Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Kecurigaan Terhadap Miko

Laura melirik Miko sekilas. Ia lalu meletakkan gawai dalam tas kecil di tangannya sementara tas kerjanya ia lemparkan ke jok belakang mobil.

"Sayang, kamu kenapa? Kok mukanya bete gitu?" tanya Miko sekali lagi.

Laura gelagapan dan berusaha menyembunyikan rasa ketidaknyamanannya.

"Ah, enggak kok. Cuma kilen yang agak rewel," jawab Laura berbohong.

"Oh," ujar Miko singkat lalu menjalankan mobilnya ke tempat dinner.

Sepanjang perjalanan Laura kemudian menjadi lebih banyak diam. Ia hanya menyahuti pertanyaan Miko dengan jawaban seperlunya saja.

Rentetan pesan aneh yang masuk ke gawainya itu membuat Laura bingung. Siapa? Mengapa begitu intens mengiriminya pesan dan seolah tahu sedang apa Laura saat itu.

Bagimanapun Laura seorang pengacara. Ia tidak bisa mengabaikan begitu saja hal-hal misterius seperti ini. Namun ia tidak ingin terlalu terpengaruh juga. Belum tentu semua itu benar. Semuanya membuat Laura berpikir dan terus berpikir.

"Sayang, ayo turun. Kita udah sampai," ajak Miko yang sudah turun duluan dan membukakan pintu untuk Laura.

"Ah ... ya, Sayang. Oke," jawab Laura kembali tergagap. Wanita itu lalu beranjak dari tempat duduknya.

Lauran tak bisa fokus dan pikirannya melayang ke mana-mana. Pesan-pesan yang diterima Laura itu, sedikit banyak telah mempengaruhi dirinya.

"Kamu kenapa? Kok aneh gitu sih?" tanya Miko mulai curiga.

"Ah enggak, cuma ... lapar," jawab Laura berusaha melucu. Ia lalu bergelayut manja di lengan kekar suami tampan dan kayanya itu.

"Dasar!" keluh Miko sambil mencubit hidung Laura lembut.

"Ayooo, aku udah enggak sabar," rengek Laura manja.

Miko yang awalnya curiga ada sesuatu yang tak beres dengan istrinya itu jadi santai lagi. Ia menggandeng Laura dengan penuh percaya diri menuju restoran yang mereka tuju.

Sebuah meja telah dipesan oleh Miko. Sengaja ia memilih meja di dalam ruangan namun dekat jendela sehingga Laura tetap bisa menikmati indahnya kota Jakarta dari ketinggian.

"Bagusss!" pekik Laura bahagia ketika telah duduk di meja mereka. Matanya berbinar memandang kota Jakarta dari ketinggian.

"Suka?" tanya Miko.

Laura mengangguk dan memasang wajah istri paling bahagia di muka bumi ini. Ia tak habis-habisnya mengambil foto dan berswa foto bersama suaminya.

"Persetan dengan pesan aneh itu. Yang penting Miko sayang sama aku," batinnya sedikit tenang.

Laura memilih mengabaikan pesan-pesan aneh itu dan menikmati makan malam mewah bersama suaminya. Bagaimanapun Miko telah banyak berkorban untuk meluangkan waktu dan merencanakan dinner romantis mereka ini. Laura pikir ia harus menghargai kerja keras suaminya itu.

"Makan yang banyak, malam ini kita kerja keras," ujar Miko sambil tersenyum penuh arti.

"Dasar mesum," canda Laura langsung paham.

"Heiii, kamu istriku! Jangan menolak, kita sudah halal," ujar Miko mengingatkan.

Laura jadi tersipu dibuatnya. Untung kemudian pelayan datang dan menyajikan makanan pembuka mereka. Ada menu calamari dan sup jagung untuk Miko. Sementara Laura memilih salad ayam dan salmon filet.

"Enak?" tanya Miko lagi setelah Laura menyuapkan suapan pertamanya.

Kembali Laura mengangguk dengan mulut terkatup rapat karena penuh makanan. Ekspresinya yang lucu membuat Miko jadi gemas pada istrinya itu.

"Aku ingin segera memakan kamu kalau muka kamu ekspresinya begitu," goda Miko sambil tersenyum simpul.

Laura jadi mengerutkan dahinya pura-pura kesal.

"I love you, Lou," ujar Miko sambil menggenggam tangan Laura.

"I love you too, Husbie," jawab Laura dengan mata sayu penuh cinta.

Sejenak Laura lupa dengan pesan-pesan misterius tersebut dan begitu menikmati momen makan malam romantis yang telah disiapkan Miko untuknya.

"Peduli amat dengan yang enggak penting begitu. Selama suamiku romantis sama aku dan enggak ada masalah. Aku enggak perlu pusing," batin Laura santai.

***

Laura baru saja turun dari mobil Miko dan mereka sangat kenyang. Ia membuka pintu depan rumah mereka, sementara Miko memarkirkan mobil di garasi. Sebuah pesan kembali masuk ke gawai Laura.

Foto! Kali ini bukan hanya sebuah pesan obrolan tetapi foto. Ada tiga foto yang dikirim pada pesan itu. Laura hanya melihat lewat pop up pemberitahuan di telepon pintarnya. Ia tidak ingin membuka pesannya sama sekali.

Laura kemudian memilih untuk mematikan telepon pintarnya dan masuk ke dalam rumah untuk mandi dan membersihkan diri. Malam ini ia ingin memberikan yang terbaik untuk suaminya.

Pesan misterius itu sedikit banyak telah memotivasi dirinya untuk selalu membahagiakan Miko. Agar Miko menyadari bahwa Lauralah yang terbaik andai memang Miko memiliki wanita lain.

Lagipula siapa yang ingin kehilangan Laura. Dia cantik, cerdas, karir bagus dan banyak pria yang menggilai meski hanya Miko yang mampu membuatnya menjawab, "I do!" Saat Miko berlutut melamarnya.

Sementara Miko sendiri, diantara sekian banyak pria yang hadir dalam hidup Laura, hanya Mikolah yanh kegigihannya mampu meyakinkan Laura. Pria itu yang tergigih diantara pria-pria yang mengejar Laura. Meski beberapa kali Laura bersikan judes, Miko tetap tak menyerah.

Miko menyapa Laura pertama kali lewat aplikasi kencan online. Wajah tampan dan sikapnya yang tidak terlalu over membuat Laura akhirnya memberikan nomer kontaknya.

Mulai dari situlah mereka menjadi dekat, akrab dan timbul benih-benih cinta. Witing tresno jalaran soko kulino. Begitu kata pribahasa jawa yang sering diucap ibunya.

Setelah akrab lewat kontak, Miko sering mengajak Laura jalan. Tak jarang Miko memberikan Laura hadiah-hadiah mewah yang membuat Laura semakin simpati. Jam tangan, gaun, makan malam mewah, bahkan tiket liburan ke Vietnam tiga hari dua malam.

Miko memperlakukan Laura dengan sangat baik. Ia tidak pernah memaksa Laura menuruti kehendaknya. Miko juga terlihat sabar dan penuh pengertian. Hubungan mereka berjalan lancar, hingga Miko melamar Laura setelah enam bulan kedekatan mereka.

Ada yang aneh dengan kehidupan Miko sebenarnya. Laura baru menyadarinya setelah menikah dengan Miko. Miko selama ini hanya mendekatinya sebagai Miko. Tak pernah Laura dikenalkan dengan ayah, ibu, kakak, adik atau keluarga Miko yang lain.

"Aku hidup sendiri. Sudah lama tidak pernah lagi mengunjungi kedua orang tuaku. Hubungan keluarga kami enggak begitu bagus," ujar Miko ketika Laura mengajak ngobrol tentang keluarganya.

Berdasarkan pengakuan Miko, ia sendiri adalah anak tunggal dari sepasang suami-istri yang telah bercerai. Miko dibersarkan kakeknya dan kini kakeknya sudah meninggal. Kedua orang tua Miko sudah menikah dan berkeluarga masing-masing.

"Aku enggak enak kalau harus mengusik kebahagiaan mereka. Lain kali ya aku kenalin kamu sama mereka," ujar Miko ketika harus mengenalkan Laura pada kedua orang tuanya.

Sebetulnya meski janggal dengan jawaban Miko soal keluarga dan kehidupan pribadinya, Laura masih bisa menerima pria itu sebagai suaminya. Apalagi Miko kerap memberinya banyak barang mewah dan kencan mahal yang menyilaukan mata. Namun meski demikian, Laura masih banyak menangkap kesan misterius dari suaminya tersebut. Sebuah keganjialn yang mengusik Laura sejak awal perkenalan mereka. Apakah itu?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel