Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 2

Keesokan paginya.

Maya bangun dengan sedikit berat, Coctail semalam sudah membuatnya pusing di pagi hari. Sehingga mau tak mau Maya harus minum beberapa obat sakit kepala.

Setelah bersiap-siap dan minum segelas lemot hangat, Maya pun berangkat menuju tempat acara di gelar.

Dan hari ini adalah hari terakhir acara pencarian investor. Maya berharap semoga hari ini ada satu perusahaan yang sungguh-sungguh melirik perusahaan New-A.

Beberapa karyawan yang menemani Maya pun terlihat mengadakan prestasi untuk mengaet perusahaan-perusahaan yang terlihat berminat.

Maya berdoa dengan rasa cemas. Ia sangat-sangat berharap akan hasil kerja karyawan.

Namun sepertinya keberuntungan masih belum menjadi milik Maya. Hingga sampai dengan acara di tutup, New-A tak mendapatkan investor.

Maya menghela nafas pelan di depan 4 karyawan yang menemani dirinya selama di Batam.

"Terima kasih, kalian.. sudah lakukan yang terbaik" ucap Maya.

Ke empat karyawan itu pun terlihat tak semangat ketika menerima ucapan itu dari atasan mereka.

"Soal hasil, itu di luar tanggung jawab kalian, karena kita sudah berusaha" ujar Maya bijaksana.

"Sebelum pulang besok, ada baiknya malam ini kita makan malam bersama-sama, sebagai tanda terima kasih saya atas kerja keras kalian" tutur Maya.

Wajah ke empat karyawan itu terlihat sungkan, namun terlihat tak menolak juga ajakan makan dari putri presidr New-A.

***

Malam harinya, terlihat terlihat rombongan tim New-A tengah menikmati makan seafood di salah satu restoran mewah di kota Batam. Terlihat para karyawan tidak segan-segan menikmati menu mewah itu.

Namun saat menikmati makanan, sesekali mereka juga berbicara tentang even tersebut.

"Tapi, sepertinya Star Tomo sudah langsung pulang ke Jakarta tadi pagi" ujar salah satu karyawan wanita.

Maya sedikti kaget, dan sekilas mengingat wajah pria yang ia temui semalam, Angga.

"Padahal, saya sudah berharap sekali dengan Star Tomo" sahut seorang karyawan pria yang terlihat hendak menyudahi makannya.

"Iya, dari gaya mereka seperti serius" timpal seorang karyawan wanita yang duduk di samping Maya.

Maya terlihat berpikir dalam diamnya, hingga tanpa sadar ia mengingat wajah pria itu kembali.

Lalu perlahan ia tersenyum simpul.

"Mungkin mereka banyak penimbang dan itu hal yang wajar" timpal Maya.

"Mengucurkan dana miliaran di perusahaan yang baru saja terkena musibah pasti akan jadi pertimbangan tersendiri bagi mereka" sambung Maya.

Terlihat ke empat karyawan itu berpikir dengan ucapan Maya, yang terdengar ada benarnya.

"New-A pun sepertinya harus berbenah diri" sambung Maya menberi opini.

"Itu cara yang harus kita lakukan, agar New-A kembali mendapat kepercayaan"

Keempat karyawan itu berpikir dan beberapa dari mereka mengangguk menyetujui ucapan atasannya mereka.

"Dan, itu tugas baru untuk kalian ketika tiba di Jakarta nanti" ujar Maya bernada serius.

Sontak hal itu mengangetkan ke empat karyawan New-A.

"Yaa, masa kita lagi sih mbak Maya" protes salah seorang karyawan wanita sedikit.

"Iya, masa kita lagi mbak... belum juga pulang udah dapat jobdes aja" celetuk yang lain menimpal.

Maya tersenyum kecil.

"Kamu mau di kirim surat "spesial" dari New-A??"

Sontak keempatnya kaget dan reflek menggelengkan kepala dengan cepat.

Senyum Maya kian licik menatap ke empat karyawan nya.

"Bagus, jadi kerja tugas itu, karena kita adalah rekan mutualisme yang sama-sama membutuhkan satu sama lain" ujar Maya yang terdengar sedikit mengertak para karyawan nya.

"Kalian butuh gaji dari New-A dan New-A butuh kerja keras kalian untuk menjalankan perusahaan, bukankah itu adil" seru Maya yang selalu tersenyum.

Keempat karyawan langsung patuh mendengar ucapan mengerikan dari atasan mereka yang terkenal sangat perhitungan dengan kerja sang karyawan. Namun menjadi atasan terloyal bagi karyawan jika mereka bisa memenuhi standar mutu Maya.

Maya sedikit tersenyum melihat reaksi para bawahannya itu.

Dan akhirnya makan malam itu yang tadinya sangat mengenyangkan bagi sang karyawan, kini setelah mendengar ucapan sang atasan mereka lebih menyukai warung pingir jalan dari pada makanan mewah itu.

Maya hanya bisa menyimpan tawanya itu ketika melihat ekspresi para karyawan yang syok. Dan ia sangat menikmatinya.

***

Setelah 1 minggu kepulangan Maya dari Batam yang tak mendapatkan hasil.

Siang itu, Maya yang tengah bekerja serius di ruangannya pun terlihat kaget ketika telfon dimejanya berdering.

Maya mengangkat telfon tersebut.

"Hallo?" sahut Maya dengan menatap beberapa laporan yang harus ia tanda tanganilah di hadapannya.

"Maya, bisakah kamu ke Star Tomo?"

Jemari Maya berhenti seketika ketika mendengar nama perusahaan Star Tomo di sebut oleh presdir New-A yang merupakan papanya sendiri, Erwin Aritama.

"Star Tomo?ada apa, pah?" tanya Maya heran.

"Mereka mengundang kamu" ujar papa Erwin yang terlihat senang.

Namun berbeda dengan sang putri yang terlihat bingung.

"Untuk apa?" tanya Maya kembali.

"Mereka ingin mendengar kembali prestasi kamu di kantor mereka" ujar papa Erwin.

"Oh, kenapa harus Maya?, kan ada karyawan lain?" tanya Maya menolak.

"Sudah, jangan lepaskan kesempatan ini, Papa sangat berharap" ujar papa Erwin.

Maya sedikit berpikir.

"Oh begitu, lalu kapan?" sahut Maya mengalah.

"Sekarang?"

"Hah?, sekarang?" sahut Maya kaget.

"Iya mereka sedang menunggu kamu"

"Kok dadakan sih pah? Maya gak bisa" tolak Maya lagi.

"Bisa, pakai prestasi kemarin yang di Batam, mereka hanya ingin lebih yakin lagi dengan keputusan mereka" sahut papa.

Maya kembali menghela nafas pelan.

Papa Erwin mendengar hela nafas sang putri. Dan sesaat keduanya diam.

"Papa selalu yakin, kau pasti bisa.. Papa banyak berharap pada mu" tutur sang Papa mendalam.

Sorot mata Maya berubah sendu, ia tak bisa menolak jika sang Papa sudah berkata hal seperti itu. Ada rasa tanggung jawab yang seolah sang Papa berikan pada dirinya.

"Baik lah pah, Maya akan kesana sekarang" sahut Maya yang akhirnya tak berdebat lagi, lalu tak lama komunikasi itu pun terputus.

Maya sekilas melihat jam pada pergelangan tangannya, dan ini sudah hampir jam makan siang.

"Semoga aku bisa tepat waktu" gumam Maya pada dirinya sendiri.

Tak lama Maya pun memanggil asistennya. Ia meminta satu file persentasi yang pernah mereka pakai saat di Batam.

Maya memeriksa kembali file tersebut, ia ingin memastikan jika file tersebut sama dan tidak ada kekurangan apa pun.

Setelah beberapa menit ia memeriksa file tersebut, akhirnya dia yakin jika file itu masih pantas iya tunjukkan pada perusahaan Star Tomo.

Dan tanpa buang waktu Maya pun akhirnya beranjak pergi membawa file itu menuju kantor Star Tomo. Ia berharap semoga ini adalah kesempatan yang dapat membantu pemulihan New-A.

"Semoga.. semoga.." bisik Maya sembari berjalan untuk turun menuju parkiran gedung.

Terlihat sedan sport milik ya terparkir sejajar dengan mobil milik sang kembaran, Marcel.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel