Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab.2. Malaikat Penyelamat Tampan

Sesampainya di Rumah Sakit Yang Dong International, Dokter Ryan Xu segera memarkir mobil Mercedes Benz hitamnya di tempat parkir eksklusif yang disediakan oleh rumah sakit itu untuknya. Dia adalah salah satu dokter spesialis papan atas di rumah sakit terbesar di kota Yang Dong.

Dengan langkah cepat, dia segera menuju ke ruang IGD untuk mendapat laporan status pasien yang akan dia tangani. Perawat jaga IGD segera menghampirinya seraya melaporkan kondisi pasien yang perlu tindakan pembedahan.

"Dokter Ryan Xu, kondisi pasien tidak stabil dan kehilangan banyak darah. Kondisi mobil ringsek parah dan menyebabkan trauma rongga dada serta banyak luka gores akibat serpihan pecahan kaca mobil," info dokter jaga IGD yang menerima pasien kecelakaan mobil malam itu.

Dokter Ryan Xu mengambil stetoskop dan mendengarkan auskultasi suara detak jantung dan kualitas napas pasien itu. Kemudian dia pun membaca berkas laporan kondisi pasien dari perawat.

"Ruang OK apa sudah siap? Formulir persetujuan operasi dari keluarga pasien apa sudah ditandatangani?" tanya Dokter Ryan Xu sesuai prosedur preoperasi yang biasa dia lakukan.

"Sudah, Dok. Semua siap hanya menunggu Dokter Ryan Xu saja," jawab perawat jaga ruang OK.

Dengan langkah yakin, Dokter Ryan Xu memasuki ruang persiapan operasi mencuci tangannya dengan sabun lalu menyemprotkan antiseptik di tangannya. Kemudian memakai penutup kepala, masker wajah, hand scones, dan baju operasinya dibantu oleh perawat jaga ruang OK.

Semua sudah siap di dalam ruang OK, pasien sudah dalam kondisi terbius. Suhu ruang OK sangat dingin seperti biasa. Dokter Ryan Xu bisa merasakan ketegangan para asistennya di dalam ruang OK.

"Oke, kita mulai. Pisau bedah, tolong!" ucap Dokter Ryan Xu dengan suara basnya yang dalam.

Dia pun segera membuat sayatan rapi di kulit daerah dada pasien lalu membuka lapis demi lapis otot untuk melihat organ dalam yang sobek akibat benturan hebat dan beberapa pembuluh darah yang terkoyak. Membuat simpul dan menjahit beberapa bagian organ yang sobek. Setelah itu dia membersihkan darah yang mengkontaminasi rongga dada dengan larutan normolsaline.

"Suction!" serunya tegas memberi instruksi kooperatornya.

"Silakan dijahit kembali," perintahnya ke calon dokter bedah yang mengasisteninya dini hari itu. Biasanya dokter koas bedah yang mendampingi operasi dan seorang residen bedah.

Dokter Ryan Xu mengecek kondisi vital pasien bedahnya di monitor. Semuanya nampak stabil dan membaik. Sepertinya pasien kecelakaan itu telah melewati masa kritisnya.

"Hmmm kenapa jahitannya lama dan kurang rapi?!" gerutunya pada dokter yang menjahit bekas sayatannya. Dia pun mengambil alih penjahitan luka sayatan di daerah dada itu.

Jahitan otot dan kulit yang dihasilkan oleh jemari Dokter Ryan Xu sangat rapi dan cepat. Seisi ruang OK pun mendesah kagum melihat hasil jahitan Dokter Ryan Xu. Mereka ingin memuji Dokter Ryan Xu, tapi di dalam ruang OK tidak boleh banyak bicara karena akan menimbulkan kontaminasi bakteri.

"Oke, selesai. Tolong monitor terus kondisi pasien hingga sadar. Saya pamit dulu, semuanya," ujar Dokter Ryan Xu dengan ramah.

"Baik, Dok. Terima kasih," ucap perawat jaga ruang OK dengan berbinar-binar. Dokter bedah satu itu memang seperti malaikat penyelamat di Rumah Sakit Yang Dong International.

Baru saja Dokter Ryan Xu keluar dari ruang OK. Dia langsung dipanggil oleh dokter jaga IGD. Rupanya malam ini adalah malam yang sibuk di rumah sakit.

"Dokter Ryan Xu, maaf merepotkan Anda. Tapi sepertinya kami mendapat pasien lain yang harus segera dioperasi." Dokter Julian Chow yang menjadi dokter jaga IGD malam ini menyerahkan berkas laporan kondisi pasien ke tangan Dokter Ryan Xu.

Pria itu membaca isi laporan kondisi pasien IGD lalu berkata, "Anda benar luka tusukan benda tajam di perut harus segera dioperasi, pasien mengalami kehilangan banyak darah. Bagaimana prosedur preoperasinya, Dokter Julian Chow? Apa sudah beres?" tanya Dokter Ryan Xu menatap koleganya itu.

"Surat izin pembedahan sudah ditandatangani oleh pihak keluarga. Ruang OK 2 sudah siap, Dok," jawab Dokter Julian Chow dengan sigap.

"Saya membutuhkan stok darah golongan B rhesus negatif paling tidak 2 kantong karena kasus ini mengalami perdarahan hebat. Pasien operasi akan rawan mengalami syok ketika pembedahan berlangsung," ujar Dokter Ryan Xu lagi pada Dokter Julian Chow.

"Baik. Segera saya carikan, Dok," sahut Dokter Julian Chow.

Dokter Julian Chow segera menulis pesan ke bagian lab. darah untuk meminta stok darah golongan B rhesus negatif sebanyak 2 kantong seperti yang diminta oleh Dokter Ryan Xu. Dia memerintahkan paramedis untuk mengirim pesan itu ke lab. darah.

Sungguh pekerjaan yang membuat saraf tegang sepanjang waktu. Dokter Ryan Xu menghela napas panjang lalu bergegas ke ruang OK 2, di samping ruang operasi tempat tadi dia baru menyelesaikan operasi sebelumnya.

Pekerjaannya sungguh menguras energi di jam yang seharusnya dipergunakan untuk beristirahat. Tapi rasa kemanusiaannya memaksanya untuk terus berjuang menyelamatkan nyawa sesamanya.

Kemungkinan dia baru akan sampai di rumah saat matahari sudah terbit. Semoga Bella tidak akan merajuk karena dia meninggalkannya semalaman! batinnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel