
Ringkasan
Follow sebelum membaca Dia selalu membawa bekal saat sekolah padahal dia anak orkay. Fried rice itu favoritnya. XI IPA 1 itu kelasnya, dia adalah juara Olimpiade yang sifatnya bisa berubah-ubah sesuai moodnya. Teman tapi mencintai dan belum berpacaran itu yang di rasakan Ven saat pertama kali bertemu dengan Ana yg selalu mencari masalah dan tanpa sengaja garis cinta pun tumbuh. Cinta segitiga membuat Ven harus mengalami masalah sulit dan keterpurukan mendalam. Akankah kehidupan Ven bisa bahagia dengan pasangan sejatinya??? Kakak, cinta, teman dan keluarga semuanya terangkum di cerita ini.
Car Sharing, 1
Utamakan komen ya!!!
Ruangan bernuansa putih dengan paduan furnitur kayu coklat muda dan sedikit tanaman artificial memberikan efek kamar tersebut lebih segar dan luas jika di pandang oleh mata.
Tap,,, tap,,, tap,,,
Suara langkah kaki terdengar dari kamar seorang cowok yang sedang memasangkan dasi di seragam abu-abunya.
"Udah selesai?" tanya kakak kepada sang adik sambil menepuk bahu. Dan itu membuatnya terkejut.
"Udah kak, tapi boleh minta sesuatu gak?" ujar sang adik.
"Apa,,,? Oh tunggu sebentar mau minta uang jajan kan. Bentar kakak ambilin dulu, " ujarnya sambil merogoh saku celana.
"Bukan itu kak, adek gak minta uang jajan cuma jangan ngagetin!" Ven menatap Bintang kesal.
"Yaudah deh, lain kali engga!" ujar Bintang tersenyum menatap Ven.
∆∆∆
06.15 a. m
Di ruang tamu nampak Ven sedang mencari sesuatu tapi belum di tangkap oleh kedua mata coklatnya. Yang ia temui hanyalah furnitur dan dekorasi lain di ruangan tersebut.
"Nyari apa mas Ven?" tanya bi Situ (asisten rumah tangga) kepada majikannya.
"Emmm, anu bi, ayah udah berangkat kerja ya?" tanya Ven kepada asisten mencari keberadaan sang ayah.
"Iya mas udah berangkat dari 15 menit yang lalu. Katanya ada meeting penting pagi ini!" jelas bi Situ.
"Ayo dhek berangkat! Dasar siput!" ucap kakaknya mendahului langkah Ven.
Ven yang di panggil pun langsung bergegas menuju sekolah bersama kakaknya, menaiki satu mobil pribadi.
Dalam perjalanan menuju sekolah mobil yang di naiki Ven mogok di pinggir jalan. Buru-buru Bintang langsung mengecek mobil tersebut.
"Bensin masih full kok trus napa mogok?" celetuk Bintang penasaran dan mencoba menstarter sekali lagi.
"Coba kakak periksa mesinnya dulu, barangkali bermasalah!" Ven yang dari tadi mengamati mulai memberikan saran.
Bintang menuruti ucapan adeknya lalu turun membuka Engine hood atau kap mesin. Dilihatnya saksama dengan Ven yang setia menunggu di dalam mobil.
"Aku mager lagian kak Bintang pandai kok, " ujar Ven pada dirinya sendiri saat melihat Bintang yang sedang sibuk.
Bintang yang belum menemukan solusinya merasa frustasi dan memanggil Ven untuk keluar.
"Lah kakak dari tadi ngapain coba?" tanya Ven heran yang langsung mengadu kesakitan saat Bintang menjitak dahinya.
"Sekarang kakak nanya sama kamu!" Bintang menatap Ven serius yang sedang mengelus dahi sambil manyun. "Kamu ngapain dari tadi di dalam mobil?" tanya Bintang kesal.
"Auhhh ahh kok malah balik nanya sih!" Ven ngambek memilih mengecek mobil tersebut.
5 menit dalam pengecekan Ven maupun Bintang tidak menemukan sumber masalahnya. Mereka sama-sama frustasi.
"Yey libur!" teriak Ven melihat jam tangan yang menunjukkan angka 06.43 a. m
"Berangkat, enak aja libur!" jawab Bintang sedang mencari solusi lain.
"Kakak kan masuk jam setengah 8 aku kan jam 7 daripada telat masuk mending gausah masuk sekalian dehh, " Ven mengusap-usap tangan yang kotor akibat menyentuh mesin saat pengecekan.
"Gak, kamu tetap sekolah!" ujar Bintang maksa.
"Itu kan prinsip aku, aku gak mau masuk kalo telat,,,,!" ucapan Ven terhenti ketika mendengar suara tabrakan dari belakang mobil.
Bintang yang merasakan mobil miliknya bergerak sendiri langsung berjalan ke belakang dan terkejut ketika melihat bagian belakang mobil penyok akibat sentuhan mobil lain.
Amarah Bintang pun tidak bisa di bendung lagi dan mengetuk-ngetuk kaca jendela agar pemilik mobil mau bertanggung jawab.
"Ya ampun kak Bintang penyok, " Ven melihat mobil Bintang yang penyok dan langsung mendapat tatapan elang dari kakaknya.
"Bilang apa tadi?" Bintang ingin mendengar ucapan Ven sekali lagi.
"Maksudnya mobil kak Bintang yang penyok bukan orangnya,hehehe, " Ven cengegesan sedangkan Bintang panik melihat kondisi mobilnya.
"Turun! Lo gak boleh pergi sebelum lo tanggungjawab!" teriak Bintang menyuruhnya bertanggungjawab.
Tidak bisa melihat kakaknya kesal sendiri Ven mengambil batu yang berukuran sedang di pinggir jalan lalu berpura-pura melemparnya ke mobil itu.
"Kalo gak turun jangan salahkan jika batu ini memecahkan kaca mobilmu!" Ven mengangkat batu itu lalu memberi aba-aba, "1, 2, ti,, " Ven berhenti menghitung ketika pintu mulai terbuka.
Nampak seorang cewek berambut panjang di gerai yang langsung marah dan menyalahkan mereka berdua.
"Kalo parkir jangan di tengah jalan bukan salah gue juga kali lagian kalo lo berani mecahin kaca mobil gue jangan salahkan gue juga jika kaca mobil lo gue pecahin semuanya!" ancam cewek itu penuh amarah.
Bintang syok mendengar penuturan cewek tersebut, Ven geleng-geleng kepala sambil mengecapi bibir.
"Ohhh, kalo mobil ini di bakar apa jadinya ya,?" Ven mengamati mobil merah itu.
"Lo mau bakar mobil gue hah, " bentak cewek itu.
"Kenapa gak boleh?" Ven menatap serius dan pandangan mereka saling bertemu. Hanya tatapan kebencian dan kemarahan yang terpancar satu sama lain.
"Gue gak mau berdebat sama lo sekarang juga lo ganti rugi atau,,?" ujar Bintang.
"Atau apa hah?" sentak cewek tersebut memotong ucapan Bintang, " Bukan mobil lo juga kali yang penyok mobil gw juga noh, " lanjutnya.
"Parahan juga mobil kakakku tuh liat!" Ven menunjuk mobil Bintang.
"Pokoknya gue gak mau ganti rugi di sini kita sama-sama rugi. Dahlah mending gue pergi gak jelas ngurusin kalian, " cewek tersebut berbalik badan ingin masuk ke dalam mobil.
"Tunggu!" teriak Bintang membuat langkah cewek itu terhenti.
"Ven ambil tas milikmu di dalam mobil dan pastikan juga tidak ada barang penting di dalamnya!" suruh kakaknya yang langsung di turuti oleh Ven, "Dan okay kalo lo gak mau tanggungjawab lagian gue juga gak butuh uang lo. Mobil sih bagus tapi kere!" ujar Bintang menusuk.
"Lo ngatain gue kere barusan, lo itu,,,?"
"Trus apa kalo bukan kere ganti rugi aja banyak alasannya?" ujar Bintang cepat.
"Kak nih udah semua?" ujar Ven membawa tas dan barang lainnya dari dalam mobil.
"Masuk mobil sekarang!" suruh Bintang dengan cepat masuk ke dalam mobil cewek itu dan memegang kendali dengan Ven yang bergegas duduk ke jok depan mobil.
Terkejut dengan apa yang mereka lakukan cewek itu membuka pintu belakang menyuruh mereka turun tapi hasilnya nihil hanya membuang tenaga dan ucapan semata.
"Ini mobil gue, turun!" suruhnya.
"Diam!" teriak Ven "Suara cempreng aja di bangga-banggain, " lanjutnya.
Ven langsung mendapat jeweran di telinga kirinya dan meminta pertolongan Bintang.
Bintang yang tidak bisa melihat adiknya kesakitan langsung mengigit tangan cewek itu untuk melepaskan jeweran di telinga Ven sambil mengemudi.
"Gue punya banyak mobil di rumah, tenang aja. Mobil buntut kayak gini gue juga ogah kali!"
This is a warning!!! Don't stop reading before you finish.
LEE VENHYUNG
(ADEK)
Polos, pintar dan mandiri anaknya. Punya kepribadian yang unik.
ATHAYA BINTANG MAHESA
(KAKAK)
Perduli dan sayang kepada Ven.
Fotografer itu hobinya.
See you
