Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Malu

Cuaca di pagi hari tidak bagus, Lu Man sama sekali belum melihat penampilan pria itu dengan jelas.

Dan sekarang, di bawah terik matahari, pria di depan terlihat heroik, dan memiliki penampilan yang tampan. Terutama, warna kulit kecoklatan yang sehat, mengkilap di bawah terik matahari.

Setelah mengatakan itu, pria itu tidak melepaskan keranjang terlebih dahulu, namun langsung berjalan menuju Lu Man dan melindunginya dengan berdiri di depannya seperti melindungi anak kecil.

"Kakak Ipar, aku sudah pernah katakan, tidak boleh ada yang menggertak Xiaoman."

Nyonya Zhao masih takut dengan adik ketiga ini, setelah mendegar omongannya, dia langsung menghentikan gerakan dengan malu. Nyonya Li, yang melihat Chen Zi'an telah kembali, rasa dianiaya tadi pagi akhirnya meledak.

Dia mengangkat dua tangannya dan duduk di lantai, mulai menangis.

Zi'an, ini sudah sampai kapan, kenapa kamu masih melindungi wanita yang tidak bermoral ini? Dia hampir memukuli ibumu sampai mati!"

Chen Zi'an mengerutkan kening, "Ibu, Xiaoman belum sembuh sehat, mana mungkin dia memukulmu?"

"Hanya kamu saja yang percaya dia belum sehat, aku lihat dia lumayan sehat!" Nyonya Li menggulung celana sambil menangis, benar saja ada sedikit memar di lutut, "Aku hanya menyuruhnya membuat sarapan,

dan dia memukulku sampai gini."

Chen Zi'an kemudian melihat ke arah Lu Man, "Kamu benar memukuli ibu?"

Lu Man menggigitkan bibirnya, "Dia yang memcubitku duluan, aku hanya membela diri!" Pura-pura kasihan, siapa yang tidak bisa. Sambil berbicara, Lu Man juga mengangkat tangannya, memperlihatkan memar besar di depan mata Chen Zi'an.

Kulit Lu Man sebetulnya memang putih, dengan perbandingan ini bisa dilihat dengan jelas luka Lu Man lebih parah dari pada Nyonya Li.

Meskipun Chen Zi'an tidak tahu apa kata membela diri, namun dia sudah memiliki penilaian di dalam hatinya. Hanya saja generasi muda tidak membicarakan kekalahan yang lebih tua, jadi Chen Zi'an mengalihkan topik terlebih dahulu. "Ibu, saya membantumu berdiri dulu."

“Aku tidak mau bangun!” Nyonya Li menangis lebih keras. "Apa gunanya membesarkan anak laki-laki? Ada istri langsung melupakan ibu! Semuanya, datang dan lihatlah, wanita seperti ini harusnya ditenggelamkan di sungai saja!

Melihat kondisi ini Kakak Ipar Zhao, menasehati, "Adik Ketiga, lihatlah ibu sudah sedih seperti ini, kamu bukannya menjual barang gunung hari ini , tidakkah seharusnya memberikan uang kepada ibu?

Mendengarkan kata-katanya, Chen Zi'an mengerutkan kening. Setelah beberapa saat, dia baru mengeluarkan dompet dan menyerahkannya kepada Nyonya Li, "Ibu, aku hanya mendapat uang sebanyak gini ...."

Mendengar ada uang, Nyonya Li langsung berhenti menangis. Dia meraih dompetnya dan berjalan pulang.

Nyonya Zhao mengikuti di belakang, dan pandangan matanya tertuju pada pakaian baru Lu Man, "Adik Ketiga, apakah kamu benar mau bercerai? Kalau gitu pakaian ini ...."

Sebelum dia selasai bicara, dia langsung mendengar Nyonya Li berteriak dengan suara melengking di sana. "Istri anak pertama, segera kemari masak siang! Ini sepanjang hari hanya berjalan kesini kemari,

siapa yang masih bisa diharapkan?"

Nyonya Zhao memutar mata kemudian pergi.

Chen Zi'an baru melihat dengan jelas pakaian Lu Man. Terasa menyegarkan dan indah! Gaun yang dipakai ini dibeli saat pernikahan mereka.

Tapi Lu Man tidak pernah memakainya, dan ketika pagi bilang mau bercerai, Lu Man baru mengeluarkan bajunya. Sepertinya, berpisah dengannya, suasana hati Lu Man menjadi lebih baik.

Mata Chen Zi'an meredup, "Maaf, tadi pagi aku telah berjanji bahwa uang dari hasil penjualan barang gunung akan aku berikan untuk biaya hidup kamu ke depannya, tetapi sekarang telah diambil oleh ibu. Aku akan pergi berburu di gunung sekarang dan besok baru aku jual lagi."

“Tidak perlu!” Lu Man menarik tangannya.

Tangan yang lembut seperti kapas melingkari tangan Chen Zi'an. Ini adalah pertama kali Lu Man memegang tangannya, Chen Zi'an menoleh dengan cepat, rona merah yang mencurigakan muncul di pipinya.

Pria di zaman dulu rupanya polos juga! Dia sangat jantan ketika berdiri di depannya tadi. Siapa bisa menyangka, hanya berpegangan tangan, pria ini langsung tersipu?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel