Pustaka
Bahasa Indonesia

MENYUSUI MAFIA KEJAM

126.0K · Tamat
Simbaradiffa
110
Bab
25.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

21+ Alena Adriani Quensyah, harus menerima kenyataan pahit, ketika hidupnya hancur dalam semalam. Bayangan akan masa lalunya pun tidak pernah hilang dalam benaknya. Lagi-lagi Alena harus mengetahui kedua orang tua nya yang pergi begitu saja dan menjadikan nya sebagai jaminan pada seorang Mafia, membuat hidup Alena seperti didalam penjara. Akankah Alena bisa bertemu dengan orang tuanya kembali? Dan apa penyebab mereka meninggalkannya? ig@Simbaradiffa Fb@Simbaradiffa

PresdirCinta Pada Pandangan PertamaRomansa

Bab 1 Kehilangan perawan

"Mami, kirimkan aku gadis cantik yang masih muda dan tentunya masih perawan belum terjamah oleh siapapun"

Suara Pria itu terkesan begitu dingin.

"Dengan senang hati sayangku, mami akan memilih gadis yang terbaik untukmu Tuan Erlangga Mahesa Raja"

Tut!

Telepon langsung dimatikan, tanpa berniat untuk menjawab perkataan dari mami Rachel seorang mucikari.

Dia memilih masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri nya.

Setelah meneguk wine mahal yang terakhir.

****

"Alena, kau masih dimana? Cepat datang kemari. Aku menunggumu di kamar no 32." Ucap seseorang di seberang telepon.

"Tunggu aku disana… aku akan segera sampai."

BRUGGGHHHH!

Prank…

Ponsel android itu hancur berantakan di lantai.

"Akhhh…. Ponselku…" teriak Alena

Tetapi orang yang menabrak Gadis itu, tidak peduli sama sekali dengan teriakan Alena yang kini memunguti ponselnya yang hancur di lantai.

Baru saja selesai memunguti ponselnya dan kembali berdiri.

Ceklek!

Seseorang membuka pintu kamar yang baru saja Alena tabrak tanpa di sengaja.

Karena terdorong oleh orang yang menabraknya sebelum nya, membuat Alena menabrak kamar seseorang yang sedang menunggu pesanannya datang.

"Akhhh…"

Alena berteriak kencang saat sebuah tangan menarik nya masuk kedalam kamar yang sempat ditabrak oleh nya.

"Lepaskan tanganku." Teriak Alena yang tak bisa melihat jelas pria yang memegang tangan nya.

"Kenapa kau sangat lama sekali. Dasar jalang."

Suara yang begitu tajam itu begitu menusuk di telinga Alena,

Membuat Alena tersentak kaget dengan sebutan yang diucapkan oleh pria yang telah menarik tangan nya masuk.

"Jalang! Apa maksudmu? Lepaskan tanganku..." Ucap Alena yang terus saja berontak saat tangannya ditarik masuk ke dalam kamar milik pria itu, yang begitu remang-remang membuat Alena tak bisa melihat jelas wajah pria tersebut.

"Akhh… ponselku…"

Gadis itu meneriaki ponsel milik nya yang telah terjatuh ke lantai, karena tarikan Pria yang menyeretnya untuk masuk ke dalam dan di lemparkan begitu saja ke atas ranjang.

Dengan cepat Pria itu menindih tubuh mungil Alena yang hanya memiliki tinggi badan 148 cm.

Sedangkan Pria itu begitu tinggi mungkin sekitar 185 cm dengan badan nya yang begitu besar, otot di tubuh nya begitu membentuk saat di lihat dari luar dengan kaos hitam yang begitu pas dipakai olehnya.

"Siapa kau… kenapa menarikku masuk ke dalam, aku harus segera menemui teman-temanku..."

Teriak Alena pada Pria yang kini berada di atas tubuhnya.

"Kau begitu berisik, jalang…"

"Hmmm Ppt ..."

Pria itu kini mencium bibir kenyal milik Alena yang belum pernah dicicipi oleh siapapun.

Begitu lembut, sangat lembut.

Membuat detak jantung kedua nya berdetak kencang saat bibir itu menyatu.

Ada rasa aneh yang kini sedang dirasakan oleh Pria yang berhasil merasakan bibir Alena untuk pertama kalinya.

Bau alkohol begitu menyeruak di hidung Alena yang sedang di cium pria tidak di kenalnya.

'ciuman pertamaku' batin Alena dengan mata membulat dan segera mendorong pria yang telah berhasil mengambil ciuman pertamanya.

Namun sayang nya pria itu sangat kuat, membuat Alena yang hanya memiliki secuil tenaganya, mana mungkin sanggup mendorong tubuh besar yang sedang menindihnya.

Brett…

Pria itu merobek baju Alena hingga robek begitu saja, tanpa melepaskan ciuman di bibirnya dia melucuti semua pakaian yang melekat pada tubuh Alena, tanpa menyisakan satu helai pun yang membungkus tubuhnya.

Tubuh Alena begitu polos sekarang.

Bulir-bulir di matanya mulai keluar dengan sendirinya, saat merasakan tubuh nya telah polos.

Alena meremas dada bidang pria yang sedang menindihnya dengan sekuat tenaga nya.

Pria itu melepaskan ciuman nya dan beralih menciumi leher jenjang Alena dengan begitu liar.

" Bajingan, menjauhlah dari ku…" teriak Alena dengan keras.

Tetapi pria itu malah asyik dengan dunianya sendiri.

Gairah yang menyelimuti dirinya membuat pria itu tidak memperdulikan perkataan Alena dan terus saja menciumi Alena.

Tubuh Alena yang begitu wangi menyejukkan hati, membuat sang Pria tidak ingin mengalihkan sedikitpun matanya.

Bahkan dia tidak peduli dengan air mata Alena yang sudah banyak keluar.

"Ahh… sialan… menjauhlah dari ku…ahhh..." Alena tidak sengaja mendesah karena pria itu menciumi leher nya sampai menjalar ke bagian dadanya.

Mengulum salah satu pentil susu Alena yang begitu imut, namun bagian daging nya sangat besar di genggam oleh salah satu tangannya.

Meremas nya dengan kasar, membuat Alena tidak karuan antara sakit atau sensasi aneh yang baru pertama kalinya dia merasakan hal seperti ini.

Pria itu sama sekali tidak membuka mulut nya dan malah asyik bermain-main dengan dada kenyal Alena.

Alena terus saja tidak bisa diam dan terus mencoba berontak.

pikiran nya di buat kacau, karena Alena yakin setelah ini tujuan pria itu adalah memakan abis seluruh tubuh nya.

'bagaimana ini' batin Alena

" tolong.... tolong ... " teriak Alena sampai akhirnya pria itu kembali membungkam mulut nya.

Mencium nya dengan begitu beringas seakan dia tidak ingin sedikitpun ada yang terlewati.

" Kau sangat berisik sekali jalang! Tapi aku suka caramu seperti ini. Seakan aku sedang mengendalikan wanita yang tak berdaya, membuat gairahku semakin memuncak." Dengan suara yang terdengar berat itu, mampu membuat tubuh Alena menegang.

Alena begitu ketakutan dengan apa yang akan terjadi pada nua selanjutnya.

" Aku bukan wanita jalang. Kau salah orang…." Teriak Alena dan terus berusaha mendorong dada bidang laki-laki yang masih menindih tubuh nya saat.

"Tolong jangan lakukan ini… kau salah orang brengsek! Aku bukan wanita jalang. Kau tidak bisa seperti ini padaku." Teriak Alena

"Semakin kau berteriak, semakin kau membuat ku menginginkanmu. Kau sangat menggoda. Apalagi dua buah di dadamu ini masih begitu padat."

Alena yang mendengar perkataan pria mesum dihadapan nya.

Ingin sekali menampar wajah nya tetapi sayang nya, pria itu berhasil menangkap kedua tangan nya dan segera mengangkat kedua tangan Alena ke atas kepalanya, kemudian kembali mengulum pentil di dadanya.

"Ah… " desah Alena

Dia tidak mampu berontak lagi dan hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi.

Dia hanya bisa menutup kedua matanya dengan erat.

Walaupun air matanya sudah mengalir begitu erat.

Mulut nya tidak berhenti berbicara.

" Kumohon, jangan seperti ini… " Pinta Alena.

"Bahkan aku belum mulai pertempuran nya kau sudah memohon."

" Kau benar-benar sudah gila." Teriak Alena frustasi.

'ibu… aku menyesal tidak menuruti apa katamu…' batin Alena

Sebelum datang ke hotel untuk menemui teman-temannya yang akan memberinya kejutan ulang tahun di kamar hotel.

ibu nya sempat melarang Alena untuk pergi.

Apalagi sekarang sudah begitu larut malam.

Mungkin sebentar lagi akan menunjukkan pukul 12 malam dimana hari ulang tahun Alena yang seharusnya menjadi malam yang begitu membahagiakan untuk nya.

Namun malah menjadi malapetaka bagi Alena, karena tidak menuruti apa kata ibu nya.

Dia pergi dari dari rumah diam-diam hanya untuk menemui teman dan juga kekasihnya.