Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. Memuaskan Suami

Tubuh pria itu bergetar, ketika sepasang lengan mulus berkulit putih bersih milik Kiana mendekap tubuh kekarnya dari belakang. Meskipun masih ada pakaian yang menjadi pelindung tubuhnya, tetapi sentuhan dari Kiana itu mampu menembus helai kemeja yang ia kenakan saat ini.

"Sayang, kenapa kamu di sini sendirian? Malam-malam begini pula. Apa yang kamu lakukan?" Kiana menopang dagunya di bahu sang suami, dengan tetap tak melepaskan pelukan eratnya di tubuh Lucas.

Kiana merasakan kehangatan serta kenyamanan, setiap kali ia berpelukan dengan Lucas seperti saat ini. Kiana memejamkan kedua matanya, menikmati feromon yang menguar dari tubuh sang suami. Hanya saja, kali ini Kiana merasakan ada sedikit hal yang aneh pada tubuh suaminya itu. Bau parfum yang menempel di tubuhnya, jauh lebih harum dari yang biasa ia pakai ketika sedang bersama dengan Kiana.

"Sayang, kenapa aroma tubuhmu berbeda dari biasanya? Kamu ganti parfum ya? Kok parfum kamu baunya beda sama yang biasa kamu pakai?" Kiana mengernyitkan dahinya karena merasa keheranan.

Akan tetapi, Lucas sama sekali tak menjawab pertanyaan Kiana. Ia malah terlihat kembali meneruskan aktivitasnya yang tadi sempat tertunda karena kedatangan Kiana, yakni memandangi bintang-bintang di langit malam. Merasa bahwa kali ini Lucas sengaja mengacuhkannya, membuat Kiana melepaskan pelukan di tubuh suaminya itu.

Pikirannya kembali membayangkan hal yang tidak-tidak. Ia merasa bahwa saat ini Lucas pasti sedang marah dan kesal terhadapnya, karena mulut indahnya itu tak bisa menjaga ucapannya, dengan mengatakan bahwa aroma tubuh Lucas terasa berbeda dari biasanya.

Kiana menyusul Lucas untuk duduk di sampingnya. Kemudian tanpa diberi aba-aba, gadis itu langsung menyandarkan kepala di bahu sang suami, dengan kedua tangan yang melingkar di lengan kekar berotot milik Lucas.

"Sayang, maafkan aku ya. Pasti kamu tersinggung dengan ucapanku tadi ya? Aku beneran minta maaf, karena aku hanya asal bicara. Tapi asal kamu tahu aja, Sayang. Aroma tubuhmu yang sekarang, jauh lebih harum daripada biasanya. Jujur, aku lebih menyukai aroma tubuhmu kali ini," bisik Kiana yang segera melempar pandang, tepat pada kedua mata hazel milik sang suami.

Pria itu pun melirik pada Kiana, tetapi dengan sorot mata yang tak biasa. Tatapannya terlihat begitu aneh, dingin, dan sangat berbeda dengan tatapan hangat dari seorang Lucas, seperti yang biasanya Kiana lihat. Setelah melirik Kiana dengan ekor matanya saja, pria itu tampak memutar bola mata malasnya. Kembali ia melanjutkan kegiatannya dengan menatap gemerlap bintang yang seakan sedang melambai ke arah pasangan pengantin baru itu.

Kali ini Kiana benar-benar merasa yakin bahwa Lucas tengah marah terhadapnya. Mungkin bukan karena ucapan Kiana tadi, melainkan karena hal lain. Ia pun kembali mengingat potongan demi potongan kejadian antara dirinya dan Lucas, yang mungkin membuat pria itu merasa kecewa dan sakit hati terhadapnya.

Tiba-tiba saja Kiana teringat akan suatu hal, bahwa sejak tadi suaminya itu selalu meminta 'jatah' kepadanya. Dikarenakan ia sudah sangat kelelahan, maka Kiana belum bisa menjalankan kewajibannya itu sampai detik ini.

Ya, sekarang ia tahu penyebab dari kemarahan Lucas, dan Kiana akan berusaha untuk memperbaikinya. Ia akan meminta maaf dengan caranya sendiri.

"Sayang, maaf ya kalau aku punya salah sama kamu," ucap Kiana dengan kedua tangan yang menangkup wajah suaminya.

Tanpa menunggu jawaban dari suaminya itu, Kiana segera mendekatkan wajah mereka, kemudian menautkan bibirnya dan bibir Lucas dengan penuh kelembutan. Kiana melumat bibir sang suami dengan hangat, tetapi lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi liar dan seakan menuntut untuk melakukan lebih.

Pria itu terkesiap ketika Kiana mencium bibirnya dengan sangat liar. Awalnya ia sama sekali tak merespon ciuman sang istri, karena mungkin ia masih sangat marah pada Kiana. Namun, semakin lama Lucas semakin tak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Tentu saja sebagai pria normal, hormonnya akan berpacu ketika mendapatkan rangsangan berupa ciuman di bibirnya. Terlebih saat ia merasakan hangatnya rongga mulut Kiana, ketika gadis itu dengan buas menerobos rongga mulutnya dengan menggunakan lidahnya. Apa yang dilakukan oleh Kiana tentu saja berhasil membuat Lucas bereaksi.

Ia mulai membalas ciuman dari istrinya, kemudian melumat bibir sang istri dan terlibat permainan bibir bersama. Ciuman itu berlangsung cukup lama, sampai akhirnya tautan bibir mereka terlepas karena keduanya nyaris kehabisan napas.

"Sayang, kita lakukan di dalam aja yuk," ajak Kiana sembari mengerlingkan sebelah matanya dengan nakal.

Entah kenapa Lucas terlihat sangat terkejut mendengarnya. Padahal seharusnya ia lebih bersemangat dan antusias, karena malam itu memang adalah malam yang selama ini sudah ditunggunya.

"Apa? Melakukannya?" Wajah Lucas terlihat gugup, dan hal itu terlihat dari adanya keringat dingin yang membasahi keningnya.

Kiana hanya tertawa kecil melihat respon polos nan gugup yang ditunjukkan oleh suaminya. Padahal tadi ia sempat berpikir bahwa suaminya yang akan lebih mendominasi permainan, tetapi ternyata dugaannya itu salah. Lucas justru terlihat gugup di malam pertama mereka.

Namun, Kiana sama sekali tak peduli. Ia memaksa suaminya itu untuk masuk ke dalam kamar, meskipun awalnya Lucas sempat menolak dengan berbagai macam alasan. Karena desakan yang terus menerus dari Kiana, akhirnya Lucas bersedia menuruti permintaan istrinya itu dan masuk ke dalam kamar pengantin mereka.

Sesampainya di dalam kamar, Kiana kembali melumat bibir suaminya, yang segera mendapatkan balasan dari Lucas. Hawa panas mulai menjalari tubuh keduanya. Bahkan kini kedua tangan kekar Lucas sudah mulai bergerilya di tubuh Kiana. Tangannya mulai melucuti seluruh pakaian istrinya, sampai akhirnya keadaan Kiana benar-benar polos.

Kedua mata Lucas terbelalak melihat keindahan tubuh istrinya yang begitu sempurna. Hal itu membuatnya sudah tak bisa lagi menahan gejolak nafsu di dalam tubuhnya, terlebih dengan rayuan dan desahan merdu yang sedari tadi Kiana ucapkan untuk menggodanya.

Tanpa berpikir panjang lagi, Lucas segera masuk ke dalam tubuh istrinya, hingga menyebabkan gadis cantik itu menjerit kecil karena menahan rasa perih dan panas di inti tubuhnya.

"Ahh! Ahh, Lucas! Ini ... Ini sakit," rintih Kiana sambil menggigit bibirnya kuat-kuat, kedua tangannya melingkar di leher suaminya dan memeluk pria itu dengan erat.

"Rasa sakit ini akan berubah menjadi kenikmatan, dan kamu pasti akan ketagihan," balas pria itu, yang tetap memompa tubuh Kiana, meskipun di bawah sana ia merasakan cairan hangat yang membasahi miliknya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel