Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 1

*FLASHBACK*

Diwajahmu

Tersimpan senyum yang sangat manis

Diwajahmu

Tersimpan mata yang penuh keteduhan

Dan diwajahmu juga

Kutemukan rasa itu.

Dihadapanmu,terasa waktu terhenti

Menatap bola matamu

Aku pasti tertunduk malu.

Memujamu adalah bagian nafasku

Mencintaimu adalah kecerahan hari-hariku

Beratus kalimat indah

Beribu sanjungan

Berjuta pujian

Beriring doa kukirimkan padamu

Adakah kau sadari itu?

**

Lili meletakkan penanya dengan puas, Entah ini puisi yang ke berapa yang telah dibuatnya untuk menyatakan perasaan cintanya pada Leon, Dia lalu meraih dompet yang tergeletak di atas meja belajar, membuka dan mengeluuarkan selembar foto berukuran 2R yang terdapat di sela-sela sisi dompetnya, Dia sengaja menyembunyikan foto itu rapat-rapat agar tidak bisa di lihat oleh orang lain,

Ada dia dan saudara sepupunya, Leon dalam foto itu, Foto itu diambil 3 tahun yang lalu saat cowok itu datang ke rumah Lili yang saat itu masih tinggal di Medan.

“Leon,Leon, gimana yah reaksi lo kalau elo tah gimana perasaan gue sebenarnya sama elo?” kata Lili sambil memeluk foto itu erat-erat.

Tok tok tok

“Lili, papa boleh masuk tidak?” terdengar suara Rendra,papanya dari balik pintu kamar.

Lili langsung cepat-cepat memasukkan foto mungil itu ke tempatnya semula, sembari menyembunyikan puisi yang baru saja ditulisnya tadi.

“Iya,Pa. masuk aja”

“Lagi ngapain?” kata Papa begitu pintu terbuka, Lili sudah duduk di atas tempat tidurnya.

“Baru habis mandi, kenapa Pa?”

“Kamu lagi banyak PR,ya?”

“Lagi ngganggur kok,Pa. memangnya kenapa?”

“Kita makan malam keluar yuk” ajak sang ayah.

“Makan malam keluar? Wah, mau,mau” kata Lili girang.

“Ya sudah, kalau begitu kamu siap-siap ya”

“Siap bos!” kata Lili lalu berdiri menuju lemari pakaian setelah papanya keluar kamar. Tak lama kemudian dia segera turun ke ruang tengah untuk menemui Papa, Mama dan kedua adik kembarnya yang sudah menunggu, Merekapun lalu pergi, dan beberapa menit kemudian mereka sampai di sebuah restoran yang cukup mewah.

“Ma, kok tumben kita makan ke tempat mewah gini,sih?” Tanya Lili heran pada mamanya setelah mereka duduk “Papa naik pangkat,ya?”

“Ah, nggak kok”

“Terus apa dong?” Lili jadi penasaran

“Nanti kamu juga akan tahu” kata Manda, mamanya sambil menepuk tangan Lili.

Tak lama kemudian datanglah sepasang suami istri yang menghampiri meja mereka.

“Maaf,ya. Kami terlambat, sudah lama nunggunya?” kata pria itu.

“Ah, tidak kok, kami juga baru sampai” kata Rendra

Lalu mereka pun mengambil tempat duduk tepat dihadapan Lili,

“Lili, Adi, Anita, kenalin ini Om dan Tante Anwar” kata Rendra,ayahnya memperkenalkan sepasang suami istri itu kepada ketiga anaknya, Mereka lalu saling berkenalan dan berjabat tangan.

“Jadi kamu yang namanya Lili? Wah ternyata kamu lebih cantik aslinya daripada di foto” puji Tante Anwar. Lili yang mendengarnya hanya menunduk malu mendengar pujian yang dilontarkan oleh wanita setengah baya itu.

“Tapi ngomong-ngomong dimana wanita ini melihat fotoku,ya?” Tanya Lili dalam hati,

“Om Anwar ini rekan kerja papa” kata papanya menjelaskan.

Lili manggut-manggut. “Mungkin mereka melihat fotoku di meja kantor papa” batin Lili,

“Kami juga punya looh anak yang seusia kamu” kata Om Anwar

“Oh iya, dimana dia? Kok dari tadi ndak kelihatan?” Tanya Manda,

“Aduh, sebelumnya maaf ini, Tadi sewaktu mau berangkat kesini ternyata dia belum pulang, jadi karena takut terlambat, akhirnya dia kami tinggal” kata Tante Anwar memberi alasan.

“Oh, begitu, enggak apa-apa kok, lain kali kan bisa bertemu” kata mama memakluminya.

Pesanan makan malam mereka datang dan kedua keluarga itu makan dan bercengkrama dengan sangat akrab.

**

Sementara itu di tempat lain….

“Devan, kamu kemana saja sih? Mama hubungi HP kok tidak diangkat?” Tanya Wina,mamanya saat sudah sampai di rumah,

“Adak ok,Ma” jawabnya singkat.

“Tapi kenapa telepon Mama tidak dijawab?”

“Lagi maen basket,Ma”

“Tadi pagi mama kan sudah bilang kalau kamu hari ini harus pulang cepat karena kita mau ada acara makan malam dengan teman Papa, kok kamu sudah kami tunggu malah tidak pulang” Wina nampak marah dengan anak tunggalnya tersebut.

“Males”

“Kamu ini gimana,sih? Ini semua kan demi masa depanmu juga”

“Kalau untuk masa depan Devan, berarti biar Devan sendiri yang menentukan calon pendamping hidup Devan, Bukannya mama atau papa” jawabnya dengan nada suara yang agak marah.

Mama dan papanya sekarang ini sedang berencana untuk menjodohkannya dengan anak rekan kerja, dan malam ini rencananya mereka akan dipertemukan supaya bisa saling mengenal. Namun karena ingin menolaknya, maka seharian ini Devan sengaja tidak pulang ke rumah, Sebenarnya latihan basket sudah selesai sejak pukul 5 sore tadi. Tapi untuk menghindari ikut serta mama dan papanya, akhirnya dia seharian ngetem di kafe langganannya dan baru jam 9 malam dia pulang.

“Kamu jangan begitu, anak rekan kerja Papa itu orangnya baik,loh, cantik lagi” kata Mamanya promosi

“Tadi mama sudah bertemu dengan dia, Orangnya baik dan sopan. Mama yakin dia pasti cocok deh sama kamu”

Mendengar hal itu, sontak saja kesabaran Devan pun mulai menipis “Mama dan papa ini maunya apa sih? Devan sudah bukan anak kecil lagi yang bisa diatur-atur!” Setelah mengatakan itu, Devan pun pergi meninggalkan kedua orang tuanya  yang kaget melihat reaksi anak tunggalnya. Setelah mengetahui reaksi Devan tersebut, maka terjadilah sesuatu yang diluar kehendak Papa dan Devan, Mamanya jatuh ke lantai sambil memegang dadanya, dan ternyata penyakit jantung Wina,kambuh.

Malam itu juga, mamanya langsung di bawa ke rumah sakit, Keadaan wanita itu cukup parah dan harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari, Devan beserta papanya menunggui wanita yang mereka sayangi selama berada di rumah sakit.

“Van, papa mau bicara sama kamu” kata papanya sambil mengajak Devan keluar dari ruang rawat istrinya.

Dan Devan pun menurut saja dan mengikuti langkah papanya dari belakang.

“Van, papa ingin minta tolong sama kamu”

“Soal apa,Pa?”

“Soal perjodohan itu,Van. Papa minta supaya kamu mempertimbangkannya kembali, Karena papa takut kalau sampai terjadi apa-apa dengan mamamu, kalau kamu berdebat lagi dengan mamamu tentang masalah ini” kata ayahnya dengan panjang lebar.

“Tapi Devan nggak mau dipaksa-paksa,Pa”

“Papa tahu,Van” kata ayahnya memaklumi.”Tapi setidaknya cobalah dulu untuk bertemu dengan gadis itu, untuk menyenangkan hati mamamu, Karena papa lihat tadi malam, Mamamu nampaknya sangat menyukai wanita itu”

Devan hanya terdiam mendengar penjelasan dari papanya.

“Tadi malam, saat kami pulang makan malam, Di mobil mama cerita, bahwa sebenarnya Mama agak khawatir dengan pergaulan kamu akhir-akhir ini, Mama takut kalau kamu berbuat yang aneh-aneh”

“Yang aneh-aneh gimana maksudnya?” Tanya Devan tidak mengerti.

Bagaimanakah keseruan ceritanya? Apakah Wina, mamanya Devan akan mengalami kesembuhan?

Nantikan di bab selanjutnya….

Tetap dukung yah, dengan memberi saran, komentar dan ulasan mengenai buku ini…terimakasih

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel