Chapter Enam
Medistra Hospital
Lorong rumah sakit yang begitu sepi ini membuat hati Christian berdegup kencang bukan karena Christian ketakutan berjalan di lorong rumah sakit tapi karena dia akan bertemu lagi dengan perempuan itu perempuan yang sudah diperkosanya, perempuan yang sudah dia renggut paksa kesuciannya. Christian bersama haikal berjalan menuju ruang pendaftaran di rumah sakit itu, "selamat pagi pak ada yang bisa saya bantu??" Tanya perawat itu
"Saya haikal Fernando yang tadi menelepon untuk appoitment dengan dokter Sheva Anastasia"
" owh tunggu sebentar ya pak saya lihat di sistem dulu, owh ada apa pasien atas nama Christian Jamie Dornan ya pak" tanya perawat itu kepada haikal
" iya suster benar"
" baik pak sekarang bapak jalan lurus lalu belok keruangan praktek dokter Sheva" kata suster sambil memberikan berkas pendaftaran Christian kepada Haikal
"Baik suster, terima kasih" kata Haikal dan Christian meninggalkan suster itu menuju ruangan praktek Sheva
Sampai diruangan itu haikal dan Christian disambut oleh suster Gabriela " selamat pagi tuan ada yang bisa saya bantu"
" selamat pagi suster saya yang sudah bikin appoitment dengan dokter Sheva" ungkap Haikal sambil memberikan berkas pendaftaran tadi kepada suster Gabriela .
"Owhh iya untuk tuan Christian ya, baik tuan tunggu sebentar ya saya akan ke dalam ruangan dokter Sheva dulu"
Tok..tok (bunyi pintu dari luar)
"Iya silahkan masuk"
"Maaf dokter pasien nya sudah datang"
"Owh iya suruh masuk suster Gabriela" ungkap Sheva sambil tersenyum
" tuan Christian silahkan masuk , dokter Sheva sudah menunggu" kata suster Gabriela menunjukkan ruangan Sheva
Dengan senyuman nya yang bahagia Christian melangkah masuk ke ruangan berwarna putih itu ketika dia membuka pintu itu dan melihat dari jauh gadis yang dia inginkan.
" selamat pagi dokter cantik" ungkap Christian sambil menutup pintu dan mengunci nya
Bagaikan disambar petir di siang bolong Sheva mendengar suara itu lagi dengan mata membulat dia melihat Christian didalam ruangan nya dan berjalan menuju nya
" mau apa anda kesini?"
"Hai cantik, kamu jangan marah donk dengan pasien kamu kan hari ini jadwal ku chek up dengan mu"
Sambil berjalan menuju ke arah Sheva dan berhenti di depan Sheva Christian memegang tangan Sheva secara paksa " cantik aku rindu kamu" kata Christian berbicara di telinga Sheva sambil menggigit kecil telinga Sheva
"Kamu mau apa?? Ahhh tidak puas kamu dengan menghancurkan masa depan ku?" Bentak Sheva kepada Christian
"Sayang - sayang kamu itu jangan marah jadwal kamu hanya untuk chek kondisi ku saja , aku tidak akan macam-macam dengan mu cuma satu macam saja dengan mu" gerutu Christian yang melancarkan aksi nya kepada Sheva.
Kedua tangan Sheva di tahan satu tangan dengan tangan kiri Christian tangan lainnya mulai membuka resleting dress Sheva, Sheva yang mulai ketakutan dengan aksi Christian di ruangan nya dia mulai menangis
" tolong kamu jangan macam-macam disini aku tidak ingin malu tolong tuan Christian" pinta Sheva memohon kepada Christian sambil menangis
" wah hebat kamu ya sudah bisa bikin penawaran kepadaku, oke Sheva sayang aku tidak akan macam-macam dengan mu hari ini di ruangan mu ini! Tapi dengan satu syarat"
"Apa syarat nya dasar bastard anda"
" ehmmm ehmm gampang syarat itu, kamu harus melahirkan anak ku jika kamu tidak mau gampang kok video hot kita kemarin akan aku sebarkan bagaimana kamu mau? Dan hari ini diruangan ini aku akan melakukan lagi lagi dan lagi seperti kemarin"
"Jangan ku mohon jangan buat aku malu jangan dilakukan disini, aaaakku aaakku akan mengikuti persyaratan mu tapi kumohon lepaskan tangan anda tuan nanti ada yang melihat kita"
" ohoooo kamu memang gadis penurut sayang baiklah nanti sore aku jemput kamu pulang kerja dan kamu jangan lari dariku" ungkap Christian sambil melepaskan tangan Sheva
"Baiklah manis silahkan anda periksa kondisi saya sekarang saya sekarang"
Sheva melihat tangan nya yang memar gara-gara Christian memegang nya terlalu kuat, Sheva pun akhirnya memeriksa kondisi Christian dan memberikan beberapa obat dan vitamin untuk Christian.
"Keadaan anda sudah mulai membaik tuan Christian " kata Sheva sambil memberi resep kepada Christian
" baiklah dokter terima kasih, dan jangan lupa dokter nanti sore saya jemput"
Christian pun pergi meninggalkan Sheva keluar dari ruangan nya dan Sheva pun mulai panik dengan apa yang dia janjikan kepada Christian.
"Ya Tuhan aku ngomong apa sehingga aku mau menuruti keinginan nya untuk melahirkan anak nya? Kenapa Tuhan aku harus bertemu lagi dengan nya?" Bathin Sheva berkata sambil menangis didalam ruangan
Sheva yang tadi nya mulai percaya diri lagi sejak kejadian yang menimpanya tapi sekarang dia mulai goyah lagi karena bertemu lagi dengan Christian apa lagi dia harus bikin janji dengan Christian.
Bagaimana ini? Apa aku harus bilang dengan ayah? Atau kakek? Owhh tidak aku tidak bisa bilang kepada mereka bisa terjadi perang dunia antara mereka
Ya Tuhan bagaimana ini? Bantu aku ya Tuhan untuk bisa kuat
Sheva yang sedari tadi berbicara sendiri di depan kaca ruangannya dan dia tidak menyadari dibalik pintu ada yang melihat nya dari belakang nya
"Kenapa Sheva dia berbicara sendiri apa dia mulai sakit lagi??" Bathin Fanny berbicara
Fanny berjalan mendekati Sheva dan mengelus punggung Sheva "dek kamu tidak apa-apa?
Sheva yang membulatkan matanya terkejut melihat kedatangan fanny yang sudah di belakang nya.
"Kak Fanny sejak kapan di belakang? Bikin terkejut saja, aku baik-baik saja kak Fanny"
"Kak Fanny ada apa ke sini?Tidak ada pasien kak?"
" kakak kesini mau pamit dek, kakak ada seminar di Jerman selama 4 hari siang ini kakak berangkat kamu ditinggal tidak apa-apa kan dek?"
"Owh tidak apa apa kak, kakak disana hati-hati ya"
"Baik Sheva sampai disana kakak akan telepon Sheva" ungkap Fanny sambil memeluk Sheva dan meninggalkan Sheva
"Syukurlah kak Fanny pergi selama 4 hari jadi aku bisa menyelesaikan masalah ini dengan pria bastard itu " gerutu Sheva sambil mengepal tangannya memukul meja.
Sheva berjalan menyusuri koridor rumah sakit tepan di depan pintu masuk rumah sakit itu sheva melihat christian berdiri didepan mobilnya menunggu dirinya.
"Brengsek dia sudah ada didepan ternyata!" ungkap sheva dalam hati melihat kearah Christian
Christian memberikan tatapan yang begitu tajam kepada Sheva. tidak sekalipun Sheva melihat mata Christian karena dia ketakutan dengan Christian.
"Hai cantik, akhirnya kamu sudah keluar juga ya! mari kita pergi sekarang" Christian memegang tangan Sheva untuk masuk kedalam mobilnya
Deg.
Sheva memberanikan diri menoleh kesamping nya. Memakai Kemeja putih lengan pendek dipadu celana jeans gelap, Christian memang terlihat tampan tapi laki-laki ini pria bastard yang menghancurkan hidupnya.
ketika mata mereka saling bertemu, Sheva segera mengalihkan pandangannya ke samping enggan untuk menatapnya.
"kenapa kamu melihatku seperti itu, apakah kamu terpesona denganku sayang?" tanya Christian dengan tatapan yang masih mengarah kepada Sheva seorang.
Sheva yang sempat membuka mulutnya kembali menutup ketika Christian sudah terlebih dahulu menjawabnya
"Tentu saja kamu terpesona dengan ketampananku bukan!"
Christian mengulum senyum matanya tidak sedikitpun terlepas dari sheva, sambil menyetir mobilnya tangan kirinya tidak sedikitpun melepas genggaman tangannya ke tangan Sheva.
"jangan sentuh aku" ucap sheva sinis seraya menghalau tangan Christian dari tangannya
"Sheva.."
Teriak Christian sambil melihat Sheva yang sudah mulai ketakutan karena mendengar suara nyaring Christian
Christian menginjak pedal gas mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata menyusuri jalanan di pusat kota yang mulai lenggang.
30 menit kemudian mereka sampai di sebuah mansion perpaduan arsitektur antara gaya Eropa dan Asia membuat rumah ini tampak modern. dan mereka disambut dengan Kepala Pembantu Rumah tangga di mansion itu Bibi Hanna.
Hanna menoleh dan melihat wajah cantik nona yang disamping tuannya.
"Selamat datang tuan dan nona, Tuan butuh sesuatu??"
Christian tersenyum mendengar suara Hanna yang menyapa nya
"Hanna tolong antar dua minuman ke kamarku "
Sheva yang mendengar kata-kata Christian membulatkan matanya mendengar harus kekamar Christian
Sambil menaiki tangga dia baru sadar betapa besar rumah ini ,pilar-pilar besar di ruang tamu dengan warna serupa begitu menjulang. karena memperhatikan rumah ini sheva tidak bahwa dia sudah di dalam kamar dengan luas seperti hall.
"Ehmm.. mau apa kau membawa aku kesini? kalau kita mau berbicara bisa diruang tamumu"
"Sayang aku membawa mu kesini hanya untuk menangih janji mu, kamu ingat sayang??"
kali ini Sheva benar-benar ketakutan dengan janji yang dia buat dengan Christian.
Christian meraih punggung Sheva dan menariknya lebih dekat ketubuhnya. Christian merasakan tubuh gadis itu gemetar di dalam pelukannya.
"kamu jangan takut sayang" bisik Christian di sisi telinga Sheva. Christian mengeratkan pelukannya hingga aroma vanila segar tubuh sheva menyeruak masuk di hidungnnya
"Lepaskan aku tuan.." Sheva melepaskan diri dan memukul dada Christian
Christian berjalan menuju sebuah meja yang berada di sudut kamarnya mengambil berkas yang berada diatas meja itu dan diberikan kepada Sheva untuk di tandatangani
"tanda tangani ini aku tidak mau ada penolakan darimu!"
Sheva membuka berkas itu dan membaca Selembar kertas perjanjian yang mebuat dia harus menandatangani kertas itu
"mengapa aku harus hamil dan melahirkan anak mu? kan banyak diluar sana perempuan yang mau melahirkan anakmu?"
"ternyata kamu pintar sayang, pertanyaan yang bagus" kata christian berbisik di telinga Sheva
"aku mau keturunanku itu dari perempuan baik-baik, pintar, cantik dan tentu saja dari keturunan Johnson"
betapa kagetnya sheva mendengar christian menyebut nama keluarga nya
"bagaimana kamu tahu tentang nama itu, pasti kamu penguntit ku ya??"
"Sheva anastasia Johnson apa yang tidak aku bisa tahu tentang kamu sayang! dari proses pelarianmu sampai proses perubahan nama keluarga mu. apa yang aku tidak tahu tentangmu"
"Jadi bagaimana kamu sudah tanda tangani perjanjian itu atau video kita yang kemarin akan tersebar di dunia maia dan keluarga mu kan membuangmu karena putri tunggal keluarga Johnson mencemarkan nama baik mereka??"
Sheva pun yang mulai ketakutan dengan tekanan dari christian, dia mengambil pena yang berada disamping kertas itu untuk menandatangani perjanjian itu.
"sudah kutandatangani kertas ini berarti aku sudah boleh pulang sekarang" ungkap sheva sambil menghempas kan kertas itu dimeja
Tok.. Tok.. Tok
"permisi tuan saya mau antar air"kata Hanna masuk membawa air minum.
"baik bibi silakan masuk taruh disana airnya"
dengan kode tangan nya Christian menyuruh hanna keluar dari kamarnya.
"Ets kamu mau kemana kamu tidak bisa pulang dulu cantik kamu lupa dengan isi perjanjian itu?"
Christian mulai mendekati Sheva dikecupnya dengan pelan kedua mata sayu Sheva secara bergantian. ciuman Christian merembet turun hingga bibirnya menempel sempurna pada bibir ranum milik sheva. Christian mencium dan menggigit bibir bawah Sheva yang selama ini menggoda nafsunya.
Sheva merasakan tubuhnya terangkat. Christian menggendongnya ke depan dan membawanya menuju ranjangnya. Ciumannya tak sedikitpun terlepas sampai Sheva kesulitan untuk mengatur nafas.
"Tuuu-aaan.." Sheva memalingkan wajah, mencoba melepaskan ciuman Christian di bibirnya
Lagi-lagi Christian hanya mengulum senyum ringan dan membaringkan tubuh Sheva dan kembali mengendus hangat aroma segar tubuh Sheva.
"Toooloong Tuuuu-aann jangan buat seperti ini" Sheva mengelak sambil menangis namun Christian terlalu kuat bertahan di sisi samping lehernya
Sheva terkejut ketika Christian tidak hanya menggunakan bibir, namun tangannya ikut aktif menjamah tubuh sensitif Sheva.
Sheva menggigit bibir begitu Christian meremas payudaranya, "Tuuu-aaan tolong jangan lakukan"
Sheva seperti tersengat listrik ketika tangan besar milik Christian masuk melewati pakaiannya, lalu kembali menangkup payudaranya yang bulat
"Tuuuannn sudahhh!!" Sheva mendorong tangan Christian agar keluar dari dalam pakaiannya
"Tolong tuan jangan seperti ini tuan sudah cukup anda melecehkan saya tuan, saya ingin pulang tuan..."
Christian tersenyum melihat ekspresi di wajah sheva saat ini. entah kenapa Christian begitu puas melihat Sheva ketakutan seperti ini. Sheva terlihat lebih menggairahkan dan menggoda. bibir merah muda miliknya benar-benar membuat Christian gila.
"Relax, My Princess" Ditatapnya wajah cantik Sheva dengan lekat sebelum akhirnya ia mencium kedua pipi Sheva denganlembut secara bergantian. Cukup lama sampai akhirnya Christian menurunkan ciuman ke sudut bibir Sheva.
Setelah cukup lama bermain, Christian akhirnya mencium bibir Sheva yang berhasil menaikkan seluruh libidonya. lidahnya menyusup lebih jauh seolah mengabsen gigi Sheva satu per satu.
Christian semakin bergairah. Kemudian dengan sebelah tangannya yang lain , ia mengusap rambut panjang Sheva lalu menarik tengkuknya untuk memperdalam ciuman mereka.
"Mmmmmpph..." Sheva menggeliat dan berusaha menahan tangan Christian, namun sekali lagi pria itu jauh lebih kuat darinya. Sheva memejamkan matanya saat pria itu menyelipkan jarinya di antara kedua pahanya dan terus naik menekan area kewanitaannya dengan sangat perlahan. Sheva menggeliat semakin keras bersamaan dengan menipisnya jumlah okisgen di paru-parunya. barulah Christian menyudahi ciuman tersebut.
Christian bisa melihat kalau sekarang bibir Sheva semakin merekah dan edikit membengkak akibat ulahnya.
"kau sangat cantik, sayang" Christian sangat memuja kecantikan Sheva
"baiklah kita sudahi permainan kita hari ini ya sayang, kita lanjut lagi nanti"Christian tersenyum puas dengan ulahnya kepada sheva akhirnya dia bisa memiliki sheva.
