8. Kiano Terbuka pada Cassie
Kiano akhirnya berterus terang pada Cassie, kenapa dia perhatian pada Cassie. Kiano merasakan beratnya tanggung jawab Cassie sebagai tulang punggung keluarga, karena dia sudah melewati apa yang sedang di hadapi Cassie.
"Sebelum screen test, kita ngobrol sebentar, gak apa-apa ya? Supaya kamu gak salah faham." ucap Kiano yang duduk di kursi kerjanya.
Cassie menyimak pembicaraan Kiano, dari bangku yang ada di depan meja kerja Kiano, "gak apa-apa pak, saya siap mendengarkan." jawab Cassie
"Kita ini senasib Cassie, sama-sama sedang merawat ibu. Ibu saya kena stroke sejak pisah sama ayah saya, saya juga tulang punggung keluarga." cerita Kiano
"Sudah berapa tahun pak?" tanya Cassie
"Hampir lima tahun, sejak ayah saya Nikah lagi. Itulah makanya saya sampai sekarang belum nikah." sambung Kiano
Kiano menghentikan sejenak ceritanya, dia menengadahkan wajahnya kelangit-langit ruang kerjanya. Kiano tidak ingin Cassie tahu kalau dia hampir menjatuhkan airmata.
Dengan mata yang sedikit basah, dia melanjutkan ceritanya, "ayah saya konglomerat Cassie, sangat kaya, tapi ibu saya ditinggalkan dalam keadaan susah, kami hidup masing-masing."
Kiano kembali menghentikan ceritanya, dia menyeka airmatanya dengan tisu, "maaf Cassie, saya terlalu melow ya? Saya gak kuat meneruskan cerita ini. Kerja keras saya membangun usaha ini, demi ibu saya Cassie. Saya dan ibu saya mualaf sejak empat tahun lalu, abang saya ikut agama ayah saya."
Cassie menangkap maksud dari cerita Kiano, dia ingin mencontohkan bagaimana perjuangan seorang anak untuk merawat ibunya. Cassie bersyukur bisa diberi kesempatan Allah untuk merawat ibunya.
Kiano berpesan pada Cassie, "curahkanlah segenap jiwa kamu demi ibu kamu, In Sha Allah semua urusan kamu dimudahkan Allah, itulah makanya saya bela-belain agar kamu bisa urusan ibu kamu dengan baik."
"Saya benar-benar terharu dengan cerita bapak, makanya semua yang saya lakukan, demi ibu dan adik-adik saya pak." jelas Cassie
"Demi ibu kamu, saya akan bantu kamu semampu saya Cassie, tekunlah bekerja, cuma itu cara kamu membalas kebaikan saya, tidak ada pamrih yang lainnya Cassie."
Kiano dan Cassie menuju keruangan casting, kedatangan Kiano dan Cassie menjadi pusat perhatian, Cassie dianggap sangat beruntung, karena mendapatkan perhatian yang lebih dari Kiano.
Cassie sendiri tetap pada pendiriannya, perhatian Kiano terhadapnya adalah perhatian biasa, soal kemanusiaan bukan yang lainnya.
Semua proses screen test hari itu berjalan sesuai dengan rencana, Katrina pun tidak banyak tingkah. Meskipun kecemburuannya pada Cassie, semakin meniadi. Sudah lama Katrina ingin mendapatkan perhatian Kiano, tapi Kiano bersikap biasa saja pada Katrina.
Semua yang terlibat produksi, semakin simpati pada Cassie, karena Cassie memperlihatkan dedikasi yang tinggi saat screen test berlangsung. Dia selalu fokus pada peranannya, tidak banyak bercanda selama proses screen test.
Banyak kekaguman Kiano terhadap Cassie, hanya saja dia tidak ingin memperlihatkannya. Dia tidak ingin ada anggapan kalau dia suka sama Cassie. Kekaguman pada Cassie, adalah kekaguman yang biasa, bukanlah atas dasar perasaan cinta.
Sebaliknya, Cassie mengagumi Kiano karena Akhlaknya, dan budi baiknya. Kiano bagi Cassie tidak seperti laki-laki pada umumnya, yang senang memanfaakan kesempatan, sementara Kiano tidak seperti itu.
Cassie menganggap perasaan sukanya pada Kiano, jauh panggang dari api, karena kelas sosial mereka sangat berbeda. Kiano ingin mengangkat kelas sosial Cassie, agar lebih baik, agar antara dia dan Cassie tak lagi berjarak.
Perbedaan kelas sosial inilah yang dianggap Kiano tidak pantas dekat dengan Cassie, karena pandangan orang lain terhadap Kiano terlalu tinggi. Sementara Kiano sendiri menganggap dirinya orang biasa-biasa saja.
Kadang perasaan cinta hadir dikarenakan adanya latar belakang rasa yang sama, menghadapi peristiwa yang sama. Kesamaan berbagai kondisi yang dihadapi menimbulkan benih-benih cinta.
Setelah selesai screen test, Kiano minta temani Cassie makan malam di ruangan kerjanya, Cassie tidak sendirian, dia ditemani oleh Jois make up artis. Kiano mengajak Jois juga karena berbagai pertimbangan,
"Mak Jois, yey masih punya ibu gak?" tanya Kiano. "Kalau saya sama Cassie ini senasib, sama-sama masih ngurus ibu." lanjut Kiano
"Masak sih boss!!? Kok bisa sama gitu ya, cucok be'eng yes?" ucap Jois
"Mbak Jois ngomong apa sih? Kok aku gak ngerti?" tanya Cassie
"Maksud eike, yey sama boss itu cucok, sama-sama ngerawat ibu, kalau eike udah gak punya ibu boss, Bapak juga udah gak ada, jadi eike anak yatim piatu boss." kelakar Jois
Kiano dan Cassie tertawa terpingkal-pingkal mendengar dan melihat cara dan gaya bicara Jois, yang sangat khas, dan hanya kalangan dia yang mengerti, apa yang dikatakannya.
"Boss tumben nih ajak eike makan bareng, ada angin apa nih boss?" tanya Jois
"Yah.. sekedar silaturahmi aja mak, soalnya kalau saya makan cuma berdua Cassie, ntar yey cemburu sama Cassie." canda Kiano
"Masak sih boss eike cemburu sama orang cantik kayak gini? Jauh deh dese sama eike boss, emangnya eike Katrina?" Jois membalas canda Kiano
Adanya Jois diantara Kiano dan Cassie mencairkan suasana, Cassie terkesan sangat pasif, karena dia masih kurang pede berada dalam pergaulan jelas Kiano. Padahal Kiano sudah berusaha untuk tidak merasa lebih tinggi kelas sosialnya dibandingkan Cassie.
"Jois, yey harus ajak Cassie sering bercanda, biar dia tidak selalu serius," ujar Kiano
"Emang saya terlalu serius ya pak? Terus gimana dong biar saya bisa ikut bercanda pak?" tanya Cassie
"Ya nimbrung aja, meskipun belum lucu candaan kamu Cassie."
"Yey harus kursus sama eike Cassie, tapi hati-hati, ntar yey ketawa melulu jadinya.." timpal Jois
Selesai makan, Kiano kembali melanjutkan cerita tentang ibunya, lagi-lagi dia menekankan pada Cassie untuk yakin dan serius dalam merawat ibunya,
"Cassie.. saya itu punya kakak laki-laki, tapi dia tidak terlalu peduli sama ibu, makanya saya sendiri yang urus ibu, sambil tetap menjalankan usaha."
"Tapi kan Papa boss tetap subsidi dong?" tanya Jois
"Kalau di subsidi sih saya gak pusing Jois, saya bangun usaha ini sipatnya pinjaman Jois, bukan di kasih cuma-cuma, begitu udah besar usahanya, baru Papa saya tanam modal."
"Jadi Bapak tanggung sendiri semuanya?" tanya Cassie
"Ya begitulah, makanya saya tahu kesulitan kamu Cassie, dan akhirnya saya mau bantu kamu. Karena saya merasakan gimana harus merawat ibu yang sedang sakit.
Jois yang sudah lama kerja sama Kiano, baru tahu sejarah hidup Kiano, dan baru dengar seperti apa perjuangan Kiano membesarkan perusahaan itu. Jois juga baru tahu kalau Kiano seorang Mualaf.
Tujuan Kiano menceritakan hal itu pada Cassie, untuk memotivasinya, agar terus semangat dalam berakting, dan juga fokus dan serius merawat ibu yang sedang sakit.
Benarkah Kiano terbuka pada Cassie semata karena ingin memotivasi Cassie?
Bersambung..
