Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

Ale dan Robert terlihat menikmati pertemuan mereka, namun mereka lebih memilih untuk turun menuju cafe meminum kopi dan berbincang. "Oh Ale sepertinya kita harus mengobrol di bawah dan meminum kopi, bagaimana jika kita meninggalkan, ehmm.. siapa...nama putri mu?"  ucap Robert.

"Acellyn Aungelina," tiba-tiba Cellyn menjawab.

"Ya, bagaimana jika kita minum sebentar dan membiarkan Rayler bersama Cellyn untuk mengobrol bersama, " Robert mengajak Ale berbincang empat mata, disisi lain Robert juga ingin agar nanti hubungan Bos dan Sekretaris menjadi akrab. Ale pun menyetujui ajakan Robert, lagipula tidak perlu ada yang di khawatirkan, "Cellyn, papa pergi sebentar dengan Robert," mereka berdua pun bergegas pergi untuk hanya sekedar berbincang empat mata.

Suasana di ruangan besar itu tiba-tiba hening, Cellyn yang gugup dengan posisinya dan Rayley yang sudah terbiasa dengan sikap dinginnya.

Cellyn melirik ke kiri dan kanan sesekali tersenyum kecil di bibir, karena melihat ketampanan Ray bahkan ketampanan kakaknya Alexi Adelardo tidak ada bandingannya.

"Apa kau sudah gila tersenyum sendiri?" Rayler melihat aneh tingkah Cellyn.

Gadis itu langsung berhenti tersenyum dan menatap ke arah nya, "tidak,"

"Dasar gila," umpat Rayler.

"Tak apa, memang nya ada aturan tentang tersenyum," balas Cellyn

"Aku tak ingin memiliki sekretaris gila," sindiran nya masih dengan nada yang dingin.

"Menyebalkan," batin Cellyn.

"Sesuai dengan prosedur perusahaan  pemilik perusahaan ini sah diwariskan Rayler Mark jadi kemungkinan kita akan bekerja sama, dan kau akan menjadi sekretaris ku," ucap panjang lebar Ray.

"Iyah aku mengerti, papa kamu juga sudah bilang,"

"Bagus,"

"Sudah jelas? Sekarang pergilah!" Rayler mengangkat kaki, dan tidur di sofa.

"Kok tidur?" Acellyn melihat tingkah lelaki di depannya ini seperti bukan calon bos yang wajar.

"Why? Pergilah sekarang urusan kita berlanjut besok, apa kau kurang paham?" Rayler Memejamkan mata dengan tangan bersendekap dada.

"Hmm baiklah," Cellyn berdiri dan berjalan pergi.

_______***______

"Cellyn yakin bekerja di perusahaan orang lain, Di perusahaan Alex juga ada bagian yang bisa kau isi, meskipun lain sekretaris," intruksi Ale dengan menyetir di dalam mobil.

"Cellyn sangat yakin, lagipula apa salah bekerja di perusahaan orang lain? Kalau Cellyn kerja di perusahaan kakak kan Cellyn nanti gak ada yang marahin, sangat menambah wawasan," ucap Cellyn yang berada di sebelah kiri Ale.

"Kau memang keras kepala," Umpat Ale, Cellyn hanya tertawa dan mengunyah sereal yang ada di mobil. Kini mobil hitam itu telah sampai di kediaman nya, "Cellyn ke kamar dulu," teriak Cellyn.

Sesampai di kamar

Cellyn membuka semua baju, berganti pakaian yang lebih santai lalu  melempar tubuhnya di atas kasur, "Bagaimana aku bisa bekerja dengan serius jika atasanku saja setampan itu," ucap Cellyn tertawa sendiri

5 jam kemudian....

Alex baru saja pulang dari kantor, ia pun langsung bergegas menuju kamar Cellyn.

"Cell," ucap Alex Mengetok pintu.

"Apa kau sudah tidur?"

Cklerk

"Tak terkunci," Alex memasuki kamar dan melihat Cellyn sudah tertidur lelap.

"Cell bangun," Alex Duduk di samping.

"Kakak," Cellyn membuka perlahan matanya.

"Coklat untukmu, Cellyn temani kakak makan di luar,"

"Makan diluar?"  Tanya Cellyn.

"Iyah, Cellyn siap-siap, kakak tunggu di luar, inget kakak ga pernah setuju kamu pake baju di atas lutut," Alex selalu tidak suka jika tubuh adiknya dilihat oleh mata nakal lelaki karena ia adalah lelaki, maka tau apa yang ada di fikirkan nya.

"Iyah kakak, dasar banyak aturan," Cellyn berdiri dengan setengah nyawa karena bangun tidur.

"Baikklah jam 8 kita berangkat," Alex meninggalkan coklat yang dia bawa di atas meja dan keluar.

Setelah beberapa saat, Cellyn sudah siap dengan dress nya yang elegan namun berkesan simpel tidak mencolok, Cellyn keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu di depannya, "Kak Alex,"

"Hmm," Alex membuka pintu dan berjalan bersama Cellyn segera menuju restauran.

Mereka sudah berada di sebuah restauran, dengan disambut senyum beberapa para pelayan. Alex dan Cellyn memilih duduk di luar sehingga memperlihatkan suasana pemandangan jalanan malam itu.

"Bagaimana pekerjaan mu?" Ucap Alex membuka menu guna memilih makanan.

"Besok Cellyn sudah bekerja," balas Cellyn melirik bunga di atas vas.

"Secepat itu?"

Cellyn melihat pemandangan luar ini sangat indah ia jadi teringat suasana kota France saat bersama pamanya Adra disana, "Iyah," balas singkat Cellyn.

Alex memberi menu makanan yang akan ia pilih kepada pelayan yang berdiri di sampingnya, "Baik tuan silahkan tunggu sebentar," ucap pelayan membungkuk hormat dengan senyum.

"Jika ada yang menyentuhmu, katakan saja padaku," Alex sangat sayang kepada Cellyn melebihi dirinya sendiri.

"Dasar over," umpat Cellyn.

Dari kecil mereka berdua memang sudah di ajarkan untuk saling melindungi, saling memiliki sampai dewasa, tentu Ale dan Brendy di balik keharmonisan semua ini.

Di pemandangan lain namun masih dalam area restaurant tersebut tepatnya sedikit jauh dengan tempat duduk Alex dan Cellyn. Disana sudah ada 4 lelaki yang mengobrol bersama dengan ditemani beberapa kopi, makanan dan lainya.

4 orang tersebut adalah Rayler, David, Charlie, dan Simmon.

Seseorang menatap dengan serius lelaki yang mengobrol dengan gadis itu begitu serius sampai matanya ingin lepas.

"David, apa kau melihat itu?" Charlie menepuk pundak David sangat keras.

"Ray," Memanggil Rayler yang sibuk dengan ponselnya.

"Raayyy," sekali lagi.

"Hmm," balas Ray.

"Itu Alex kan, apa dia sedang bersama kekasihnya?" Spontan Rayley menghentikan dan menaruh ponselnya beralih menatap ke David.

"Aku tidak perduli,"

"Ini berbeda Ray, dia bersama kekasihnya," David melihat dari cara Alex yang tersenyum manis kepada gadis di depannya.

"Ternyata Alex sudah memiliki kekasih," Charlie mengejek Rayley dan kata-kata itu mampu membuat Ray ingin melihat Alex, "dimana?"

David menunjukan dengan ekspresi tercengang, "sungguh cantik kekasih Alex,"

Rayler yang melihat Alex dan gadis di depannya hanya diam namun masih menatap. Mata Ray tertuju pada gadis itu hingga David menatap Rayler menyadarkan sesuatu, "Ehm Ray kau tak perlu tercengang melihat kecantikan kekasih Alex," sindir David.

"Dia sekretaris ku," balas Rayler.

"Jangan membuat drama Ray," Simmons menoleh ke arah David dan Charlie tak percaya.

"Aku tidak berbohong, datanglah besok di kantor ku," Rayler masih menatap Alex dan Cellyn .

"Ohhh jadi gadis itu kekasih Alex," batin Rayler.

"Lihatlah Ray, lagi dan lagi Alex mendapat wanita cantik," Rayler langsung menatap Simmons yang mengucapkan itu, Simmons otomatis diam mengalihkan pembicaraan.

"Oh," Ucap Rayler.

"Ternyata gadis itu kekasih Alex," Rayler berbicara pelan dan menyeruput kopi.

______________________________________

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel