat lagi ingin kukubur dalam-dalam dan aku berharap tuhan tidak mempertemukan aku lagi dengan pria bastard itu yang sudah membuat aku terpuruk, dan akhirnya aku harus melewati ini semua dan tidak boleh menyerah karena didepan ku banyak orang yang masih menyayangiku.

"Sheva mengapa menangis, Sheva masih sakit?? ungkap fanny mulai mendekati sheva dan merangkulnya

"Sheva baik-baik saja kak , sheva hanya merasa sedih karena sudah membuat kakak dan bibi anneth cemas akan kondisi sheva. kakak terima kasih " kata sheva sambil memeluk fanny

"nona ayo habiskan sarapan jangan ada tangisan pagi ini" teriak bibi anneth menyuruh kedua nona muda ini menghabiskan sarapan

***

POV Fanny

Sudah beberapa hari yang suram dan berhujan, wanita itu selalu mengunjungi gadis cantik yang masih tidur diatas ranjang itu memandang wajah nya yang masih pucat seperti memendam suatu permasalahan yang begitu besar dan dia tidak ingin berbagi masalahnya. Setiap pagi sebelum pergi ke rumah sakit untuk bertugas Fanny selalu menyempatkan mengunjungi Shvea di kamarnya untuk melihat kondisinya dan membersihkan sheva yang masih tertidur selama beberapa hari.

"Sheva bagun sayang jangan terlalu lama kamu istirahat , kakak tahu kamu sedang memendam perasaan yang tidak ingin kamu sampaikan kepada kakak" kata fanny sambil mencium puncak kepala sheva

"sejujurnya aku penasaran dengan apa yang terjadi dengan sheva ditambah lagi di sekujur tubuh sheva penuh dengan tanda kemerahan dan luka lebam apa yang terjadi dengan mu?? aku harus mencari tahu tentang ini walaupun sheva tidak ingin aku tahu tapi aku harus cari tahu semuanya. aku harus cari pria bajingan ini"

Fanny berjalan meninggalkan sheva dikamarnya dan menuju ruangan kerja nya disana sudah menunggu seorang pria berbadan besar ,tinggi memakai Pakaian jas lengkap bewarna hitam

"bagaimana kamu sudah mencari info tentang apa yang terjadi dengan nona sheva??" tanya fanny kepada pria itu

"sudah nona pada hari kejadian itu nona sheva visit ke rumah seorang pasien bernama Christian Jamie Dornan seorang pengusaha yang cukup terkenal di belanda dia pernah masuk di majalan Forbest sebagai pengusaha muda yang sukses dan Christian Jamie Dornan juga seorang mafia yang cukup terkenal dan cukup ditakuti . Beliau pernah dioperasi Medistra Hospital, beliau operasi pengangkatan hati dan usus buntunya nona Fanny" kata Pria ini kepada fanny

"owh pria bastard ini yang sudah melecehkan dan memperkosa sheva hingga membuat sheva depresi dan tidak sadarkan diri, aku mau kamu dan anak buahmu cari terus informasi nya dan ikuti pria ini. aku mau anak buah mu menjaga sheva"

"baik nona akan saya laksanakan tugas dari anda " lalu pria ini pergi meninggalkan fanny sendirian di ruangan nya .

Pagi ini melihatmu yang berjalan kearah ruangan makan membuat aku bahagia apalagi ketika aku memanggilmu dari belakang senyummu mulai menghiasi wajahmu lagi ketika beberapa hari ini hanya bisa melihat wajah pucat mu saja yang sedang tertidur. Terima kasih Tuhan sudah membuat Sheva bangun dan tersenyum lagi. gadis cantik di depan ku ini memang bukan adik kandungku tapi sejak melihatnya aku sangat menyayangi nya ditambah lagi ayahnya menitip dia agar aku menjaga nya seperti adikku. sheva tersenyumlah terus jangan ada lagi tangisan di wajahmu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel