1. Dominique Black
Dominique Black siapa yang tak mengetahui namanya di kalangan dunia gelap?
Seorang lelaki berparas tampan dengan aura gelapnya membuat siapa saja takut padanya.
Dominique Black yang bernama lengkap Dominique Xeon Romanov bukan lah hanya seorang gangster dia juga merupakan seorang CEO di perusahan nya sendiri yaitu Romanov Corp yang menuasai perbisnisan di bidang perhotelan, perdagangan, dan restoran.
Beberapa cabangnya sudah merambat ke berbagai negara membuatnya sangat di kenal di belahan dunia, namun ada yang tersembunyi di balik kekuasaannya yaitu sisi gelapnya seorang gangster.
Lelaki tampan bernama Dominique itu kini sedang duduk di kursi besarnya di ruangan bawah tanahnya, tangan kokohnya menimang-nimang gelas berisikan vodka, lalu meneguknya dengan sekali tegukan.
"Selesaikan semuanya, ingat aku ingin dua penghianat itu kau bawa ke hadapan ku, hidup ataupun mati." Perkataannya sangat dingin, membuat orang yang mendengarnya tertasa terintrogasi.
"B...baik Mr. Black," Jawab dua orang lelaki yang berpakaian serba hitam, mereka langsung undur diri setelah Dominique menyuruh mereka pergi lewat isyarat tangannya.
"Cari tahu semua tentang Griss Frankly, dalam 30 menit aku ingin kau sudah mendapatkannya, Zach," Ucap Dominique.
Zach Jordhan lelaki berusia 32 tahun itu mengangguk mengerti, lalu undur diri dan hilang di balik pintu besar ruangan Dominique.
Dominique menyeringai, menyebutkan satu nama Griss Frankly seorang lelaki tua yang akan bermain main dengannya, sepertinya lelaki tua itu tidak tahu siapa lawannya sebenarnya.
Mencoba bermain main dengannya sama saja mengantarkan nyawa pada nya, dan Dominique adalah lelaki yang kejam penuh dengan darah.
* * *
Di sisi lain di kota yang besar yang sama, seorang wanita cantik dengan angkuh berjalan menysuri mansion mewah milik ayahnya.
Alexsis, wanita cantik itu bernama Alexsis Frankly seorang pengacara hebat yang di kenal oleh sebagian orang di belahan Amerika, Alexsis berusia 25 tahun ia anak ke dua dari Griss Frankly, anak pertama nya bernama Grace Frankly yang berprofesi menjadi seorang modeling. Grace akan menikah beberapa minggu lagi.
"Ayah. Ayah memanggil ku?" Suara Alexsis menggema dalam ruangan gelap Griss Frankly.
Alexsis tersenyum, lalu melangkah mendekati dinding kiri ruangan itu dan menyalakan lampu ruangan Griss membuat ruangan kerja Griss menjadi terang.
"Kau sudah pulang, sayang." Griss berdiri lalu mencium kening anak bungsunya.
"Ya ayah, kasus nya sudah selesai dan aku memenangkan nya lagi." Jawab Alexsis dengan bangga lalu duduk di hadapan Griss.
Griss menyodorkan undangan pesta jamuan berwarna emas, membuat Alexsis menaikan sebelah alisnya.
"Pesta undangan?"
"Ya, nanti malam, pergilah! Ini sebenarnya undangan untuk ayah, kamu tahu sendiri ayah sibuk dan Grace sebentar lagi akan menikah."
"Tidak apa apa ayah, baiklah aku akan segera bersiap," Kata Alexsis lalu tersenyum.
"Pergilah, sayang." Griss lalu mencium kening anak bungsunya.
Alexsis segera pergi dari ruangan ayanya.
Sedangkan Griss menatap sendu pintu yang baru saja menjadi jalan Alexsis pergi.
"Bagaimana ke adaan Grace? Bawa jauh jauh Grace dari New York, dan ingat soal pernikahan jangan membuat pesta yang bisa membuat Dominique Black mengetahui keberadaan putri kandung ku," Ujar Griss, lalu menutup sambungan teleponnya.
Peperangan akan segera di mulai....
Di mansion yang sama Alexsis sedang bersiap memilih baju untuk pergi ke pesta yang ayahnya minta.
Lalu Alexsis menyimpan baju yang sudah ia pilih dan beralih duduk di depan kursi rias di kamarnya, ia memoles wajahnya dengan sederhana namun menampilkan wajah cantik yang khasnya, tak lupa dengan lipstik merah di bibirnya.
Alexsis dengan bangganya berjalan menusuri lorong mansion untuk segera pergi ke pesta itu.
Mobil mewah berwarna hitam sudah siap di depan mansion menunggu sang pemiliknya mengemudi.
Dengan elegan Alexsis menyetir tanpa risih dengan dandanan nya yang mewah namun sederhana memberikan kesan yang sempurna untuk tubuh dan wajah cantiknya.
Dengan kecepatan sederhana ia membelah jalanan kota padat New York, sambil mendengarkan sebuah lagu romantis, sampai ia tak sadar sudah berada di pelataran mansion mewah yang mengadakan pesta perjamuan.
Alexsis menghela nafas perlahan sebelum pada akhirnya keluar dari mobil dan masuk ke dalam pesta membaur dengan para wanita yang hanya akan menyombongkan baju rancangan terkenal.
Dengan memutar bola matanya jengah ia mundur kemudian mencari pemilik pesta untuk sekedar menyapa hanya agar pemilik pesta tahu bahwa keluarga Frankly turut hadir dalam acaranya.
* * *
"Dia sudah merencanakannya, cari tahu di mana mereka bersembunyi!" Desis Dominique ketika dirinya tiba di pelataran mansion Frankly, hanya ada pelayanan yang mengisi mansion mewah keluarga Frankly.
Dor.
Dominique membidik lampu hias yang ada di ruang keluarga mansion Frankly.
Prang!
Suara pecahan lamph hias itu menggema.
Dan Gelap, tidak ada cahaya, hanya remang remang cahaya yang masuk ke dalam dari luar mansion.
Suara tembakan yang berasal dari pistol Dominique membuat pelayan di manduon itu ketakutan, menunduk meminta ampun, untuk tidak melukai mereka.
"Katakan! Kemana mereka pergi!" Desis Dominique, menghampiri seorang pelayan pria paruh baya.
"K...kami t...ti..tidak tahu tuan."
"Sialan!" Desis Dominique lalu menendang dada pria itu membuat pria itu semakin ketakutan.
"Tuan Frankly pergi tadi setelah nona Alexsis pergi ke pesta, jangan bunuh saya tuan." Mohon pelayan itu.
"Alexsis, putri ke dua dari Griss Frankly?" Tanya Dominique.
"Y...ya tuan."
Wajah tampannya menyeringai dalam kegelapan, sebelum pada akhirnya dia duduk di sofa besar di ruang tengah mansion, menunggu seorang perempuan yang akan menjadi tawanan barunya.
Waktu menunjukan pukul 12 malam waktu New York dan Alexsis belum juga pulang, membuat Dominique mengendus sebal. Namun suara mobil di depan mansion membuat senyum Dominique kembali mengembang.
Dia akan memulainya!
"Ayah!" Teriak seorang wanita, itu yang Dominique tangkap dengan indra pendengarannya.
"Ayah, ingat Alexsis tidak suka jika ayah menyendiri dengan kegelapan." Suara wanita itu tampak khawatir.
Suara hig heels nya menggema di tempat besar nan gelap ini, namun ada satu suara lagi yang mengejutkan Alexsis. Suara pematik membuat Alexsis menatap ke arah sana, di mana seorang pria menyalakan pematik di depan wajahnya sambil menyeringai menakutkan, membuat Alexsis sedikit terhuyung karena terkejut.
"Bawa dia!" Kata nya, mematikan kembali pematiknya, lalu berlalu pergi di ikuti Zach dan beberapa anak buah lainnya.
Belum sempat Alexsis bertanya siapa dia, namun sebuah pukulan di tengkuk lehernya membuatnya tak sadarkan diri.
Lelaki berjas hitam itu, Dominique Black segera masuk ke dalam mobil di ikuti Zach yang membaringkan tubuh Alexsis di kursi penumpang membuat Dominique menyeringai licik lalu menjalankan mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi.
Selamat datang di neraka Black, yang menakutkan dan keji, Alexsis Frankly.
