Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 7

Cinta mengerjapkan kedua matanya, ia melihat sekeliling dan berusaha mengumpulkan kesadarannya kembali. ia bangkit duduk bersandar di ranjang, melihat samping ranjangnya kosong.

Seketika ia teringat akan kejadian tadi malam, wajahnya berubah menjadi memanas kala teringat dirinya melewati malam, yang begitu menggairahkan bersama pemilik perusahaan di tempatnya bekerja.

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sosok Vino yang baru selesai mandi. hanya handuk yang melilit di tubuhnya di bagian pinggang ke bawah.

Dan hal itu sukses membuat Cinta meneguk air liurnya, bagaimana tidak? penampilan Vino sekarang ini benar-benar sangat menggoda.

"Awas air liurmu menetes." ejek Vino yang melihat Cinta menganga dan memandang kagum tubuhnya.

Cinta mencibikkan bibirnya kesal melihat Vino, sedang pria itu tersenyum karena berhasil menggoda wanitanya.

Ah dengan mengucapkan kata wanitanya saja membuat hati Vino menghangat, yang berarti Cinta adalah miliknya!

Cinta berteriak saat Vino membuka handuknya hendak memakai pakaiannya, sontak Cinta menutup wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.

"Kenapa kau berteriak? ckck, seperti gadis perawan saja!" cibir Vino melihat reaksi berlebihan Cinta.

Cinta yang mendengar itu pun menurunkan tangannya, namun kembali cepat memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kau gila!" umpatnya memaki Vino.

Vino mengerutkan dahinya mendengar ucapan Cinta. "aku? gila kenapa?"

"Tidak seharusnya kau memakai pakaian di hadapan seorang wanita Tuan Vino yang terhormat." ucap Cinta kesal.

"Oh jadi karena itu kau memalingkan wajahmu? haha, kau lucu sekali!" kata Vino merasa geli mendengarnya.

Cinta menyipitkan matanya menatap Vino. "pertama, kau itu sudah tidak perawan. kedua, kau itu juga tampak seperti gadis liar yang sudah berpengalaman di ranjang. ketiga...," ucapan Vino terhenti karena Cinta mengangkat sebelah tangannya.

"Cukup, tidak usah di lanjutkan."

"Kenapa? apakah ada sesuatu yang kau rahasiakan?" tanya Vino dengan sebelah alisnya terangkat.

"Berapa kali harus ku katakan tuan Vino, apa pentingnya bagimu untuk tahu tentang diriku dan rahasiaku." tanya Cinta penasaran.

"Kau ingin tahu kenapa?" Cinta mengangguk.

"Karena kau itu milikku!" ucap Vino mantap.

Cinta mengedipkan matanya berulang kali, kata-kata Vino yang mengatakan dirinya milik lelaki itu, terasa begitu merinding menjalar di seluruh tubuhnya.

"Jangan bercanda Tuan Vino!"

"Aku tidak bercanda, karena memang kenyataannya kau itu milikku!"

"Aissshh, terserah apa katamu Tuan, sekarang aku ingin pulang!" Cinta hendak bangkit dari ranjang, namun kalah cepat dengan Vino yang kembali menindih tubuhnya.

"AAAAAAAAAAAAAA!" pekik Cinta kaget karena Vino mendorongnya kasar ke ranjang.

"Mau kemana hem? disini rumahmu sekarang."

"Lepas!" Cinta terus saja berontak.

Vino dengan sigap memegang kedua tangan Cinta, dan menyeringai melihat Cinta seperti cacing kepanasan.

"Kau ingin kita mengulangi seperti tadi malam?" ucap Vino.

Cinta menggeleng kuat. "brengsek kau!" umpat Cinta akhirnya karena kesabarannya habis.

"Wah wah, ternyata mulutmu ini berani memaki bosnya sendiri." ejek Vino.

"Bos seperti dirimu tidak pantas untuk di hormati, kau ini pria cabul yang gila, aku menyesal bekerja di perusahaanmu kalau tahu jadi begini! apa kau dengar hah?!" keluar semua kekesalan yang di pendam Cinta.

Sementara Vino yang mendengar tertawa nyaring, membuat Cinta sangat muak melihatnya, entah apa yang begitu lucu baginya.

"Aku tidak menyangka sebegitu cintanya kau padaku." mata Cinta melotot sempurna.

Hell, siapa yang mengatakan cinta padanya? ah dasar gila, tenggelam saja kau di rawa, eh laut.

Cinta menyerah, ia diam tidak berontak seperti tadi, hal itu pun membuat Vino menyipitkan matanya heran.

"Kenapa diam?" tanyanya.

"Percuma saja jika aku terus berontak kan? kau juga tidak akan menuruti keinginan ku." jawab Cinta kesal.

"Nah baguslah, jadilah gadis penurut mengerti!" Cinta mendengus mendengarnya.

Vino melepaskan kedua tangan Cinta, ia bangkit dan langsung memakai boxernya. Cinta baru tersadar jika pria itu masih telanjang sedari tadi, ia pun juga sama seperti keadaan Vino di balik selimut tebal itu.

"Mandilah, lalu kita sarapan bersama!" ucap Vino yang sudah selesai memakai pakaiannya.

Setelahnya ia keluar memberi ruang untuk Cinta membersihkan tubuhnya, Cinta pun langsung saja masuk ke dalam kamar mandi, dan memulai ritual mandinya.

Cinta keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang melilit tubuhnya dari dada sampai paha. ia memungut gaun yang tadi malam ia pakai, seketika pipinya kembali memanas melihat betapa berantakannya kamar ini.

"Ckck, aku tidak bisa memakai ini lagi." ucapnya lesu karena sebagian gaunnya sobek.

Pintu kembali terbuka menampilkan Vino yang masuk ke kamar, otomatis Cinta langsung menutupi bagian batas tubuhnya.

"Kau ingin menggoda ku?" Vino berjalan ke arah lemari pakaian yang sebelahnya.

"Ini pakailah!" perintahnya.

"Ini baju siapa?" tanya Cinta begitu melihat baju terusan berwarna hitam.

"Punya sepupu ku, jangan cemburu." Cinta berekspresi mual mendengar kata cemburu.

"Kenapa dengan ekspresi mu itu?"

"Tidak ada," jawabnya. "Ya sudah, ku mohon keluarlah, aku mau memakai baju." lanjut Cinta lagi mengusir Vino.

"Tinggal pakai saja, kenapa mengusir ku?" Cinta menghembuskan nafasnya lelah.

Dengan cepat ia masuk ke kamar mandi, dengan menghentak-hentakan kakinya kesal. ingin rasanya Cinta menjambak, mencakar, bahkan memukul kepala pria itu yang kenyataannya adalah bosnya di kantor.

"Pria sialan!" makinya setelah menutup pintu kamar mandi.

Vino hanya terkikik melihat Cinta yang kesal padanya, entah kenapa menganggu wanita itu menjadi hobinya sekarang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel