
Ringkasan
Suatu hari ada sebuah ledakan besar di laboratorium tempat Natalie dan teman temannya praktek Sains, sehingga menyebabkan 4 siswa meninggal, 7 siswa terluka dan 12 siswa selamat. Termasuk Natalie. Natalie meninggal akibat ledakan tersebut karena korsleting listrik yang menyebabkan ledakan serta kebakaran dan membuat laboratorium nyaris hancur. Tapi, siapa yang menyangka Natalie malah kembali terbangun. Natalie terbangun di tubuh orang lain dan lebih mengejutkannya lagi, Natalie malah berada di zaman kaisar kuno, Dinasti Han. ________ Terjebak di zaman kuno dan menjadi istri seorang pangeran yang kejam merupakan sebuah kesialan yang teramat bagi seorang gadis yang bernama Jenica Natalie. Di zaman kuno, dia terbangun di tubuh seorang gadis yang idiot, Mei Ling. Quan berusaha merebut tahta Kaisar dan berbagai macam cara licik dilakukannya. Memiliki pendukung yang banyak merupakan suatu anugrah bagi Quan. Apakah Natalie berhasil kembali ke zaman modern tempat dimana dia dilahirkan? Apakah Quan berhasil merebut tahta Kaisar? Bagaimana hubungan rumah tangga mereka yang didasari dari pemilihan calon istri?
Bab 1
~HAPPY READING~
Silaunya cahaya matahari di siang hari membuat seorang gadis yang sedang tertidur pulas mau tak mau terpaksa membuka matanya yang terasa berat.
Entah kenapa tubuhnya terasa remuk seakan akan tertidur selama ratusan tahun.
Dalam mimpinya tadi, dirinya melihat seorang wanita dewasa, menangis sambil memanggil namanya.
"Natalie!"
"Natalie!"
Tak hanya suara seorang wanita, dirinya juga mendengar suara seorang pria dewasa serta gonggongan anjing kecil.
Dirinya sangat kenal siapa orang yang hadir di dalam mimpinya tadi. Yakni adalah orang yang sudah melahirkan serta membesarkannya, kedua orang tuanya. Namun dirinya masih bimbang apakah itu suara kedua orang tuanya atau bukan, karena pemandangannya yang sangat putih seolah menghalanginya untuk melihat apa pun.
Natalie mengusap matanya dan sesekali memijat pelipisnya yang terasa pusing.
Samar-samar Natalie mendengar seseorang memanggil namanya sembari menyentuh tangannya lembut. Tidak, sepertinya bukan namanya. Ia merasa telinganya sedikit bermasalah.
"Nona Mei ... Nona Mei ... Anda sudah sadar?"
Natalie membuka matanya dan melihat seorang gadis berpakaian seperti seorang, pelayan?
Natalia bangkit dan duduk, memperhatikan gadis di depannya dengan lekat. "Siapa kau? Dan ... Di mana ini?" Tanya Natalie bingung.
Gadis itu nampak terkejut dan menutup mulutnya yang terbuka lebar.
"Nona Mei kenapa Anda bisa seperti ini? Kenapa … kenapa Anda bisa melupakan pelayan Anda yang imut ini Nona Mei?" tangis gadis itu.
Pelayan? Apa apaan ini. Memangnya Natalie seorang Putri Kerajaan, gitu?
Natalie semakin bingung dengan ucapan gadis itu. Entah kenapa rasanya seperti ada yang aneh. Ada perasaan yang terasa familiar, tapi ia tak tau apa itu. Natalie mengacak rambutnya dengan kasar, merasa terbebani dengan keadaan sekitar.
Karena merasa gerah, Natalie ingin membuka jas yang biasanya dipakai khusus di dalam laboratorium, tapi terasa ada yang berbeda.
Natalie tak merasakan jasnya, melainkan Hanfu.
Tunggu, apa ini? Di mana jasku? Kenapa aku memakai Hanfu? Batin Natalie bingung.
Tiba-tiba Natalie teringat sesuatu, sebuah ledakan terekam jelas di otaknya. Kedua bola matanya membelalak sempurna, efek yang dirasakannya oleh ledakan dahsyat itu berhasil mengguncang jiwanya.
"Tunggu! Tadi … tadi ada ledakan ... aku … aku melihatnya sendiri … tadi itu - "
Natalie menutup mulutnya rapat, merasa ada yang sangat berbeda dan asing baginya. Saat ini Natalie belum sadar dengan kejadian yang menimpanya sekarang.
"Nona apa yang Anda katakan? Tidak ada ledakan di sini. Nona pasti sedang mengigau." Ujar gadis itu sembari menyeka air matanya.
"Kau siapa? Kenapa aku bisa ada di sini?" Tanya Natalie bingung.
Natalie terus memperhatikan pelayan yang duduk di depannya dengan wajah yang berlinang air mata. Masih merasa sangat bingung dan belum menyadari keadaan.
"Nona sungguh tidak kenal hamba? Hamba ini Wanqi, pelayan nona sejak kecil." jelas gadis itu yang bernama Wanqi.
"Wanqi? Pelayan?" gumam Natalie.
Wanqi menganggukkan kepalanya membenarkan gumaman Natalie, "Nona pasti hilang ingatan gara-gara sebelumnya nona jatuh dari atap." Jelas Wanqi lagi.
Hah? Natalie semakin bingung. Jatuh dari atap? Yang benar saja. Apa yang dilakukan pemilik tubuh ini sehingga jatuh dari atap.
"Arrggg!" Tiba-tiba Natalie meringis kesakitan. Kepalanya seperti ditusuk beribu-ribu jarum sampai membuatnya berkeringat dingin. Melihat hal itu membuat Wanqi semakin khawatir.
"Nona? Apa nona baik-baik saja?" Tanya Wanqi panik.
Natalie tak menjawab, sibuk memegangi kepalanya yang sakit. Tiba-tiba kedua mata Natalie membesar saat mengingat sesuatu yang asing baginya. Seperti sebuah rekaman video yang diputar kembali, terlihat seorang gadis yang dipukuli kembarannya sendiri, diejek warga sekitar dan direndahkan oleh pelayan.
Entah apa yang terjadi. Intinya Natalie ingin pulang sekarang! Emosi tanpa sebab muncul begitu saja membuat Natalie geram.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka diiringi suara seorang pria gendut yang memanggil nama seseorang.
"Mei Ling anakku! Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa masih ada yang sakit? Katakan pada ayah mana yang sakit?" Tanya pria itu sambil memeluk dan mengecup puncak kepala Natalie.
"Kau … ."
"Ada apa sayang, hm? Kenapa kau seperti orang kebingungan? Apa terjadi sesuatu?" Tanya pria gendut itu merasa bingung dengan reaksi yang ditunjukkan anaknya.
"Nona Mei sepertinya hilang ingatan Tuan, tadi nona tidak tau siapa hamba dan dimana dia berada." Bisik Wanqi kepada si pria gendut.
Pria gendut itu menutup mulutnya yang menganga dan menatap Natalie dengan tatapan tak percaya.
"Yang benar saja! Wanqi cepat panggilkan tabib!" Perintah pria gendut itu yang langsung terlaksana oleh Wanqi.
Tabib? Ah seingat Natalie tabib artinya dokter. Tunggu! Dokter? Apakah dokter di zaman ini menggunakan jarum? Tidak, Natalie benci jarum.
Lama Natalie menunggu dan akhirnya Tabib pun datang dan mulai memeriksa keadaan tubuh Natalie.
"Tuan, sepertinya Nona Mei kelelahan dan tampak masih syok. Masalah ingatan tidak ada sesuatu yang salah dan tubuhnya baik-baik saja. Saya sarankan agar Nona istirahat yang cukup dan jangan banyak berpikir. Kalau begitu saya permisi, Tuan." jelas Tabib, setelah itu pergi keluar meninggalkan mereka bertiga.
Pria gendut yang diyakini ayah dari pemilik tubuh ini tampak mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Sayang, lebih baik kamu istirahat ya. Ayah akan keluar sebentar." Ujar pria gendut itu.
"Ba … baik … ayah … .” lirih Natalie gugup.
Pria gendut itu tersenyum sambil mengecup kening Natalie lembut, setelah itu memerintahkan Wanqi untuk menemani Natalie.
Lama keduanya terdiam sampai pada akhirnya Natalie memutuskan untuk melontarkan banyak pertanyaan yang bersarang dibenaknya.
"Wanqi, tolong kau jelaskan dan ceritakan tentang aku!" Pinta Natalie, karena masih tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. Natalie juga ingin melihat apakah Wanqi salah satu dari mereka atau bukan.
Wanqi yang awalnya bingung pun mulai menuruti permintaan konyol Natalie. Menjelaskan secara singkat dan jelas tentang si pemilik tubuh Natalie.
"Baik Nona." balas Wanqi. "Nama Nona adalah Mei Ling. Nona anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakak pertama Nona namanya Huo Ling. Tuan Huo Ling sudah memiliki istri dan anak. Kakak kedua Nona namanya Mia Ling. Nona Mia Ling sudah memiliki suami. Ayah Nona namanya Zhang Mida Ling. Tuan Besar menjabat sebagai Menteri Kerajaan. Tuan besar orang terkaya di daratan ini dan juga menguasai daratan Shuang. Ibu Nona namanya Tian Ling. Nona besar sudah lama meninggal sejak Nona masih berumur 3 tahun. Tuan Besar sangat menyayangi istrinya dan Nona, dan Tuan besar tidak pernah pilih kasih." Jelas Wanqi panjang lebar yang sebenarnya tidak terlalu ditanggapi oleh Natalie sendiri.
Natalie hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya. Berusaha untuk tidak peduli walaupun terbesit rasa iba di dalam hatinya dengan kehidupan Mei Ling itu sendiri.
"Sekarang jelaskan, kenapa aku bisa terjatuh?" Tanya Natalie.
Wanqi menggaruk kepalanya yang tidak gatal berusaha menyusun kalimat yang pas untuk nona mudanya itu, "Ehmm, Nona jatuh dari atas atap karena ... Nona tidak mau mengikuti pemilihan istri untuk pangeran ketiga."
Pemilihan istri? Memang di zaman ini ada hal semacam itu? Seperti pemilu saja. Batin Mei.
"Pangeran ketiga?" Tanya Natalie yang merasa sedikit tertarik.
"Benar. Pangeran ketiga terkenal dengan wajahnya yang sangat tampan. Pangeran sangat dingin sehingga sulit didekati beberapa wanita dan juga sangat kejam. Pangeran tak segan-segan untuk memenggal kepala musuhnya dan biasa orang mengatainya tidak memiliki perasaan. Pangeran juga sangat hebat, dia sangat pandai berpedang dan memiliki banyak teknik ilmu bela diri." Jelas Wanqi dengan wajah berbinar.
Natalie menatap Wanqi sinis, merasa tidak senang. Apa spesialnya dengan pria itu? Wanqi menjelaskannya dengan wajah berbinar bak bunga yang sedang mekar, sedangkan saat menceritakan Mei Ling tadi wajahnya tak ada senyum sedikitpun.
Menjengkelkan.
"Kau terlalu melebih-lebihkan ucapanmu. Mana ada orang yang kejam, sadis, dingin apa lah itu. Tipe cowok seperti itu sudah basi. Aku lebih memilih cowok yang loyal, bukan yang kejam dan sadis." Ejek Natalie.
"Tapi, itu sungguh Nona. Kami sadar diri sebagai pelayan untuk tidak menyukai pangeran tapi tidak ada salahnya bukan bila kami memujanya? Bukan hanya saya saja, ada banyak kalangan wanita yang berlomba-lomba untuk merebut hati pangeran." Jelas Wanqi.
Natalie memutar bola matanya malas mendengar ocehan Wanqi yang terlalu memuja-muja si pangeran ke berapa tadi? Natalie bahkan tak ingat lagi.
"Apa Nona tau? Pangeran juga sangat hebat, saat dia berumur 12 tahun dia sudah diperintahkan oleh Baginda Kaisar untuk turun di medan perang."
"Benarkah?" Tanya Natalie merasa sedikit takjub. Ralat! Sebenarnya Natalie takjub hanya saja berusaha untuk tidak terlalu tertarik atau masalah besar akan menunggunya di depan mata.
Bagaimana tidak. Anak berumur 12 tahun sudah berperang? Di zaman modern anak berumur 12 tahun itu masih terbilang ingusan.
Pantas saja Mei Ling berniat untuk bunuh diri ternyata ayahnya mengharuskannya untuk ikut di pemilihan calon istri untuk pangeran yang kejam. Kalau aku jelas tentu aku akan menolak. Siapa juga yang mau memiliki suami yang kejam dan tak berperasaan. Terasa seperti di kutub utara! batin Natalie.
"Ternyata kau sebagai pelayan tau banyak juga. Setauku, sesuatu seperti itu tidak banyak yang tahu." Sindir Natalie.
Wanqi tampak sedang berpikir, bagaimana menjelaskan yang sebenarnya kepada nonanya itu.
___
