Bab 13 Sesuai Dugaan!
Senin pagi, Dean mengendarai mobil BMW X6 menuju Grup Yohan, dia sudah menyiapkan kotak hadiah yang sangat indah, di dalamnya terdapat anggur merah seharga ratusan juta, walaupun tidak mahal, tapi anggur merah ini tidak mudah didapatkan, Dean merasa hadiah ini seharusnya bisa menunjukkan keseriusan Keluarga Kusuma.
Setelah memarkirkan mobilnya, dia langsung berjalan ke dalam gedung, tapi sesampainya di pintu masuk, dia ditahan oleh dua satpam.
Sambil melihat dua satpam yang biasa ini, dia bertanya, "Apa yang kalian lakukan?"
"Ada urusan apa kamu datang ke sini?" Tanya salah satu satpam dengan nada yang tidak ramah.
Dean menarik-narik jasnya, melihat kedua satpam ini dengan sinis, "Aku adalah tuan muda dari Keluarga Kusuma, Dean, yang juga merupakan kepala Keluarga Kusuma di masa depan. Aku datang ke sini untuk menandatangani kontrak dengan Pak Nelson."
Setelah berbicara, dia langsung masuk ke dalam, dia bahkan malas melihat kedua satpam ini sama sekali.
Tapi, kedua satpam itu tetap menahannya, setelah melihat Dean dari atas sampai bawah, salah satu dari mereka berkata, "Kamu tunggu di sini, aku akan menanyakannya pada Pak Nelson! Tanpa izin dari Pak Nelson, tidak ada orang yang boleh masuk."
"Tunggu!" Teriak Dean ke arah satpam itu, sambil menunjuk kotak hadiah yang dibawanya, dia berkata, "Ini hadiah untuk Pak Nelson, tolong bawakan ini untuknya."
Setelah menerima kotak berisi anggur merah itu, satpam itu langsung masuk ke dalam!
"Sialan!" Dean tidak bisa menahan diri untuk berkata kasar, "Aku akan menunggu permintaan maaf dari kalian berdua."
Kontrak ini sudah dibuat dan diputuskan, semua orang juga mengetahuinya, dia tidak percaya kalau dua satpam ini tidak mengetahuinya. Sialan, bisa-bisanya dia dicegat di pintu masuk, tapi dia tertawa-tawa di dalam hatinya setelah membayangkan Pak Nelson sebentar lagi akan keluar dan memberi kedua orang ini pelajaran.
Dia juga jadi mengingat Jocelyn yang diusir dari vila.
Hari ini, ada dua hal membahagiakan yang terjadi pada dirinya, bukan hanya Jocelyn yang diusir, dirinya juga akan segera bergabung ke perusahaan keluarga, dan yang paling penting adalah, kalau dia berhasil menandatangani kontrak ini, maka Keluarga Kusuma akan menjadi keluarga papan atas berkat dirinya, sungguh menyenangkan.
Lima menit kemudian, satpam itu keluar lagi, dengan dingin Dean berkata, "Bagaimana? Apakah Pak Nelson mengizinkanku masuk?"
Satpam itu berjalan ke depan Dean sambil menggeleng-geleng, melihat itu, sambil melambaikan tangannya Dean berkata, "Tidak perlu meminta maaf, setelah aku keluar nanti, Pak Nelson pasti akan memberi kalian pelajaran."
Setelah berbicara, dia mengangkat tangannya untuk menepuk-nepuk bahu satpam, tapi dia malah didorong oleh satpam sampai terjatuh ke atas tanah dan ditinju. Tinju ini begitu mendadak sehingga tubuhnya menggelinding di atas tanah.
"Sialan!" Dean lagi-lagi berkata kasar, dengan kesal dia berteriak, "Apa maksudmu? Berani-beraninya kamu memukulku, kamu hanyalah seekor anjing penjaga di sini, apakah kamu tahu siapa aku?"
Sambil mengangguk satpam berkata, "Tentu saja tahu, ini adalah perintah dari Pak Nelson, kalau kamu keberatan, kamu bisa mencarinya. Dia bilang, bawa hadiahmu itu dan cepat pergi dari sini, kalau kamu tidak mau pergi, setiap lima menit kami akan meninjumu."
Setelah berbicara, satpam melempar kotak berisi anggur merah itu ke depan Dean, bahkan dia juga meludahi kotak itu, "Selain itu, beritahu Nyonya Besar Kusuma, kontrak ini tidak ditujukan untuk Keluarga Kusuma, tapi ditujukan untuk Nona Jocelyn. Selain Nona Jocelyn, tidak ada orang lain yang bisa menandatangani kontrak ini, kalau masih ada orang lain yang datang ke sini, mereka akan bernasib sepertimu, cepat pergi dari sini!"
Seketika Dean mematung, dia melihat satpam dengan syok, "Apa, apa yang kamu katakan barusan?"
"Kamu ini tuli? Kamu tidak layak menandatangani kontrak itu! Cepat pergi dari sini, jangan memaksaku untuk memukulimu lagi."
Dean menelan air liurnya, dia mau tidak mau harus memercayai apa yang dikatakan satpam barusan, tinjunya itu sudah mendarat di pipinya, bagaimana mungkin dia tidak percaya.
——
Sesampainya di rumah, dia menyampaikan semua yang dikatakan satpam pada Nyonya Besar Kusuma.
Setelah mendengar itu, Nyonya Besar Kusuma langsung marah besar, "Apa? Ada aturan seperti itu!"
"Nenek, nenek harus membelaku, mereka sudah memukuliku. Mereka juga bilang, tidak ada orang lain selain Jocelyn yang bisa menandatangani kontrak itu, nenek sendiri juga tidak bisa." Keluh Dean dengan wajah yang hampir menangis.
Wajah Nyonya Besar Kusuma menggelap, "Apa yang sedang dilakukan oleh Pak Nelson ini?"
"Nenek, pasti Jocelyn melakukan sesuatu secara diam-diam, kalau tidak, bagaimana mungkin Pak Nelson bersikeras hanya Jocelyn yang bisa menandatangani kontraknya. Beberapa hari yang lalu, setelah dia diusir, dia pasti pergi mencari Pak Nelson secara diam-diam dan memanfaatkan kecantikannya untuk menggoda Pak Nelson. Kontrak ini sudah dibuat dan diputuskan, siapa pun yang menandatanganinya sama saja, bagaimana mungkin tiba-tiba hanya Jocelyn yang bisa menandatanganinya!"
"Diam!" Nyonya Besar Kusuma tahu betapa pentingnya kontrak ini bagi Keluarga Kusuma, karena kontrak ini bisa membuat Keluarga Kusuma menjadi keluarga papan atas di Kota Nogova, bekerja sama dengan Grup Yohan adalah sebuah kesempatan yang sangat langka.
Setelah berpikir selama beberapa detik, Nyonya Besar Kusuma berkata, "Cepat cari Jocelyn, suruh dia menandatangani kontrak ini."
"Nenek, nenek benar-benar mau meminta Jocelyn yang menandatanganinya? Padahal nenek sudah berjanji padaku, aku yang akan menandatanganinya." Ucap Dean dengan rasa tidak terima.
"Apakah kamu bisa menandatanganinya?" Tanya Nyonya Besar Kusuma dengan suara yang keras.
Dean mengelus pipinya yang masih sedikit sakit, dia memang tidak bisa menandatangani kontrak ini.
"Aku tidak peduli apa yang akan kamu lakukan, kamu bisa menghampirinya dan meminta maaf padanya, atau kamu juga bisa berlutut dan memohon padanya, pokoknya, kamu harus meminta Jocelyn menandatangani kontrak ini." Perintah Nyonya Besar Kusuma dengan tegas.
Jocelyn yang lelah baru pulang ke rumah, kebetulan Frederic sudah menyiapkan makanan. Hari ini Jocelyn pergi mencari pekerjaan, tapi dia tidak menemukan pekerjaan yang cocok, sebenarnya ada banyak perusahaan yang tertarik padanya, tapi gaji yang ditawarkan tidak memuaskan.
Sambil melihat Jocelyn yang murung, Frederic berkata, "Makanan sudah kusiapkan, kalau nanti Dean datang dan memintamu menandantangani kontrak, jangan terima, tandatangani kontrak itu ketika kusuruh! Jangan terjebak olehnya."
"Baiklah, aku masih ada sedikit urusan, aku pergi dulu!"
Setelah berbicara, Frederic langsung keluar tanpa menoleh ke belakang sama sekali.
Sebelum mencerna apa yang dikatakan Frederic barusan, Frederic sudah keluar.
Dia tidak mengerti kenapa Frederic mengatakan itu, kenapa Frederic merasa Dean akan datang mencarinya?
Jocelyn sama sekali tidak memahaminya, tapi setelah mencium aroma makanan yang sedap, dia pun menjadi sedikit lapar. Oleh karena itu, dia duduk di meja makan dan menyantap makanan sendirian. Beberapa hari ini Frederic selalu seperti ini, dia menyiapkan makanan untuk Jocelyn, tapi tidak pernah menemaninya makan bersama-sama.
Ketika baru menghabiskan setengah makanannya, tiba-tiba pintu rumah diketuk.
"Siapa?" Teriak Jocelyn ke arah pintu.
Terdengar suara Dean dari luar pintu, "Ini aku, Dean, cepat buka pintunya!"
