Pustaka
Bahasa Indonesia

Kill the COWARD with love

19.0K · Ongoing
Hes_Re
24
Bab
6.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

21++ ALEXI ADELARDO putra pewaris utama A&A Group dan RAYLEY MARK anak dari seorang Billionaire muda yang tampan musuh yang tak asing jika di dengar, keduanya memiliki watak yang keras kepala dan tidak ingin kalah. Selalu melibatkan semuanya termasuk apapun dalam persaingan.namun bagaimana jika RAYLEY MARK bertemu dengan adiknya Alexi Adelardo adik yang ia sayangi satu-satunya yaitu ACELYN AUNGELINA, wanita cantik membuat lelaki jatuh hati akan kecantikan .akankah kontroversi di mulai? Cinta? Permusuhan? Lalu bagaimana reaksi ALEXI ADELARDO?

Cinta Pada Pandangan PertamaWanita CantikTuan MudaRomansaBillionaireSweetRevengeMenyedihkanDewasaBaper

Bab 1

Author POV

Los angeles-California...

Deretan mobil-mobil mewah berderet  , sorak sorak perempuan maupun wanita menjadi satu, Suara-suara gas mobil yang begitu nyaring di lapangan ini sudah biasa di dengar, tubuh indah perempuan yang sengaja di pamerkan adalah rutinitas setiap malam.

"Citz..." mobil yang saling bersautan dengan cepat hingga menimbulkan bekas tanda roda di jalan itu.

Disisi kiri dan kanan saling membela kandidat nya masing masing.. beberapa ada yang merekam nya.

Lelaki yang berada di dalam mobil berwarna biru itu hanya tersenyum miring, ia keluar disambut pelukan pelukan kawanya .

"Wooww...it's amazing Alex... You win" ucap teman Alex bahagia atas ini.

Lain dengan itu lelaki bermobil hitam melirik nya dengan tajam dan mendengus kesal ia adalah Rayley Mark.

"Shit," ucap Rayley.

Alex mendekati mobil hitam itu dan bersandar di pintu nya.

"Kapan kau bisa menang melawan ku Ray?" Alex yang memanasi nya.

"Kita imbang," Rayler yang turun dari mobilnya.

"Kupikir kau memiliki sedikit bakat tentang melawan ku.. namun salah... begini saja kau tak ahli.....bahkan dalam urusan percintaan mu sangat kacau..." ucap Alex terus meracau yang membuat telinga Ray panas.

Bug...

Tiba tiba tangan Ray memukul pipi Alex hingga membiru.

"shit,"

Alex yang terserang tidak tinggal diam ia maju memegang tangan itu dan memberi tonjokan langsung di hidungnya. Segerombolan orang-orang datang mencoba memisahkan mereka yang bebal akan perselisihan ini.

"Brengsek,"

"kau sangat lemah," ucap Alex meludah.

Dengan susah payah teman Alex merelai menarik tubuhnya agar terpisah, begitu sebaliknya dengan teman Rayler.

Dan Rayler pun dibawa pergi oleh temanya, Alex yang melihat itu hanya memasuki mobil dan berjalan menuju rumah.

"Alexxxx," teriak Brandy, ibu Alex yang melihat putranya babak belur di bagian wajahnya.

"berulah lagi...aku sudah lelah mengingatkan mu Alex,?"

Alex hanya mendengar dan diam saja ketika ibunya memarahinya. Ale yang mendengar teriakan itu keluar dari kamar dengan rambut yang acak-acakan.

"Why baby?" tanya Ale.

"Lihatlah anakmu ini... harusnya ia belajar mengenai perusahaan bukan selalu bertengkar seperti ini Ale," ucap Brendy kesal.

Ale mengelus matanya dan mengahampiri Alex, "Bertengkar lagi... apa yang kau lakukan?"

"itu tidak penting," Alex menaiki tangga dan pergi.

"Kau tidak memarahinya Ale?" Ucap Brendy.

"biarkanlah dia mengururus semua urusannya sendiri," Ale tersenyum dan menghampiri istrinya lalu mengajak nya ke kamar.

Alex berjalan di lantai atas disana, di samping kiri adalah kamar nya sedangkan di samping kanan adalah kamar Acellyn (adiknya). Alex memegang gagang pintu kamarnya namun ia menoleh kebelakang sebentar dan menghampiri nya.

"Cel... celyn.... apa kau sudah tertidur?" Mengetuk pintu itu.

"Cklek," suara pintu terbuka.

Acellyn menutup mulut nya dengan tangan nya melihat keadaan kakak nya.

"Kakak...." Menarik lengannya dan meminta nya masuk kamar.

Alex hanya tersenyum dan menuruti nya, "sudahlah jangan cemas," goda Alex.

"Kau berkelahi lagi dan lagi," Celyn pergi mengambil beberapa obat yang ada di laci kamarnya.

"Lelaki sudah terbiasa bukan," balas Alex meremehkan.

Celyn melempari kepalanya dengan perban, "hai mengapa melempar ke kapalaku," Ucap Alex.

"Kakak selalu saja berkelahi," duduk di depan dan mengobati beberapa luka di wajah kakaknya.

"Tak apa.. lagipula aku memiliki adik yang merawat ku," mencubit sedikit hidung adiknya.

"menyebalkan," Celyn sangat menyayangi Alex begitu pula Alex sangat menyayangi adiknya.

"terima kasih," Alex tersenyum.

Celyn menutup alat obat itu dan mengangguk, "Hu..um,"

____***___

Rayler bersama teman-teman nya berkumpul di sebuah kamar... kamar itu adalah milik salah satu temannya.

"Sial... andai saja aku memenangkan itu pertandingan itu," teriak Rayley.

"Ray....tak perlu emosi," David yang berada di belakangnya dan bermain laptop.

~

Keesokan harinya....

"Tuan Ray... Bangunlah," suara kedoran pintu. Rayler yang masih memeluk guling hanya diam tetapi matanya terbuka.

Tuk..tuk..tuk..suara pintu kembali di gedor.

Rayler bangun dari tempat tidurnya  nya dan membuka pintu itu, "Hmm,"

"tuan menunggu anda di kantor," Ucap salah satu pelayan di mansion nya.

"Ya," balasnya singkat.

Rayler sudah siap di depan kaca dengan pakaian yang rapi ia menuju mobil dan segera pergi menuju kantor.

Disisi lain Alex dan keluarganya sudah berada di meja makan dan mengobrol dengan keluarga nya.

"Alex, Cellyn baru pulang dari France mengurus kuliahnya... Jadi sekarang Cellyn akan bekerja juga di perusahaan A&A," ujar Brendy.

"apakah saat ini?" tanya Alex.

"bagaimana jika aku menjadi sekretaris kak Alex?" ujar Cellyn dengan senyum.

"Mana mungkin... kakak sudah memiliki sekretaris," Alex yang menatap adiknya.

"Celyyn akan bekerja hanya sebagai sekretaris, ayah dan ibu pasti tahu itu kan," ucap Cellyn  meneguk segelas susu di depan meja.

Ale yang melihat putri nya menginginkan jabatan sebagai Sekretaris, sejenak berfikir dan melamun.

"tenanglah, kau tidak bisa terburu-buru seperti ini," goda Alex mengelus rambutnya.

"Cellyn harus menjadi Sekretaris, lagipula ayah punya banyak teman... nanti akan ayah usahakan," Ale berusaha mencari ponselnya.

"terima kasih ayah," ucap Cellyn tersenyum.

"kalau Cellyn terjadi sesuatu bagaimana?" kata Alex protes dengan usul ayahnya.

"kakak, itu tidak akan terjadi," ucap Cellyn memukul lengan Alex.

"Sudahlah Alex.. ayah begitu kenal baik dengan salah satu teman ayah," ucap Ale pergi dan menelfon seseorang.. diikuti Brendy dari belakang.

"Kenapa harus menjadi sekretaris Cel... kau bisa jadi yang lain," ucap Alex tak setuju.

"aku bosan bertemu dengan mu kak, aku juga ingin bertemu orang baru," goda Cellyn memanyunkan bibirnya.

"Kakak tidak akan bisa melindungi mu, bagaimana jika terjadi sesuatu?" ucap Alex menatap ke arah adiknya .

"tenanglah, adikmu ini sudah besar," ucap Cellyn menjulurkan kan bibirnya dan terlihat menggemaskan.

"kau ini," Alex mengacak rambut adiknya.

"kakak akan pergi Cellyn," ucap Alex pergi meninggalkan meja makan.

Celyn hanya tersenyum dan mengangguk mengerti.

"ayah, aku akan kantor," ucap Alex, berpamitan kepada Brendy dan Ale.

Beberapa jam kemudian.....

Cellyn sudah siap dengan pakaian nya, begitu Ale yang siap mengantar anaknya ke sebuah perusahaan temannya.

"apa kau yakin ingin menjadi sekretaris?" Tanya ulang Ale ayahnya.

"aku sangat yakin,"

Mobil hitam pun telah berjalan menuju sebuah perusahaan bernama R.O.Y.A.L grup, salah satu perusahaan terbesar di Los Angeles.

Kini Cellyn dan Ale sudah berada di ruangan utama pemilik ROYAL grup begitu besar dan mewah.

"Robert maaf jika kedatangan ku menganggu," Ale yang duduk di depan Robert di samping nya sudah ada Cellyn.

"Tak apa Ale... katakan ada apa?" tanya Robert.

"Begini.... putriku ingin menjadi sekretaris di perusahaan mu.... bagaimana?" Ale sedikit ragu bertanya.

"Jangan bercanda.... dirimu bahkan memiliki perusahaan sendiri," Robert tertawa.

"Ya... tapi putriku ini hanya ingin menjadi Sekretaris..."

"Hmmm Sekretaris... Aku juga mencari nya Ale.. untuk putra ku yang akan menjadi penerus ku disini... aku sudah waktunya untuk pensiun," ucap Robert tertawa mengucapkan kata pensiun.

"Benarkah? Apa artinya?" Ale mengeryitkan dahinya.

"Yaaa memang ada,"

Tiba tiba pintu ruangan terbuka dan Rayler selaku putra Robert memasuki ruangan, Celyn yang melihat ketampanan Rayley sedikit salah tingkah.

"lihatlah itu, ia adalah putraku," ucap Robert, Rayler dengan santai berjalan dan menghampiri Robert.

"Tampan sekali," batin Cellyn.

Rayler melirik sedikit ke arah Cellyn lalu duduk di sofa .

"Tampan sekali," puji Ale.

"Seperti ayahnya," keduanya saling tertawa kecuali Cellyn dan Rayley.

"Rayley... gadis ini adalah teman ayah... dan sekarang dia adalah Sekretaris barumu," ucap Robert memberi penjelasan.

"Sekretaris?" Rayley tak percaya.

"Yaaa... lagipula kau akan menjadi pengurus perusahaan ini sekarang... dan sungguh waktu yang tepat temanku datang kemari,"

Cellyn hanya diam terkadang beberapa detik melirik lelaki tampan di depannya, Rayler membalas lirikan itu dengan cepat, dan Cellyn hanya bisa memalingkan pandangannya.