Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

9

"Eh Cassandra, kapan datang?" tanya Ly kaget saat ia dan Chaldera baru saja menapakkan kaki di rumah setelah menyelesaikan pekerjaan mereka di Batam.

"Baru aja kok, kan udah deket wisuda kita Ly, makanya aku pulang ngurus ini itu dulu," sahut Cassandra yang sedang asik makan pizza sendiri di ruang makan. Cassandra melihat kakaknya yang mengedipkan mata dengam senyum bahagia.

Cassandra hanya geleng-geleng kepala dan menerka-nerka apa yang terjadi. Saat Ly masuk ke kamarnya, Cas segera melesat masuk ke kamar kakaknya.

"Kak jangan bilang sesuatu telah terjadi diantara kalian?" tanya Cassandra penasaran. Chal menghela napas lalu tersenyum lebar.

"Aku hanya ingin ia melupakan laki-laki brengsek itu, dan ia mau berjalan denganku, membantunya melupakan Nayaka, ah dia selalu menyebut nama laki-laki itu," Chaldera menghempaskan badannya ke kasur, dan memejamkan mata.

Cassandra masih saja melongo melihat tingkah kakaknya yang seolah benar-benar sedang jatuh cinta.

"Bahkan saat aku menyentuhnya aaaahhh Ly, kulit lembutnya makin membuat aku gila," ujar Chal semakin mengeratkan matanya.

"Kaaak, nyentuh gimana? jangan sembarangan deh, Ly itu gak pernah ngapa-ngapain loh sama pacarnya makanya dia sakit hati bener ditinggal kaya gitu," Cassandra duduk di dekat kakaknya dan memukul bahu Chal.

Chaldera hanya tertawa dan bangkit dari tidurnya lalu duduk di dekat adiknya.

"Jangan kawatir, masih untuh tahu, aku hanya menciuminya, dan dia kaget saat aku, ah dia kelihatan banget memang gak pernah ngapa-ngapain, berarti pacarnya sebenarnya orang baik, menjaga Ly tetap tak tersentuh tapi mengapa lalu sebrengsek itu ya?"

Chal menghela napas lagi.

"Bener kan nggak diapa-apain? ih ngeri deh, aku tahu pacaran kakak sama kak Emily kayak apa, makanya aku takut si Ly kamu apa-apain," Cas kembali memukul bahu Chal.

"Aku hanya nyiumin, nyentuh dadanya dikit," sahut Chal pelan.

"Ih ni anak," Cassandra memukul bahu kakaknya dengan keras dan berlalu dari kamar kakaknya, terdengar tawa Chaldera memenuhi kamarnya.

****

"Yaaa masuk saja Cas," teriak Ly dari dalam kamarnya.

Cassandra melihat Ly yang masih menggunakan jubah mandinya dan membungkus kepalanya dengan handuk.

Lalu terlihat Ly yang membuka handuk di kepalanya, dan memiringkan kepalanya, mnenggosok sedikit rambutnya, hingga jubah mandinya yang tersimpul longgar agar terbuka.

Dan Cassandra agak kaget saat melihat ada beberapa tanda memerah di dada Ly.

Cassandra duduk di kasur Lyora, ia jadi serba salah mau menanyakan hubungan Ly dengan kakaknya, ia tidak ingin keduanya terluka lagi.

"Ly," suara Cas terdengar mengambang.

"Hmmmm ada apa?" tanya Ly masih memegang handuk di tangannya.

"Lihat dadamu,"

Lyora sadar dan segera mengeratkan jubah mandinya, ia duduk di dekat Cas dan diam di sana, bingung mau berkata apa.

"Akuuu,"

"Aku hanya ingin kau baik-baik saja, kakakku sepertinya menyukaimu, tapi aku yakin kau masih mencintai Nayakan kan?"

"Ya, sangat,"

"Lalu, apa arti tanda merah itu? Kapan kalian melakukannya? Aku hanya tidak ingin kalian tersakiti lagi, Kakakku sakit saat ditinggal kak Emily, setahun berlalu dan sekarang sepertinya ia menyukaimu, dan kamu disakiti Nayaka, aku yakin kamu masih mencintai Nayaka, iya kan?"

"Ya, maafkan aku, kami terbawa suasana, aku seperti bermimpi saat itu Cas, aku merasa bahwa Nayaka yang melakukannya padaku, menciumi seluruh wajah dan leherku, aku benar-benar seperti memeluk Nayaka, dan aku terbangun saat merasakan sakit dan gelenyar aneh di dadaku, saat aku membuka mata, aku melihat Chal, bibirmya masih di dadaku, ah aku tak mengira jika itu Chaldera," ujar Ly dengan suara pelan.

"Dan akhirnya kau mau berjalan di sisi kakak?" tanya Cas hati-hati.

"Aku akan mencoba," sahut Ly sambil menatap wajah sahabatnya.

"Tapi kau masih mencintai Nayaka?" tanya Cas lagi.

"Yah, tapi aku akan berusaha melupakannya," sahut Ly dengan wajah sedih.

"Pasti bisa Ly, asal kau benar-benar berusaha, lupakan dan jalani hidupmu, tidak usah menoleh ke belakang," ujar Cas sambil mengusap bahu sahabatnya.

"Kamu siap hadir saat kita wisuda?"

Cassandra melihat keengganan di wajah Ly.

"Aku kawatir keluargaku hadir dan mencariku, aku yakin itu, ada beberapa temanku yang dari Indonesia akan diwisuda bareng kita, aku yakin sangat mudah mencari informasi seperti itu" ujar Ly sambil menggeleng.

"Ada aku dan kakak, kami akan di sisimu," ujar Cas menguatkan.

****

Malam sebelum wisuda, Ly terlihat gelisah, ia duduk di depan jendela, lalu berdiri, membaringkan badannya dan berdiri lagi.

Kau harus kuat Ly, tampakkan wajah, bahwa kau baik-baik saja tanpa mereka....

"Ya, aku baik-baik saja pa, ma," ujar Ly dengan suara lirih dan air mata yang menggenag di pelupuk matanya.

****

Pagi hari, Chal menunggu Ly dengan cemas karena belum juga ke luar dari kamarnya.

"Ck, sabar napa," ujar Cas.

"Iyaaa, ah bawel," sahut Chal dan mata keduanya menoleh saat Ly membuka pintu kamarnya.

"Kita berangkat?" ajak Chal dan Ly mengangguk.

Chaldera menggenggam tangan Lyora yang dingin.

"Kau akan baik-baik saja, ada aku dan Cas di sisimu," ujar Chal. Lyora hanya mengangguk.

"Yuk kita berangkat," ajak Chal.

"Kaaaak aku kok gak digandeng, masa cuman Lyoraaaa," rengek Cassandra.

"Heh bawel, makanya sana cari pacar biar gak gangguin," ujar Chal menarik tangan adiknya.

"Hmmmm ada deh, aku dah dikenalin sama anaknya sahabat papa, ganteng," sahut Cas dengan riang.

Chaldera hanya mendengus dengan kesal.

****

Ada kelegaan dalam diri Lyora, sampai acara selesai ia bersyukur tak ada satupun orang yang ia takutkan akan muncul.

Ia melihat Chaldera mendekat, memberikan bunga Lily lagi, sambil tersenyum.

"Selembut cintaku Ly," bisik Chal.

Lyora berusaha tersenyum. Berdua mereka melangkah menuju tempat Cassandra dan teman-temannya namun langkah keduanya terhenti saat ada teriakan memanggil Ly dan badan Lyora menegang.

"Lyoraaaa, sayaaaang ya Allah naaaak, ini mamaaaaa,"

Lyora menggenggam erat tangan Chaldera.

Saat keduanya berbalik, badan Ly semakin menegang, ada papanya dan juga Nayaka.

Mama Lyora memeluk dengan erat tubuh anaknya, menangis dan terus menangis, Lyora diam saja dengan wajah membeku.

Saat melepas pelukan, mereka saling tatap.

"Maafkan kami Ly,"

"Aku sudah memaafkan dan tak ada yang perlu dijelaskan, maaf aku pergi ma,"

"Tunggu, kau harus mendengarkan," mama Lyora memegang erat bahu anaknya dan Chaldera menjauh memberi ruang pada keluarga Ly agar mereka berbicara.

"Chal jangan tinggalkan aku," teriak Ly saat melihat Chal menjauh.

"Aku di sini, menunggumu," ujar Chal sambil tersenyum.

Nayaka menatap tajam Chaldera yang terlihat sangat dekat dengan kekasihnya.

"Dengar nak, pernikahan Lyona dan Nayaka hanya untuk menutupi aib, Lyona hamil enam bulan saat menikah, dia ditinggalkan begitu saja oleh kekasihnya, satu kali kami pernah bertemu, dia berjanji akan menikahi Lyona tapi apa? Dia pergi meninggalkan kakakmu yang hamil besar, dan kau tahu sebulan kemudian Lyona meninggal nak, meninggalkan kami dan anaknya yang cantik, kami tidak memberitahumu karena ini hanya pernikahan untuk menutup malu kami, kembalilah pulang Ly, pulang, kembalilah pada kami, dan Nayaka, dia tetap menunggumu, mencintaimu," tangisan mama Lyora membuat Lyona mematung dengan wajah datar.

Lyona melepaskan pelukan mamanya, melangkah ragu mendekati Chaldera yang menatapnya dengan tatapan memelas.

"Kau akan pulang? Meninggalkanku Ly?"

Lyora mengangguk pelan sambil menunduk.

"Pulanglah, aku di sini, jika kau butuh sandaran lagi," mata Chaldera berkaca-kaca, berusaha menyiapkan hatinya, jika ia harus kesakitan lagi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel