Pustaka
Bahasa Indonesia

Me You And The Baby

27.0K · Tamat
A L F I C T
32
Bab
2.0K
View
7.0
Rating

Ringkasan

Ini adalah lanjutan dari Being Ugly Its Not Easy

Pengembara WaktuSupernaturalFantasiGAYRomansaPernikahanKeluargaCLBK

Bab 1 Prolog

Jadi seorang yang bertitel single parents nggaklah mudah. Apalagi saat ini usia gue masihlah terbilang muda, 19 tahun. Semua orang yang melihat gue membawa seorang anak kecil yang mana anak itu adalah anak gue yang umurnya udah masuk 2 tahun, pasti selalu bertanya kemana Ibu anak itu. Dan bertanya kenapa gue hanya mengurusnya sendiri akhir-akhir ini setelah Ayah asuh gue menutup usianya saat Trina memasuki usia satu tahunnya.

Semua orang mulai menceritakan tentang gue, yang mulai gue adalah anak pungut dan memiliki riwayat nikah muda lalu bercerai hingga mengisahkan gue yang harus membesarkan anak gue sendirian.

Gue nggak masalah. Selama mereka nggak menyakiti secara fisik sama gue maupun Trina, gue bisa menerimanya. Lagipula yang mereka ucapin nggak ada benarnya. Gue belum nikah, seinget gue sih. Dan Trina nggak butuh seorang Ibu, karena Ibunya adalah gue. Gue yang melahirkan dia melalui cara sesar 2 tahun yang lalu.

Gue juga bingung dan nggak inget bagaimana bisa gue hamil sementara gue sendiri adalah seorang pria tulen yang memiliki otong dan tentu saja sperma yang bisa menghasilkan anak. Bukan seorang cewek yang mengandungnya. Entahlah, nggak ada yang bisa jelasin gimana keadaan gue waktu itu. Yang gue tau, gue mengidap amnesia dan nggak ada petunjuk apapun tentang asal usul gue kecuali sebuah nama dan fakta tentang gue yang hamil anak orang yang namanya berawalan huruf L.

Udah dua tahun ini juga gue masih berusaha untuk mencari orang yang berawalan huruf L itu. Tapi sampai sekarang pun gue masih belum menemukannya. Mereka bakal bilang gue gila, homo dan kata-kata menyakitkan saat gue menjelaskan situasi yang gue alami.

Gue kembali berfikir kalau mungkin gue mengandung anak dari seorang wanita. Tapi sepertinya itu nggak mungkin, seorang anak lahir dari cairan sperma seorang pria. Jadi sudah jelas kalau gue mengandung anak dari cowok yang nggak gue inget siapa dia.

Tapi udahlah. Gue sekarang nggak terlalu mementingkan hal itu. Apalagi saat Ayah meninggalkan gue sama Trina. Usaha gue untuk mencari Ayah kandung Trina pun semakin menipis dengan sibuknya gue yang mengurus bisnis peninggalan Ayah yang dititipkan kepada gue. Jadi, nggak ada waktu lagi buat gue untuk sibuk mencari keberadaan Ayah kandung Trina.

"Kak! Ada pesanan dari SMA seberang, kak!" teriak salah satu pegawai gue.

Gue yang lagi bermain bersama Trina menoleh dan tersenyum ke arahnya.

"Oke! Kamu siapin aja ya, nanti biar aku aja yang nganterin!" bales gue, dan kemudian dia mengangguk lalu berbalik untuk mengerjakan tugasnya seperti biasa.

Restoran yang di titipkan Ayah bukanlah restoran besar yang mewah. Namun restoran ini hanyalah restoran sederhana dan hanya mengandalkan satu jenis makanan yang di sediakan di tempat ini. Yaitu ayam goreng.

Ya, restoran yang gue lanjutkan dari Ayah asuh gue hanyalah restoran ayam biasa yang hanya menyediakan ayam goreng dan minuman-minuman biasa yang sering di jumpai. Tapi walaupun begitu, tempat ini nggak pernah sepi pengunjung. Setiap harinya pasti habis 300 potong ayam. Karena kami buka mulai dari pagi hingga malam, dan pengunjung selalu berdatangan walaupun nggak langsung ramai.

Pegawai yang dimiliki pun hanya dua. Satu tukang masak, satunya lagi yang melayani. Dan gue hanya memantau mereka sambil sesekali membantu saat mereka kewalahan. Gue seneng mereka bekerja disini, mereka baik dan sangat di percaya. Apalagi saat mereka dua bilang kalau Ayah berpesan sama mereka berdua-Diki dan Fian untuk menjaga gue maupun Trina saat dirinya sudah tidak ada.

Gue sedih tentu saja mendengar itu. Apalagi gue mengingat dialah satu-satunya orang yang membantu gue di saat gue bingung akan keadaan gue waktu itu. Tapi sudahlah, waktu sudah berlalu, dan gue nggak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Gue punya anak, dan kini gue harus memprioritaskannya.