Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Dunia Baru Alia

Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan

Bab 5

"Nunggu di dalam aja, Nak," tawar Mira.

"Nggak usah, Bu. Saya nunggu di luar aja," balas Farhan. Ia memilih untuk berdiri di depan rumah.

Saat Farhan datang hanya Mira yang berada di rumah, suaminya belum pulang dari tempat kerja. Melihat kedatangan mantan menantunya Mira tentu kaget karena ia merasa jika anaknya tidak ada masalah apapun lagi dengan Farhan. Hanya persoalan rumah saja yang biasa dibicarakan oleh Alia dan Farhan.

Beberapa menit menunggu Alia datang menggunakan ojek online, ia terlihat menatap tidak suka pada Farhan. Meskipun dalam hati kecilnya ia merasakan rindu yang tidak bisa pantas untuk diungkapkan.

Alia dan Farhan memilih untuk berbicara di rumah mereka yang sudah lama tidak ditempati. Mereka berbicara dengan pintu rumah yang sengaja dibuka agar tidak timbul fitnah karena mereka bukan lagi pasangan halal.

"Ada perlu apa kamu ke rumah, Bang?" tanya Alia tanpa basa-basi.

"Gara-gara kamu hubungan aku dan Mbak Farida jadi renggang. Bahkan Mbak Farida udah nggak nganggap lagi aku adiknya," ujar Farhan.

"Kenapa kamu nyalahin aku, Bang? Akar masalah ini 'kan kamu. Harusnya yang pantes disalahkan itu, ya diri kamu sendiri!" Alia menatap lelaki itu seolah menantang, ia bahkan sudah tidak ingin berbicara baik-baik pada Farhan karena lelaki itu yang menyulut emosi Alia.

"Mulai berani kamu ngelawan aku, ya?! Sopan sedikit kamu sama suami!"

Alia tertawa kecut. "Ralat, Bang. Mantan suami, bukan suami!" tekan Alia

"Ah udahlah … sekarang kamu harus buat hubunganku dan Mbak Farida kembali seperti dulu. Kamu 'kan tahu Mbak Farida itu keluarga aku satu-satunya. Kalau begini bagaimana aku akan menikah nanti," ungkap Farhan.

"Semua itu bukan urusan aku, Bang! Mumpung sekarang kamu disini, ambil kunci rumah ini dan cari pembeli sendiri!" seru Alia lalu beranjak tanpa memperdulikan Farhan yang mengumpat karena kesal diperlakukan begitu oleh Alia.

Lelaki egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri, bahkan kata maaf tidak terlontar dari mulutnya. Jika memiliki hati setidaknya ia merasa bersalah karena telah meninggalkan Alia. Tapi Farhan malah terus menyalahkan Alia mengenai keretakan hubungannya dengan Farida.

Baru saja keluar dari rumah itu, Farida turun dari mobil. Ia datang karena Mira menelponnya mengatakan jika Farhan datang untuk menemui Alia. Farida yang tidak ingin Alia disakiti oleh Farhan langsung bergegas menuju rumah Alia.

"Al, kamu nggak apa-apa 'kan?" tanya Farida cemas.

"Mbak kok di sini?" Alia malah balik bertanya pada Farida.

Farhan yang mendengar suara kakaknya langsung keluar. Dari bandara Farhan memang langsung mendatangi rumah Alia karena tidak berani jika langsung ke rumah Farida.

Dari sudut mata Farida bisa melihat Farhan tapi ia pura-pura tidak melihat dan mengabaikannya.

"Mbak mau ngajak kamu jalan-jalan, Al. Sekalian anter Mbak buat cek kandungan ya. Soalnya Mas Bayu masih di luar kota," tutur Farida.

"Mbak," panggil Farhan.

"Ayok, Al. Keburu sore nanti." Farida menarik tangan Alia tanpa menghiraukan panggilan Farhan.

Lelaki itu kecewa saat Farida masuk begitu saja ke dalam mobil tanpa menatapnya, Alia hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Farida. Ia tahu jika Farida tidak ingin bertemu Farhan tapi ia merasa jika tidak baik hubungan Farida dan Farhan terputus hanya karena masalah ini.

"Mbak nggak mau ngomong dulu sama Bang Farhan?" tanya Alia saat pintu mobil itu sudah tertutup.

"Mbak nggak mau merusak suasana hati kalau ngobrol sama dia. Mbak mau kasih pelajaran sama dia, biar dia itu sadar dengan apa yang udah diperbuatnya."

Alia tidak ingin memperpanjang pembicaraan, ia hanya diam dan mengikuti kemana Farida akan pergi. Ia juga memang sebelumnya diminta oleh Farida untuk menemani wanita itu karena suaminya sedang bekerja di luar kota untuk beberapa hari.

Alia sangat tahu, jika Farida itu tidak akan tega membiarkan Farhan hidup seorang diri. Tapi Farida merasakan dirinya lah yang paling tersakiti dengan apa yang telah dilakukan Farhan pada Alia. Farhan memang tidak bisa menghargai Alia tapi ia sangat menyayangi sang kakak dan tidak ingin sampai menyakitinya.

***

"Mbak seneng loh denger kamu mulai karir di dunia modeling. Semoga aja ini jalan terbaik buat masa depan kamu ya, Al," ujar Farida.

"Iya, Mbak. Makasih atas dukungan Mbak, aku banyak nyusahin Mbak," ungkap Alia.

"Wajarlah kalau kakak bantuin adiknya. Seorang kakak itu nggak bakalan biarin adiknya susah."

Setelah bertemu dengan Farhan tadi, mereka berdua sepakat untuk tidak membicarakan mengenai lelaki itu. Karena semakin sering membicarakan Farhan luka lama yang masih basah dalam hati Alia akan kembali terasa nyeri.

Alia tidak bisa menyembuhkan luka hatinya secepat itu, cintanya pada Farhan sangat dalam. Ia tidak mungkin dalam waktu singkat bisa melupakan Farhan begitu saja. Mungkin Farhan bisa tapi Alia tidak.

"Ibu sama bapak kamu udah tahu soal ini?"

"Iya, sebelum tandatangan kontrak aku udah izin ke ibu sama bapak," jelas Alia.

Besok harinya Alia berangkat langsung dari rumah Farida, ia merasa gugup karena ini pemotretan perdana untuknya. Bukan menggantikan orang lain tapi dirinyalah yang menjadi bintang. Alia terus mengingat pesan Maurin, mengatakan kalau Alia harus percaya diri agar auranya terpancar.

Dina tidak bisa menemani Alia karena ia memiliki pekerjaan lain, ia harus menemani Monika karena belum memiliki pengganti Alia sebagai asisten pribadi Monika. Alia ditemani oleh Maurin, mantan model itu bahkan membawa serta anaknya yang berusia lima tahun.

"Rileks, percaya diri. You can do it, Al. Lakukan yang terbaik." Maurin menyemangati Alia yang akan memulai pemotretan.

Maurin memperhatikan dari sudut ruangan, ia tetap memperhatikan Alia yang berpose di depan kamera. Alia memang terlihat sangat percaya diri, beberapa kali fotografer itu memuji Alia yang terlihat sangat luar biasa.

Sesi pemotretan berjalan dengan lancar, meskipun awalnya gugup tapi Alia bisa melakukannya dengan baik. Maurin bahkan berkali-kali memujinya, Alia sangat cepat menyerap pelajaran yang diberikan oleh Maurin.

"Kamu hebat, Al. Tingkatkan lagi kepercayaan diri kamu, kamu itu cantik jangan minder, oke?"

"Semua ini berkat ilmu dari Mbak Maurin," seru Alia, ia sangat berterimakasih karena ilmu dari Maurin sangatlah bermanfaat dan berharga.

"Di dunia modeling banyak persaingan, kamu harus pintar mempertahankan citra dan karakter kamu. Yang terpenting harus rendah hati, jangan merasa diri paling hebat."

Alia mengangguk paham, ia harus lebih mempersiapkan diri karena ia harus siap melakukan pemotretan di luar negeri karena asal brand itu memang dari negeri tirai bambu.

Rezeki memang tidak ada yang tahu, Alia tidak menyangka jika Allah bisa memberikan jalan semudah ini padanya. Setelah kesakitan yang dialaminya, ia mendapatkan kenikmatan yang sangat disyukurinya. Tanamkan kepercayaan dalam hati jika setelah badai pasti ada pelangi. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan.

Bersambung ….

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel