Bab 5. Kaget
Hay selamat pagi... jumpa lagi, dan semoga selalu sehat ya.
Udah lanjut aja hehehehe...
***
Setelah sampai kampus dan sudah berpamitan mereka kemudian masuk ke kelas dengan sedikit terburu buru karena sepuluh menit lagi mereka masuk.
"Huft untung tidak telat ya nay" kata mala sambil mengatur nafas karena mereka tadi sempat berlari kecil.
"Bener juga, hampir saja, ini semua karena tingkah konyol kita,berdebat yang gak berujung, bener bener konyol" balas naya sambil tertawa bersama mala.
Begitulah mereka tidak akan bisa marah atau saling membenci lebih dari sejam, karena mereka tumbuh bersama sama sejak kecil jadi mereka sudah sama sama memahami sifat masing masing.
"Eh eh dengar dengar hari ini akan ada dosen tamu, emm lebih tepatnya tamu yang akan mengajar kita selama sebulan lho, ganteng lagi" ucap salah satu teman mala dan naya.
"Dari mana kamu tau? terus kalo ganteng emang kenapa? apalagi kalo ternyata dia tua gimana? " tanya salah satu teman yang lain.
"Beneran ini tampan banget, masih muda dan emmmm sedikit cuwek sih orang nya" jawab orang yang pertama tadi.
"Heh pagi pagi udah ghibah aja, emang kamu dapat info dari mana? segitu yakinnya" kini giliran naya yang menanggapi, karena dia merasa sedikit geram dengan temannya yang suka sekali menggosip dimanapun tempat.
"Ya ampun nay, kamu itu ya, aku kan kemarin dari ruang dosen kita mata pelajaran ini, nah pak Robbi itu cuti selama sebulan karena istrinya melahirkan dan mau mendampingi selama sebulan jadi pak robbi cari dong orang yang mau menggantikannya selama sebulan ini, dan kebetulan anak dari sahabat nya adalah lulusan terbaik luar negri yang jago bermain berbagai alat musik, bahkan dia adalah lulusan S2 dengan nilai diatas rata rata"jawab temen yang pertama dengan semangat yang menggebu gebu.
"Oooooo gitu, nah terus kenapa belum datang juga, padahal ini udah waktunya masuk udah telat lima belas menit juga, kok gak on time sih apaan terbaik" kata naya lagi.
"Ya mana aku tau, mungkin sebentar lagi" jawabnya.
Mereka akhirnya duduk dengan tenang ketika mendengar langkah kaki menuju kelas mereka, mereka semua melihat ke arah pintu agar mereka segera tau siapa gerangan dosen yang akan mengajar mereka, yang konon katanya sangat tampan itu.
Setelah berharap dengan sangat akhirnya mereka bisa melihat dosen mereka,, betapa terkejutnya naya dan mala, sontak mereka menutup mulut mereka karena kaget dengan apa yang mereka lihat.
"Kakak..... " ucap naya.
"Abang... " begitu juga mala,naya dan mala saling pandang dan kemudian sama sama menggeleng kepala pertanda mereka sama sama tidak tau.
"Oh jadi ini alasan kakak ngantar kita la dan bilang ada urusan di kampus kita" ucapan naya pelan dengan mala.
"Mungkin begitu nay, aku benar benar kaget dibuatnya, sumpah bang Zian memang curang" jawab mala sedikit geram.
"Gantengnya".
" Uhhh adek mau bang jadi makmumnya"
"Meleleh hati adek bang"
"Bang halalin adek bang"
Begitulah ucapan para mahasiswi ketika melihat Zian masuk dan duduk di depan mereka, belum juga berkenalan sudah heboh, baru saja beberapa menit sudah banyak yang jadi fans nya.
*Uh dasar sok kecakepan jadi cowok, terus apa coba tiba tiba ngajar disini, nyebelin banget sih, kalo gini aku kan gak bisa konsen*ucap mala dalam hati.
"Baik selamat pagi semua... bagaimana kabarnya pagi ini? perkanalkan nama saya Zian Mahendra Widjaya Angkasa. Disini saya akan mengajar kalian selama sebulan menggantikan pak robbi, mohon kerja samanya semua. " penalan singkat dari Zian diakhiri dengan senyuman menawannya.
"Ya Allah makin tampan saja waktu senyum"
"Duh bang itu senyum mengandung gula berapa kilo bang"
"Ah pak dosen yang kece badai, aku mau ikut badainya donk"
Begitulah ucapan ucapan mereka dan bahkan masih banyak lagi, sedangkan naya dan mala memilih untuk diam saja karena mereka sedikit jengkel kepada Zian.
"Apa ada yang mau kalian tanyakan sebelum kita mulai pelajaran pagi ini? " tanya Zian kepada semua, setelah melihat para mahasiswi nya kembali heboh sendiri, sedangkan mereka para mahasiswa ada memilih cuwek, ada yang malas, ada yang iri, dan ada juga yang biasa saja.
"Emm pak apa bapak sudah punya kekasih? atau bahkan istri? " tanya salah satu mahasiswi.
"Kebetulan saya baru dekat dengan seseorang" jawab singkat Zian sambil tersenyum.
"Yach udah ada bodyguard nya, ah gagal donk sebelum mulai" jawab beberapa siswi yang kecewa.
"Ah tidak apa apa sebelum janur kuning melengkung masih bisa di tikung bener gak? " ucap yang lain lagi.
"Ah bener bener tuh, kita bersaing secara sehat ya, selama sebulan ini" sahut yang lain.
Sementara Zian hanya diam saja sambil bersedekap memperhatikan mereka, bagian situasi begini sudah sering dia lalui dulu sewaktu masih kuliapun sama seperti ini..
Sedangkan mala di tempatnya sudah mulai kepanasan karena melihat teman teman nya memperebutkan Zian.
"Pak apa mau terus begini, kenapa tidak segera dimulai saja pelaharanya sih" tanya mala dengan nada sedikit ketus.
Zian yang mendengarnya diam diam menahan tawanya, bahkan dalam hati Zian sudah cikikikan sediri, Zian begitu gemas melihat tinggal wanita yang dia cintai itu merajuk karena situasi kelas yang rata rata para wanita menyukainya.
"Hemmmm baik mari kita mulai pelajaran pagi ini, saya akan langsung meneruskan apa yang sudah pak robbi ajarkan"sontak perkataan zian mendapat respon yang baik dari mereka semua.
Pelajaran dimulai dengan tenang, mereka benar benar memperhatikan apa yang Zian ajarkan, bahkan yang biasanya akan malas kini berubah semangat.
Ternyata benar jika dosen mampu mempengaruhi semangat belajar anak anak khususnya bagi kaum hawa. Namun tidak bagi naya dan mala yang sedari tadi menahan rasa kesalnya akibat ulang sang kakak tercinta.
Naya dengan perasaan dongkolnya dan mala dengan perasaan campur aduk, antara jengkel, cemburu, senang dan entahlah dia sendiri juga bingung.
Akhirnya kedua nya mengikuti pelajaran dengan setengah hati, dan berencana akan meminta penjelasan dari kakak mereka setelah jam perkuliahan selesai. Meski itu masih ada beberapa jam lagi.
Sedangkan yang di depan dengan santainya melihat kedua gadis tersayangnya yang sedang memasang muka masam, zian paham pasti mereka berdua sedang dalam mode marah kepada dirinya dan hal itu sangat dinikmati oleh zian. Dia tidak akan ambil pusing dengan kemarahan kedua gadis kesayangannya itu, karena bagi zian mereka terlihat menggemaskan jika sedang marah.
*Kalian kelihatan lucu ketika sedang ngambek... lanjutkan dek, kakak senang melihatnya dan untukmu gadis kecil coba abang lihat sampai dimana kamu bisa marah sama abang, hehehee senangnya aku hari ini melihat kalian*kelakar zian dalam hati.
