Bab 3 Rasa Yang Tak Pernah Hilang
??❤?
Setelah menunggu dengan penasaran akhirnya mereka mendapat jawaban juga dari Zian. Karena Zian sudah kelepasan dan tidak bisa menghindar lagi.
"Zian selalu mengawasi naya dan tia, meski dari jauh, Zian tidak mau mereka kenapa kenapa, bukan cuma mereka tapi alwi juga Zian awasi" jawab pasrah Zian akhirnya.
Sontak mereka semua kaget namun juga senang karena meski jauh Zian tetap menjadi pelindung dan memperhatikan mereka.
"Ck " decak sang adik yang sangat dingin siapa lagi kalo bukan al.
"Kenapa dek? kamu keberatan? " tanya Zian heran.
"Kak, al itu udah gede, udah SMA juga kenapa mesti diawasi segala sih, al itu jago beladiri jadi gak usah diawasi" jawab al dengan malasnya.
"Iya kakak tau kamu jago beladiri, kamu menguasai sagala jenis beladiri tapi kakak tetap khawatir apa lagi dengan sikap cuwek, dingin mu itu, kakak takut kamu tidak punya teman" jawab Zian setengah meledek.
"Al itu punya teman, punya sahabat juga, udah lah gak usah di awasi lagi" balas al tak kalah sengit.
"Oke oke tidak lagi karena kakak sudah balik lagi kesini jadi kakak yang akan langsung turun tangan kalo ada apa apa, oke tidak bisa di bantah" balas Zian tegas dan tanpa bisa di bantah lagi, yang akhrinya hanya bisa di jawab dengan pasrah oleh al.
"Dan untuk kalian berdua kalian tidak bisa menolak sama sekali dengan mereka yang selalu mengawasi kalian, apa kalian paham? " tanya Zian mulai dengan sikap posesifnya.
"paham kakak yang posesifnya melebihi ayah" jawab naya setengah geram.
"I iya bang" jawab tia setengah gugup karena sudah ketahuan.
??❤??
Setelah sesi tanya jawab berakhir mereka segera masuk kekamar, begitu juga dengan dadi dan mami yang menginap dirumah ivan dan juga tia. Mereka semua bersiap istirahat karena memang waktu sudah malam.
Disaat sedang di kamar sendirian tia pun mengingat dengan hadiah yang diberikan sang abang tadi sore, lebih tepatnya oleh oleh.
flashback on
Tok tok... ketukan pintu di kamar Zian.
"Masuk dek tidak dikunci" jawab Zian dari dalam mempersilahkan tia masuk, Zian tau jika yang mengetuk pintu itu tia karena tadi sudah berpesan sama naya.
"Kata naya abang nyuruh tia kesini, ada apa bang? bukanya abang mau istirahat? " tanya tia sedikit heran dan juga merasa deg degan.
"Gak pa pa donk,apa gak boleh kalo abang panggil kamu? apa kamu terganggu? apa kamu gak kangen sama abang? " tanya Zian beruntun sambil berjalan menuju sofa yanga da di dekat pintu.
"Bukan begitu bang, tia heran saja kan tadi abang disuruh bunda istirahat jadi tia pikir abang lagi istirahat" jawab tia sengah gugup dan juga merasa canggung.
"Enggak abang gak lelah, justru abang heran sama kamu, seperti nya kamu tidak senang abang pulang" jawab Zian sambil menarik tia untuk duduk di sebelahnya.
"Bukan bukan bang, bukan begitu, tia bahkan sangat senang abang sudah kembali" jawab tia cepat dan setelahnya dia merasa malu sendiri
"Ah abang pikir kamu tidak senang abang pulang.. " jawab Zian merasa lega.
"Oh iya ada apa bang? abang mau ngasih tia apa? " tanya tia berusaha mencairkan suasana dan berusaha bersikap seperti dulu, meski terasa sangat berbeda.
"Ah iya abang sampai lupa, abang mau ngasih kamu oleh oleh, kamu gak pesan apa apa pas abang tanyain, jadi abang bingung, abang belikan saja apa yang ada dipikiran abang, semoga kamu suka ya" jawab Zian sambil berjalan menuju meja dekat tempat tidur dan mengambil bingkisannya kemudian dia serahkan kepada tia.
"Apa ini abang? boleh tia buka sekarang? " tanya tia antusias dengan wajah senangnya.
"Hemmm buka saja" jawab Zian santai.
Tia dengan perlahan membuka oleh oleh dari Zian yang terbungkua rapi dengan pita merah diatasnya, matanya berbinar saat dia melihat isi kotak tersebut, bahkan dia sampai reflek memeluk Zian karena saking senangnya.
"Aaaaa trimakasih bang... ini tia lagi pengen ini, malah udah abang belikan" ucap tia riang dengan memeluk Zian, sampai Zian hanya bisa mematung mendapat perlakuan mendadak dari tia.
"Iya sama sama kalo kamu suka abang sangat senang" jawab Zian sambil mengusap kepala tia penuh perasaan campur aduk.
Tia yang sadar akan kelakuannya sontak segera melepas pelukannya dan merasa canggung.
"Ah maaf maaf bang, tia reflek saking senengnya nerima oleh oleh dari abang" ucap tia risih sendiri.
"Iya tidak apa apa, abang malah seneng" jawab Zian sambil tersenyum.
Dan lamunan tia selesai ketika ada yang mengetuk pintu
flashback off
Tok tok
"Iya bentar" jawab tia dari dalam.Sambil berjalan membuka pintu.
"Elo lagi apa sih? gue ketok ketok pintu dari tadi loh? gak nyaut nyaut" grutu naya merasa sebal karena sudah lama mentok pintu tapi baru dibuka.
"Ya sorry tadi lagi sedikit melamun, hehehe. Ada apa elo kemari? ini udah malam lho" tanya balik tia.
"Gue tidur sini yah? gue pengen cerita cerita dech sama elo, boleh ya? " pinta naya memelas.
"Ya boleh, apa sih yang enggak buat elo" jawab tia sambil berjalan menuju kasur dan menyimpan pemberian Zian di laci meja dekat tempat tidur.
"Eh itu oleh oleh dari kak Zian ya? isinya apa sih, gue kepo dech, tadi tanya gak di jawab sama dia" kepo naya mulai lagi.
"Emmm ini...... " jawab tia sengaja menjeda.
"Apaan sih, ah elo kelamaan dech" ucap naya tidak sabaran.
"Ya sabar donk, mau tau ga? " tanya tia usil.
"Iiihh cepetan kasih tau" ucap naya mulai ngambek.
"Iya iya ini aku di kasih jam sama bang zian, puas? " jawab tia.
"Wah.... enak donk, aku juga mau, ah elah kakak gitu dech" grutu naya dengan wajah cemberutnya, dan ternyata di dengar juga oleh zian yang tadinya mau ke kamar tia untuk melihat tia sudah tidur apa belum dan ternyata malah mendengar gerituan adiknya yang hanya di tanggapi dengan gelengan kepala oleh zian.
"Bukanya kamu udah dapat apa yang kamu mau? Kenapa masih pengen punya mala sih? " Heran zian dengan sikap adiknya itu.
"Ya kan jam punya tia keren kak... Aku juga udah lama kepengen itu, kenapa gak di samain aja sih kak? " grutu naya dengan cemberut.
"Dek dek ada ada saja kamu ini,, terus maunya gimana? Mau jam juga? Apa tas? " tanya zian memastikan.
"Hemmm apa ya..... Ah aku milih tas aja dech biar gak samaan sama tia, ntar malah dikira kita anak yayasan, hehehee" Jawab naya dengan manjanya.
"Oke kakak pesenin tasnya,, apa kamu mau milih sendiri? " tanya zian lagi.
"Aku milih sendiri saja, terimakasih kakakku sayang.... " Ucap naya sambil mengecup pipi sang kakak.
"Hemmm" tanggapan zian.
???❤?
