Pustaka
Bahasa Indonesia

Kekasih Masa Kecil

5.0K · Ongoing
idafarida
56
Bab
445
View
9.0
Rating

Ringkasan

Jesica seorang remaja yang terpisah dari kekasih dimasa kecilnya. Saat dia menginjak remaja, hidupnya penuh bully dari para temannya. Di sekolah dia dibully, saat dirumah dia diacuhkan kedua orang tuanya. Jesica berniat mencari kekasih masa kecilnya, akankah Jesica bertemu kekasihnya itu? yuk ikuti ceritanya!

Pengembara WaktuTeenfictionAnak KecilKeluargaCLBKMenyedihkan

Pembulian di sekolah

Seorang remaja berusia 16 tahun mengayuh sepedanya menuju sekolah. Siapa lagi kalau bukan Jesica Amalia putri, seorang siswa cupu. Penampilan Jesica yang selalu mengepang kedua rambutnya dan memakai kaca mata besar layaknya kutu buku.

Jesica takut jika dia terlambat, pagi tadi dia bangun kesiangan. Ayah dan Bundanya tidak ada yang mau membangunkan dia. Semalam dia bergadang, membuat cerita di aplikasi menulis sampai larut malam.

Pintu gerbang sekolah sudah terlihat, dia semakin cepat mengayuh sepedanya. Hampir saja ditutup oleh satpam tapi Jesica berhasil masuk. Dia memarkirkan sepedanya di tempat Parkir. Hanya ada beberapa siswa yang membawa sepeda, terutama anak-anak dengan ekonomi rendah. Meskipun Jesica bukan golongan mereka, tapi orang tuanya tidak mau membelikan dia sepeda motor dengan alasan belum cukup umur.

“Kamu baru datang Jes?” tanya Aura teman sekaligus sahabat Jesica. Dia mendekati Jesica dan menariknya agar segera masuk ke kelas bersamanya. Mereka tidak boleh terlambat karena jam pertama adalah pelajaran Bu Susan wali kelasnya. Jika terlambat maka mereka akan dihukum untuk membersihksn kelas setelah pelajaran selesai.

Jesica dan Aura berlari menuju kelas mereka, setelah sampai mereka segera duduk. Tiba-tiba Jesica merasa ada sesuatu yang dia duduki. Jesica mengangkat pantatnya, rok seragamnya melekat pada kursi. Melihat hal itu Aura menolong Jesica tapi tidak bisa. Semua orang menertawakan Jesica. Jesica bersikap santai saja, dia sudah terbiasa dikerjain oleh teman-temannya.

“Ada apa ini ramai sekali?” tanya Bu Susan ketika melihat semua siswanya tertawa kecuali Aura dan Jesica. Seketika semua terdiam melihat Bu Susan datang.

“Ini Bu, Jesica kursinya ada permen karetnya. Jadi kena seragam roknya,” jawab Aura sedih. Sedangkan Jesica masih duduk.

Bu Susan menyuruh Jesica dan Aura untuk keluar dan membersihkan kursi serta rok Jesica. Sementara itu Bu Susan memulai pelajaran, kursi Jesica terpaksa diganti.

“Siapa sih yang iseng terus sama kamu? Kamu nggak pernah lakuin apapun ke mereka tapi mereka jahat sekali.” Aura mengomel sambil mencoba membersihkan rok Jesica yang sudah lepas dari kursi.

“Udahlah biarin aja, nanti juga bosan sendiri mereka,” jawab Jesica santai. Sering kali Jesica dikerjain dan dibully temanmu tapi dia bersikap santai saja dan tidak pernah marah.

Mereka kembali kedalam kelas dan mengikuti mata pelajaran Bu Susan. Aura mencurigai seseorang tapi dia tidak berani menuduh. Karena yang dia curigai adalah orang yang sangat berbahaya.

Saat istirahat Aura dan Jesica makan di kantin. Sekelompok siswi yang tampak cantik dan rapi menghampiri mereka. Siapa lagi kalau bukan geng buterfly, yang terdiri dari Jeslin ketua geng, Leoni, Maura dan Erika. Mereka adalah gang dari siswa dari keluarga kaya. Masuk ke gang mereka aja harus ada syarat dan trainingnya. Tidak sembarang orang bisa gabung di geng mereka.

Penampilan mereka juga sangat modis dan bermerek. Semua yang mereka punya barang mahal semua. Berani beli barang KW dikeluarkan dari geng mereka. Jeslin yang paling berkuasa diantara mereka.

“Eh ada si cupu, siapa namanya? Aku kok sering lupa sih nama dia?” tanya Jeslin pada temannya. Jesica hanya diam saja begitu juga dengan Aura.

“Namanya Jesica, nggak sebanding banget namanya dengan penampilannya. Harusnya namanya Sri atau maemunah gitu biar cocok sama penampilan yang cupu,” jawab Leoni si tomboy tapi tetap modis.

Dengan sengaja Jeslin menumpahkan minuman Jesica. Namun Jesica tetap diam saja, karena merasa dicuekin Jeslin melepas ikat rambut Jesica. Sehingga kedua kepangnya sudah berantakan. Dan melempar semua ikat rambut Jesica ke dalam tong sampah.

Aura ingin marah tapi Jesica menahannya, “Tidak ada gunanya, kita pergi saja,” kata Jesica menarik tangan Aura agar segera keluar dari kantin. Semua siswa menertawakan rambut Jesica, dengan sigap Aura meminjamkan ikat rambut miliknya pada Jesica.

**

Jeslin dan temannya merencanakan sesuatu untuk Jesica. Mereka sengaja mengacak-acak rambut Jeslin. Dia akan melaporkan Jesica bahwa dia adalah pelaku semua itu.

“Kamu yakin Jes, apa ini tidak terlalu jahat?” tanya Erika yang cantik tapi sedikit oon. Seketika pandangan teman-temanmu mengarah ke Erika.

“Erika kamu bisa diam nggak sih, sok tahu aja kamu jadi orang. Kamu nggak setuju?” tanya Leoni marah dan melotot pada Erika. Seketika Erika terdiam dia mengalah saja.

“Erika kamu menyebalkan sekali jadi orang. Kalau nggak suka jangan banyak komentar, bikin rusuh aja.” Maura kesal dengan Erika yang selalu sok baik.

Erika selalu kalah dengan teman-temannya, dia merasa mereka terlalu jahat dengan Jesica dan Aura. Tapi bagi ketiga temannya semua terasa seru.

“Jangan bengong, bantuin kita.” Leoni menyuruh Erika yang sedari tadi hanya diam saja. Erika segera membantu, dia tidak ingin berdebat dengan temannya.

Mereka mendatangi ruang guru, Jeslin menangis dan mengadu pada Bu Susan selaku wali kelas mereka. Jeslin actingnya sangat meyakinkan sekali.

“Bu Susan, tolong Jeslin!” kata Jeslin sambil menangis sesegukan. Begitu juga dengan teman-temannya yang berusaha menenangkan Jeslin.

“Ada apa Jes? Kenapa rambut dan baju kamu seperti ini?” tanya Bu Susan karena penampilan Jesica sangat berantakan. Bajunya juga pada robek semua, dan wajahnya kucel sekali.

“Jesica Bu yang melakukan ini sama Jesica. Kami tidak tahu mengapa Jesica sejahat ini pada Jeslin,” kata Leoni bersedih.

Bu Susan beranjak dari duduknya, dan meminta pada salah satu siswa untuk memanggil Jesica ke ruang guru. Mendengar Jesica akan di panggil mereka tersenyum puas.

Seorang siswa berlari mendekati Jesica dan Aura. Dia mendapat amanah dari Bu Susan untuk memanggil Jesica ke ruang guru.

“Jesica kamu disuruh ke ruang guru,” kata salah seorang murid. Jesica dan Aura saling pandang penasaran mengapa Jesica dipanggil Bu Susan.

Jesica segera ke ruang guru, Aura membuntuti Jesica. sesampainya disana ada Jeslin dan gengnya. Jesica merasa ada yang tidak beres. Jesica segera masuk, agar segera tahu apa yang terjadi.

Penampilan Jeslin berantakan, rambut dia acak-acakan tidak karuan. Jesica penasaran dengan apa yang terjadi, dan mengapa dia dipanggil ke ruang guru.

“Jesica yang membuat saya begini Bu Susan, dia telah membuat rambut indah saya berantakan. Banyak sekali saksinya,” kata Jeslin. Seketika Jesica melongo, dia tidak merasa melakukan hal itu tapi Jeslin menuduh dirinya.

“Saya tidak melakukannya Bu,” kata Jesica karena memang dia tidak melakukan.

“Saya akan bawa saksinya Bu, biar Ibu percaya,” kata Leoni segera keluar dari ruang guru. Leoni kembali dengan dua siswa, mereka yang akan bersaksi.

“Iya Bu, Jesica yang melakukan itu pada Jelasin. Saya melihat dia melakukannya tadi,” kata siswa itu. Jesica kaget dengan pengakuan kedua siswa tersebut.

Jesica akhirnya kalah dia dihukum untuk membersihkan kamar mandi setelah pulang sekolah dan disuruh meminta maaf pada Jeslin.