Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6 :: Just Mine ::

Pagi ini Rachel akan di Make Over oleh penata rias profesional, karena sore hingga malam nanti acara pertunangan Rachel akan diadakan di Hotel GEORGE , tapi Rachel malah masih tidur dikamarnya.

"Rachel.....Rachel...." terdengar suara Tante Mira Mama Rachel memanggilnya, Mawar yang berada dikamar sebelah Rachel terbangun dan malah dia yang membuka pintu kamarnya.

"Eh....Mawar maaf, tante jadi membangunkan kamu, habisnya Rachel ini bukannya bangun pagi bersiap, eh malah masih molor." Tante Mira mengomel.

"Mungkin Rachel kelelahan tante."

"Iya juga sih, tapi tetap saja dia harus bangun."

"Ma ada apa sih?" Alex keluar dari kamarnya sambil mengacak-acak rambutnya yang kusut.

Kamar dilantai atas keluarga George ini memang berdekatan,kamar Rachel kamar tamu yang ditempati Mawar, dan di sebelahnya adalah kamar Alex. Sedangkan kamar Denish berada di ujung lantai ini. Karena kamar Denish sudah direnovasi sehingga lebih besar dari kamar yang lainnya.

"Rachel....," tante Mira kembali melanjutkan aksi nya membangunkan Rachel.

Alex menarik nafas frustasi.

"Rachel, kalau kamu gak keluar juga aku dobrak ya pintu kamarmu." Alex juga ikut berteriak.

"Tante kak Alex maaf, Alya udah dari tadi bangunin Rachel tapi dia gak bangun juga." Alya yang membuka pintu kamar Rachel merasa tidak enak.

"Dasar kebo," ujar Alex kesal dan berjalan menuju kamarnya.

Lalu Mawar dan tante Mira masuk kedalam kamar Rachel untuk membangunkan si kebo Rachel.

*******

Seluruh keluarga Rachel sudah berkempul dimeja untuk sarapan kecuali Denish.

"Kamu gak usah nyariin kak Denish Mawar, kak Denish lagi jemput kakek,nenek, dan saudaraku yang lain di Airport". Rachel memberitahu Mawar sambil cekikikan.

"Rachel, berhentilah mengganggu Mawar." om frans menegur putri satu-satunya itu, Mawar hanya bisa tertunduk dimeja makan menikmati nasi goreng yang dibuatnya bersama Alya sewaktu mereka membantu tante Mira membuat sarapan didapur tadi.

"Masakan mu enak Mawar."

"Eh...makasih kak."

"Apa kamu memang hobi memasak ?"

"Tidak kak, hanya bisa saja." Mawar menjawab Alex dengan datar .

"Kamu tau dari mana Mawar yang masak Lex ?"

"Tadi waktu kedapur aku lihat dia yang masak pa."

"Oh." Om Frans menjawab.

"Gutten morgen alle (selamat pagi semua )" suara seseorang dari arah pintu mengagetkan

Rachel berlari ke arah pintu dan memeluk seorang wanita, yang ditebak Mawar adalah Nenek nya.

Mereka berbicara dengan bahasa Jerman sesekali dengan bahasa Indonesia, Mawar lumayan mengerti untuk bahasa Jerman,Perancis,Belanda. Karena dia adalah penari latin, wajib disanggarnya untuk mempelajari bahasa itu. Dia juga pasih dalam berbahasa India,Turki dan Arab.

Kalau Arab dia sudah bisa dari SD karena ikut sekolah madrasah kalau sore hari. Nah India, tentu saja bisa. Karena nenek Mawar adalah orang India. Kalau Turki dia belajar otodidak dari film-film yang dikoleksinya.

"Wah....siapa wanita cantik ini ?"

Suara wanita yang dipeluk Rachel tadi mengagetkan Mawar. Karena saat ini seluruh orang yang dibawa Denish sudah berada didekat meja makan.

"I'm mawar grobmutter." Mawar menjawab sambil mencium tangan nenek itu.

"Wah...kamu juga bisa bahasa jerman ya ?"

"Iya hanya sedikit, Saya temannya Rachel." Mawar menjelaskan lagi.

"Oh, saya pikir kamu calonnya Alex."

" Kamu cantik sekali persis seperti ROSE."

Mawar tersenyum dan melirik Denish. Denish yang sedari tadi juga memperhatikan Mawar tersenyum manis kearahnya.

"Ayo mari kita sarapan bersama, sebentar lagi kita harus dimake over. Karena tepat pukul 3 sore acara dihotel akan dimulai." Tante Mira mengintruksi semua anggota keluarga agar ikut sarapan.

*********

Denish merapikan jas nya dicermin yang ada di ruang keluarga mereka. Alex,om Frans,kakek mereka dan Paman mereka sudah siap dengan setelan kemeja abu-abu soft dan dilapisi dengan jas berwarna biru tua yang pekat serta celana yang sewarna dengan jas mereka.

Tante Mira turun dengan ibu mertuanya.

"Ma, Rachel mana ? Ntar tamu kelamaan nunggu loh ma."

"Iya lex, sebentar. Bentar lagi juga turun dengan Alya dan Mawar sama bibimu juga masih dandan tadi."

"Hah...dasar perempuan." Alex menggumam.

Tak lama Rachel turun beserta Mawar dan Alya. Semua orang yang menunggu sangat senang melihat Rachel yang begitu cantik. Papa dan Mamanya bahkan berpelukan saat melihat Rachel, mereka terharu mungkin pikir Mawar.

Namun Mawar juga sangat memukau dia hanya memakai gaun sederhana diatas lutut tidak dengan Rachel yang memakai gaun mewah panjang dengan begian belakangnya yang terbuka.

Namun tetap saja Denish tidak bisa mengalihkan pandangannya. Hal itu juga terjadi dengan Alex.

"Udah liatin mawar nya kakak-kakak ku tercinta?" Rachel bertanya karena mereka sudah tiba lima menit diruang keluarga tapi mata Denish dan Alex masih tidak bisa berpaling, sampai Mawar merasa risih.

"Aku bukan liatin Mawar karena dia cantik." Alex bersuara.

"Lalu?" Rachel bertanya.

"Aku bolak balik melihat Denish dan Mawar bergantian, mereka curi-curi pandang terus dari semalam."

Denish yang kaget mendengar pengakuan Alex tersenyum kepada kakaknya itu.

"Benarkah kakakku ? Ternyata kau perhatian sekali kepada ku."

"Tentu saja, aku bukan manusi es sepertimu Denish."

"Eh Mawar sepertinya kamu dan kak Denish berjodoh dia juga dijuluki manusia es, sama seperti mu." Alya berbisik kepada Mawar.

"Ah sudahlah...ayo kita pergi." Om Frans mengingatkan anak-anaknya.

Rachel berjalan dibantu dengan Alya dan Mawar dikiri dan kanan nya.

Namun saat tepat berada didepan pintu mobil yang akan dekendarai oleh Alex, Denish menarik tangan Mawar.

"Kita naik mobilku saja," Denish berbisik ditelinga Mawar. Mawar menatap Rachel, meminta persetujuan.

"Ah...yasudah...kamu sama kak Denish saja Mawar."

*****

Selama perjalanan dari rumah Rachel ke hotel. Denish dan Mawar bercerita panjang lebar tepat saat mobil berhenti didepan hotel, Denish berbicara dengan sangat lembut.

"Mawar, kamu cantik sekali." Wajahnya mendekat kearah Mawar. Cup, Denish mencium lembut bibir Mawar. Mawar yang tadinya hanya diam dan terkejut. Perlahan membalas ciuman Denish, ini ciuman pertamanya. Dan dia tidak ingin kehilangan moment itu pikir Mawar.

Denish dan Mawar terus berciuman hingga nafas mereka akan habis. Mawar menjauhkan wajahnya dan mengakhiri ciumannya.

"Lipstikku belepotan gara-gara kakak."

Lalu Denish tertawa, dan mengambil sapu tangannya. Dia membersihkan noda lipstik diwajah Mawar dan merapikan anak rambut Mawar. Karena Mawar hanya mengurai rambutnya.

"Maafkan aku sweety, ini semua karena kau begitu menggoda dan mempesona ku." Mawar mengangguk dan tersenyum. Mawar bukan tipe wanita pemalu, hanya saja dia tipe wanita cuek. Jadi tidak ada masalah dengan ciuman tadi baginya, dia menyukai Denish. Denish juga. Walaupun baru beberapa kali bertemu, tapi ini soal perasaan. Cinta tidak ada yang bisa tahu kapan datang dan kapan pergi. Selagi dia dan Denish saling mencintai, dia akan menikmati itu semua.

"Ayo kita turun, sekarang kamu hanya milikku sweety." Denish mengusap pipi Mawar dan mencium pipinya, sebelum mereka turun dari mobil dan bergandengan kedalam hotel.

"Pasti yang lain udah nungguin kita deh."

"Tentunya sayang ."

"Jangan panggil aku sayang, kita belum resmi pacaran."

"Kalau begitu kita resmikan saja."

"Gak mau, gak romantis." Mawar menjawab cuek seperti gayanya yang biasa dan Denish tertawa.

"Kalian dari mana saja ?" Alya bertanya.

"Aku sama kak denish ada urusan dimobil tadi sebentar."

"Urusan ? Urusan apa ?" Alya bingung.

Alya melirik Mawar dan sorot matanya mengarah ke bibir Denish.

"OMG MAWARRR....." Alya berteriak histeris sambil mulutnya ditutup Mawar. Jelas saja Alya langsung tahu, karena Denish lupa menghapus bekas lipstik Mawar disudut bibirnya.

"Denish kamu habis dicium ya?"

"Ya tadi mama cium aku, kata mama aku gantengkan."

"Itu bukan warna lipstik mama.

Atau jangan-jangan kamu?" Tente mira menunjukan jari nya kearah Denish.

Alex hanya diam, sedangkan anggota keluarga lainnya yang mengerti maksud tante Mira tertawa terbahak-bahak.

Tentu saja mereka tahu karena Denish dan Mawar satu mobil. Dan mereka lama sekali baru bergabung dihotel.

Semua acara berjalan lancar. Rachel sudah bertukar cincin. Mawar dan denish juga semakin dekat diacara ini. Layaknya mereka adalah sepasang kekasih. Denish terus melingkarkan tangannya dipinggang ramping Mawar.

Bahkan mereka sempat berdansa bersama.

Denish ingin memberitahu seluruh Dunia kalau Mawar adalah kekasihnya. Dia tau Mawar juga mempunyai perasaan yang sama,dan sebuah ide terlintas dikepalanya.

"Mawar...,"

"Hm...,kenapa ?"

"Besok ada waktu untukku ?"

"Kenapa ? Sepertinya malam ada waktu."

"Kalau begitu jumpai aku nanti malam. Aku ingin kamu temani keacara temanku."

"Ada imbalannya gak ? Kalau enggak aku gak mau."

"Tenang saja aku akan memberikan hadiah yang pasti akan kamu sukai."

"Ok kalau begitu. Jam brapa ?"

"Besok aku chat aja."

"Memang ad nomerku ?"

"Tentu saja sayang," Mawar masih menatap Denish heran, darimana dia tahu nomernya dia bertanya dalam hati.

"Apa setelah Rachel, m

Mama dan Papa harus merencanakan pertunangan kalian ??" Tante Mira dan om Frans memergoki Denish dan Mawar yang bermesraan disudut hotel. Denish langsung menarik tangannya yang berada didagu Mawar. Tadinya dia ingin mencium Mawar lagi, namun gagal karena ketahuan bermesraan sama orang tuanya.

Mawar salah tingkah. "Ayo Mawar ikut sama tante, nanti kamu bahaya lama-lama sama Denish. Ternyata diam-diam kamu sama aja ya sama Alex." Mawar nyengir kearah tante Mira dan om Frans. Dia merasa malu sekali ketahuan begitu. Ini semua salah Denish yang menariknya sampai kesini.

Tbc...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel