Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3

Hari ini gue berangkat sekolah gagal bareng Sena, karena apa? Karena dia tiba-tiba gak bisa. Sakit tapi tidak berdarah.

Sampe di kelas gue bener-bener unmood. Ya gimana sih, udah di arep-arepin malah gagal, pasti kesel, sedih, campur aduk rasanya.

"WOY! DIEM DIEM BAE!"

"NGOPI APA NGOPI!"

Sialan! Kayaknya Badra, Kai sama Jimmy harus gue jahit mulutnya. Jantung gue hampir lepas gara-gara ini komplotan al-qaeda.

"Anjir lo!" teriak gue.

"My princess ariel kesayangannya pangeran erik, kenapa dikau melamun wahai mermaid ku?" tanya Jimin berlebihan. Jimmy nih, bisa dibilang Raja Sinetron. Dia tau semua sinetron yang ada di tv lokal. Literally, semuanya.

"Tau. Jelek lo kayak awkarin gak make up kalo bengong." timpal Kai.

Gue cuman memegang pelipis gue mendengar ocehan mereka. "Lo bertiga kenapa sih?" tanya gue kesal.

"Anin galau gara-gara gak jadi berangkat sama.. Hm sama siapa ya?" iya, kalian pasti bisa nebak siapa yang ngomong gini, orangnya adalah Kai.

"Emang Anin punya gebetan?" tanya Badra penasaran.

Sebelum perbincangan ini berlanjut, untungnya, ada anak-anak osis yang masuk kelas gue. Wets, ini nih yang bisa menjadi penyegar di pagi hari.

Yongki si Ketua osis, Juna wakilnya dan Tanjung, sohib Juna. Iyalah, gue aja gak tau jabatan dia apa, tapi selalu bersama tak bisa bersatu sama Juna. Tapi gapapa, selama mereka ganteng gue maafin.

"Mau ketemu gue ya?"

"Kiw, Ris yang mana Ris?"

"Beraninya chat doang, ketemu langsung diem."

"Jun, malem ml yok!"

"Woy anjeng, bacot lo semua!"

Gila, ini kelas udah ngalahin pasar loak berisiknya. Padahal mah cuman kedatangan mereka udah kayak disamper boyband korea aja.

"Padahal gantengan girogino abraham ya nin daripada si Tanjung." bisik Jimmy. Iya jim, terserah lo.

"Jimmy, jangan deket-deket mantan gue dong." Hah? Semua mata langsung mandang ke arah gue waktu denger Juna ngomong gitu. Sena juga, dia ngelirik gue dengan tatapan bingung.

"Mantan temen sekelas, hehe. Kena deh." bangke, musnah lo sono.

Yongkj berdeham untuk membuat suasana jadi kondusif lagi. "Oke, jadi gini. Karena sebentar lagi kita mau ngadain pensi, jadi mulai sekarang anggota osis harus nyiapin segala keperluannya. Yang merasa anggota osis, pulang sekolah ngumpul di ruang osis untuk membahas masalah ini."

"Kan kita udah mau lulus bos, sibuk nih." celetuk Bobby. Panutan gue emang ini ketua kelas.

Yongki tersenyum meremehkan. "Lo pikir lo doang yang sibuk?" lanjutnya, "Ya gak masalah buat yang gak mau dateng atau gak sempet. Asal nanti kalo acaranya udah ada, lo jangan dateng sambil sibuk ngesnapgramin. Gue rasa cuman itu, selebihnya yang mau ditanyakan nanti pulang sekolah bisa langsung nanya di ruang osis."

Gila ya, itu omongan Yongki kalo bisa ngebaret kulit Bobby, udah lecet dimana-mana tuh gara-gara omongan pedesnya.

"Kita rapat dong, tem?" tanya Jimmy lemes. Jadi Kai dan Jimmy duduk di depan kursi gue dan Badra.

Kai hanya mengangguk.

"Kita juga, Nin." timpal Badra. Lah iya? Gue sampe lupa kalo gue anggota osis juga.

Double attack. Udah bete gak bisa berangkat bareng Sena, pulang sekolah pun harus ikut rapat. Ditambah, Sena bukan anggota osis.

Setelah melewati hari yang panjang, gue dan anggota osis lainnya kumpul di ruang osis.

"Oke. Gue selaku ketua osis, disini minta waktu kalian sebentar. Karena anggota osis yang kelas 11 belom serah terima jabatan, jadi tanggung jawab masih angkatan kita sepenuhnya yang megang. Gue tau kalian semua capek begitupun gue. Jadi kita mulai aja." Yongku berhenti ngomong dan dilanjutin sama Juna.

"Oke gais, jangan tegang dong. Tegang bener kaya lagi ujian cpns hehe."

"Bacot bangsat, buruan Jun." sahut Tanjung kesal. Juni yang omelin gitu cuman senyum ganteng sambil sok wink, iyuh muntah gua.

 

Juna berdeham. "Jadi gini, kita mau ngadain pensi sebentar lagi. Ada yang punya ide tema apa yang bagus buat pensi kita kali ini?" tanyanya serius.

"Ala lala fest aja, bos." jawab Rizal. Elah, lala fest jigong lo bang.

"Bikin kayak gigs ae bang, undang payung teduh beh langsung dah nyanyi akad bareng-bareng kita."

"Kayak kpop festival aja kakkk!"

"Indoor aja sih biar lebih kece."

"Dwp ae kook, biar bisa loncat-loncat kita. Undang marthin garrix." elah, Gading Marthen kali maksud lo, belagu bener.

Sumpah, ini manusia banyak banget sih maunya?

"Udah Jun, undang abang gua aja. Cakep kece, kayak gue." ucap Kai narsis. Baru aja gue mau ngatain dia, tapi sialnya semua anggota osis bersorak setuju atas pendapat Kai.

"Iye tuh! Kece gila, Yong abangnya Kai!"

"Kak Leo panutan ku!!"

"Yang ganteng itu bukan sih?!"

"Bang Leo yang alumni sini kan? Ya ampun gue naksir dia tuh!"

"Yong, udah yong itu aja!"

Yongki langsung menoleh dan menatap Kai. "The horizon, Bang Leo, tem?" tanyanya memastikan. Kai mengangguk menjawab pertanyaan Yongki.

"Udah sikat dah pak ketua. Gue juga demen tuh sama abang Leo!" teriak Bobby heboh.

Yongki diam sebentar kayak lagi mikir. "Gimana, yang lain ada saran?" tanyanya. Seruangan cuman diem sambil ngelirik satu sama lain. Setelah beberapa saat, Yongki ngomong lagi.

"Yaudah, kita keep itu dulu deh. Kalo ada saran lain bisa lo pada simpen, lusa kita rapat lagi. Oke? Sekarang kita pulang aja. Thank's buat waktunya. Rapat gue tutup."

Gue dan Badra langsung bernafas lega. Akhirnya selesai juga dan kita bisa pulang. "Gue udah mau nonton mv nya dua lipa, Nin. Yuklah cabs." kata Badra.

"Heh, jaka sembung! Lo sembarangan aja ngusulin abang lo, emang dia mau apa?" tanya Jimmy heboh ke Kai. Kai hanya tertawa dan mengedikkan bahu.

Tanpa memperdulikan kedua homoan tersebut, gue dan Badra berjalan keluar ruangan untuk segera pulang. Sampe depan pintu, gue dikagetkan oleh kehadiran Sena. Ngapain dia disini?

"L-lo belom pulang, Sen?" tanya gue penasaran. Sena masih celingak-celinguk ke dalam ruangan, baru menjawab pertanyaan gue.

"Belom, Nin. Gue lagi nungguin seseorang."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel