Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Badai Para Pencari Pusaran

Berita tentang insiden di Sekte Langit Berkilau menyebar lebih cepat dari angin topan. Kabar itu tidak lagi sekadar desas-desus tentang "pria tampan dari dunia lain," tetapi sekarang menjadi kisah tentang "Kekosongan yang Diperebutkan Master Wei Ling." Gelar itu, meski tidak akurat, memicu minat dari pihak-pihak yang sebelumnya tidak peduli. Jika Master Wei dari Mawar Berduri yang terkenal kejam dan pragmatis itu bersedia menyerang sebuah sekte demi mendapatkan orang ini, maka pasti ada sesuatu yang sangat berharga padanya.

Beberapa hari setelah serangan itu, suasana di Sekte Langit Berkilau masih tegang. Para penjaga diperkuat, formasi pelindung sederhana di sekitar perimeter diaktifkan. Feng Yan tidak lagi disuruh menyapu; sebagai gantinya, Elder Ming menyuruhnya tinggal di dekat pondok, mempelajari naskah-naskah dasar tentang teori Qi dan meridian tubuh—pengetahuan yang, baginya, masih seperti membaca bahasa asing.

Huahua menjadi lebih sering muncul, wajahnya biasanya ceria sekarang sering berkerut karena kekhawatiran. Dia memberikan Feng Yan pil baru—"Pil Akar Bintang Jatuh"—yang terasa lebih kuat, hampir menyakitkan saat dia menyerap tetesan Qi yang masih sedikit itu. Prosesnya tetap lambat dan melelahkan.

"Kau seperti spons yang dicelupkan ke danau, tapi hanya menyerap satu tetes setiap jam," keluh Huahua suatu sore, mengawasi Feng Yan yang berkonsentrasi keras, wajahnya berkerut. "Tapi... tetesan itu tidak hilang. Itu tetap ada. Itu sudah sesuatu."

Sesuatu memang terjadi. Meski laju kemajuannya sangat kecil, Feng Yan mulai merasakan "kekosongannya" sendiri. Itu bukanlah ketiadaan, tetapi sebuah ruang, sebuah potensi yang dalam dan haus di dalam dantiannya. Saat tetesan Qi masuk, itu seperti setitik cahaya di kegelapan yang luas, tetapi kegelapan itu sendiri terasa... padat, menunggu.

Ketegangan itu pecah pada suatu pagi yang cerah.

Yang pertama tiba adalah seorang pria tua yang mengenakan jubah sederhana dari kain rami, mengendarai awan berkabut. Dia mendarat dengan lembut di halaman, matanya yang bijaksana dan penuh penilaian langsung tertuju pada Feng Yan, yang sedang berlatih pernapasan di bawah bimbingan Elder Ming.

"Elder Ming," sapa pria tua itu dengan suara yang dalam dan bergema. "Aku adalah Sage Batu dari Perguruan Gunung Sunyi. Aku mendengar ada mutiara tersembunyi di sini yang membutuhkan batu asah yang tepat. Metode lembutmu tidak cocok untuknya. Biarkan aku membawanya, aku akan menjadikannya batu karang yang tak tergoyahkan, fondasi yang kokoh untuk kekuatan besarnya."

Sebelum Elder Ming sempat menjawab, tawa nyaring menggema dari atas. Seorang wanita dengan pakaian merah menyala, menunggangi sabit raksasa yang berputar, turun dengan gerakan dramatis. "Batu karang? Dia bukan fondasi, Sage tua yang membosankan! Lihatlah potensinya yang liar dan tak terduga! Aku, Iblis Api Merah dari Kuil Bara Berputar, melihat nyala liar di dalamnya! Dia akan menjadi meteor yang membakar langit di bawah bimbinganku!"

Elder Ming menghela napas, wajahnya lelah. "Sage Batu, Iblis Api Merah. Feng Yan bukanlah barang yang akan diperdagangkan. Dia berada di bawah perlindunganku."

Sage Batu mengangguk perlahan. "Perlindunganmu tidak akan cukup, Ming. Yang lain akan datang. Mereka yang kurang... terhormat dariku."

Seolah-olah dipanggil oleh kata-katanya, bayangan besar menyapu halaman. Seekor burung nasar raksasa dengan bulu sehitam malam dan mata yang memancarkan kilau merah menyala terbang rendah, mencengkeram batu besar dengan cakarnya. Di atasnya berdiri seorang pria kurus dengan jubah hijau gelap, aura-nya terasa beracun dan licik.

"Yang Mulia dari Lembah Bernafas Racun," desis Iblis Api Merah dengan jijik. "Bahkan kau juga mencium bangkainya, Zhi Zhu?"

Pria kurus itu, Zhi Zhu, tersenyum, menunjukkan gigi yang tajam dan tidak rata. "Kekosongan... tempat yang sempurna untuk menyimpan racun-racunku yang paling berharga. Bayangkan, sebuah wadah yang tidak terpengaruh oleh Qi sendiri, mampu menampung intisari Malam yang Mematikan tanpa korupsi. Serahkan dia, Elder Ming. Aku tidak akan meminta dua kali."

Sekte Langit Berkilau sekarang dalam keadaan siaga tinggi. Murid-murid berkerumun, wajah mereka pucat ketakutan. Tiga Master yang kuat, masing-masing dengan tujuan mereka sendiri untuk Feng Yan, sekarang berdiri di halaman mereka.

Feng Yan merasa mual. Dia seperti seekor rusa yang dikelilingi oleh serigala, masing-masing melihatnya sebagai makanan dengan rasa yang berbeda. Huahua berdiri di sampingnya, tubuhnya gemetar, bukan karena ketakutan, tetapi karena kemarahan.

"Ini gila," bisik Feng Yan. "Kau tidak tahu setengahnya,"jawab Huahua. "Zhi Zhu itu jahat. Dia akan mengosongkan jiwamu dan mengisinya dengan hal-hal mengerikan."

Elder Ming mengangkat suaranya, berusaha tetap tenang. "Kalian semua telah melanggar wilayah kami. Feng Yan tidak akan pergi dengan siapa pun. Silakan pergi dengan damai."

"Damai?" Iblis Api Merah tertawa. "Kami tidak di sini untuk damai, Ming!" Zhi Zhu mengangguk."Memang. Kami di sini untuk klaim."

Sage Batu menghela napas. "Sayang sekali harus menggunakan kekuatan."

Pertempuran tidak bisa dihindari lagi. Namun, ini bukanlah serangan langsung seperti yang dilakukan Wei Ling. Ini adalah tiga pihak yang saling bersaing, masing-masing mencoba merebut Feng Yan sambil menghalangi yang lain.

Iblis Api Merah melepas sabit berapinya ke arah Feng Yan, bukan untuk melukai, tetapi untuk menjeratnya dengan cincin api. Sage Batu menghentakkan kakinya ke tanah, dan sebuah dinding batu setinggi tiga meter muncul dari tanah, memblokir sabit. Pada saat yang sama, Zhi Zhu melemparkan segenggam debu hijau beracun ke arah Feng Yan, yang dengan cepat dinetralkan oleh hembusan angin ber-Qi yang kuat dari Elder Ming.

Kekacauan absolut pecah. Api, batu, dan racun terbang di sekitar halaman. Murid-murid Sekte Langit Berkilau berteriak dan berlarian mencari perlindungan. Para Master ini tidak peduli dengan collateral damage.

Feng Yan dan Huahua berlari, menghindari serangan yang membunuh. Feng Yan, dengan refleks kurirnya, menarik Huahua ke bawah meja batu tepat ketika sebuah batu sebesar kepalan tangan meluncur di atas kepala mereka.

"Kita tidak bisa terus seperti ini!" teriak Huahua. "Punya ide?"balas Feng Yan, suaranya terdengar panik.

Mata Huahua berkilau. "Mungkin. Tapi ini berisiko. Pil terbaruku... 'Pil Resonansi Hati Bintang'. Itu seharusnya memperkuat hubungan antara Qi-mu dan kekosonganmu secara dramatis. Tapi itu bisa... menyakitkan. Dan itu akan menarik perhatian semua orang."

"Lakukan!" desak Feng Yan. "Lebih baik itu daripada ditangkap!"

Huahua mengangguk, merogoh kantung pilnya dan mengeluarkan sebuah pil yang memancarkan cahaya perak kebiruan yang berdenyut-denyut seperti jantung. "Buka mulut!"

Feng Yan menurut, dan Huahua melemparkan pil itu ke dalam mulutnya. Itu meleleh begitu saja, dan sebuah sensasi seperti petir menyambar seluruh tubuhnya.

Dia menjerit. Itu bukan lagi tetesan. Itu seperti selang yang disodok ke dalam kekosongannya, dan Qi langit—dalam jumlah yang sangat besar—dipaksa masuk dengan paksa. Setiap meridiannya terasa seperti terbakar, setiap ototnya tegang. Dia jatuh berlutut, tubuhnya bergetar hebat.

Dan kemudian, sesuatu yang aneh terjadi.

Kekosongan di dalam dirinya, yang biasanya pasif, tiba-tiba bangun. Itu seperti sebuah lubang hitam kecil yang menyadari makanannya telah tiba. Aliran Qi yang dipaksakan itu tidak lagi meluap; itu disedot dengan kekuatan yang begitu dahsyat sehingga menciptakan pusaran kecil di udara di sekitar Feng Yan.

Cahaya redup dari pil, api, debu racun, dan bahkan sinar matahari di sekitarnya seolah-olah membengkok ke arahnya. Suara pertempuran tiba-tiba teredam. Semua orang berhenti dan menatap.

Feng Yan memancarkan aura yang aneh—bukan aura kultivator, tetapi aura ketiadaan, sebuah vakum yang haus. Para Master yang bertengkar itu terkesiap.

"Pusaran!" teriak Sage Batu, matanya membelalak. "Itu...itu menyerap Qi-ku dari jarak jauh!" seru Iblis Api Merah, merasakan aliran apinya sedikit terganggu. Zhi Zhu mendesis,matanya bersinar dengan ketertarikan yang mengerikan. "Luar biasa! Bahkan lebih baik dari yang kuduga!"

Efeknya langsung. Ketiga Master itu, yang sebelumnya saling menghalangi, sekarang memiliki tujuan yang sama: mengendalikan pusaran ini. Mereka semua mengubah perhatian mereka sepenuhnya kepada Feng Yan, mengulurkan tangan mereka, mencoba untuk menjinakkan dan mengklaimnya.

Tapi pada saat itu, energi yang dilepaskan oleh pil dan reaksi Feng Yan telah terasa jauh.

Di langit, awan berpisah. Sebuah sinar cahaya keemasan turun, dan sebuah suara yang tenang namun berwibawa, yang terdengar seperti gemerincing loncang giok, menggema di atas kekacauan.

"Cukup."

Seorang wanita yang tampak agung, mengenakan jubah putih dan biru yang dihiasi simbol yin-yang, turun dengan anggun. Dia tidak mengendarai apa pun; dia hanya berjalan di udara. Aura-nya tidak tajam atau menindas, tetapi sangat dalam dan luas seperti samudera, membuat semua Master lainnya terlihat seperti anak-anak yang sedang bermain.

"Master Lan Yi dari Istana Surgawi Teratai," bisik Elder Ming, suaranya penuh dengan kelegaan yang luar biasa.

Wanita itu, Master Lan Yi, memandang sekeliling dengan mata yang tenang. "Pertengkaran seperti ini memalukan bagi kita semua. Pemuda ini bukanlah mainan atau alat. Nasibnya adalah miliknya sendiri untuk diputuskan."

Dia menatap ketiga Master itu. "Pergilah. Sekarang. Atau aku akan memberitahu Majelis Leluhur tentang tindakan tidak terpuji kalian hari ini."

Sage Batu adalah yang pertama mundur, memberikan penghormatan. "Master Lan Yi. Aku meminta maaf." Dia berbalik dan pergi dengan tenang.

Iblis Api Merah mendengus, tetapi ada rasa takut di matanya. "Ini belum berakhir," gumamnya sebelum melesat pergi dengan sabitnya.

Zhi Zhu mendesis, matanya penuh kebencian, tetapi dia tidak berani melawan Master Lan Yi. Dengan gerakan tangan, burung nasarnya datang dan membawanya pergi.

Dengan cepat, halaman itu menjadi sunyi, hanya menyisakan kekacauan dari pertempuran singkat itu.

Master Lan Yi memandang Feng Yan, yang masih gemetar di tanah, pusaran di sekitarnya sudah mereda, meninggalkan tubuhnya yang sakit dan bingung. Matanya yang bijaksana memandangnya dengan penuh pertimbangan, seolah-olah melihat langsung ke dalam kekosongannya.

"Kekosongan yang haus," ucapnya dengan lembut, lebih kepada dirinya sendiri. "Tapi bukan tanpa cahaya." Dia menoleh kepada Elder Ming. "Jagalah dia baik-baik, Ming. Dunia telah memperhatikannya sekarang. Jalan di depannya akan penuh dengan bahaya dan godaan."

Dia memberikan anggukan hormat kepada Elder Ming dan kemudian menghilang dalam kilatan cahaya keemasan.

Feng Yan pingsan, tubuhnya tidak mampu menahan tekanan lebih lama. Huahua bergegas ke sampingnya, wajahnya dipenuhi air mata dan kekhawatiran.

Elder Ming mendekat, wajahnya berat. Kata-kata Master Lan Yi bergema di kepalanya. Dunia telah memperhatikannya. Feng Yan tidak lagi menjadi rahasia kecil Sekte Langit Berkilau. Dia telah menjadi pusaran yang jauh lebih besar, yang akan menarik para pencari kekuatan dari seluruh penjuru dunia danxia. Perjuangan mereka baru saja dimulai, dan ini akan menjadi perjuangan untuk bertahan hidup melawan seluruh dunia.
Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel