Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BOCAH LIMA TAHUN

"Kami hanya menjalankan perintah," jawab mereka.

Setelah itu Alicia diminta turun, para penagih yang tadi menyeret ke Klub W ini telah menunggunya, Dia akan dibawa ke sebuah hotel. Lagi-lagi Alicia berusaha melarikan diri, namun tetap saja dia tertangkap.

Setelah sampai di sana salah satu para penagih hutang itu membawa Alicia ke sebuah kamar Suite yang sudah di pesan. Allicia terpaksa masuk dengan enggan. Namun, si penagih hutang tadi malah mendorongnya masuk ke dalam.

Di sana bukan hanya ada dirinya, ternyata ada beberapa pria juga yang telah lebih dulu datang, ada di kamar itu, "Kemari!" panggil salah satu dari pria itu.

Enggan mendekat, Alicia hanya berdiri di hadapan mereka semua yang sedang memandangi dirinya dari atas kepala sampai ke ujung kaki.

"Hei! wanita ini sangat cantik dan terlihat polos," ujar salah satu teman dari pria yang ada di kamar suite itu.

"Jangan pernah menilai buku hanya dari sampulnya saja," jawab pria yang lainnya lagi seraya menambahkan kata, “Kita tidak pernah tahu sampai kita mencobanya.”

“Apa kata mereka … eum, ingin mencoba aku,” pikir Alicia dengan ketakutkan, wajahnya sudah terlihat pucat.

"Kau disini saja malam ini, temani mereka bermain!" perintah si penagih hutang tadi.

"Maksudmu apa?" tanya Alicia dengan tatapan ketakutan.

"Tidak! Kalian tidak bisa melakukan ini kepadaku!” hardik marah Alicia.

"Nikmati saja, kami pergi dulu !" ujar si pengih hutang meninggalkan Aliia dalam kelimbungan dengan para pria yang ada di sana.

Alicia segera saja mengembalikan kesadarannya, melangkah lari menarik tangan si penagih hutang seraya memohon dengan lirih. "Jangan! jangan tinggalkan aku di sini!" pinta Alicia.

Bukannya merasa kasihan, tapi malah si penagih hutang menarik lepas tangan yang melingkar di lengannya, kemudian melemparkan tubuh Alicia ke lantai.

"Hei! kau temani saja kami di sini," ucap salah satu dari mereka yang ada di dalam kamar suite ini sambil bersimpuh di depan Alicia.

"Tidak! jangan menyentuhku!" teriak Alicia berusaha menghindar dari pria itu.

Namun, salah satu dari mereka berhasil mendekap Alicia. Dengan serampangan pria itu menciuminya. Ini adalah hadiah yang diberikan kepada para pelanggan dari kaum kaya raya, karena sudah setia menjadi pelanggan Klub W. Mereka dipersilahkan untuk bermain sampai puas dengan Alicia. Siapa yang rela menolak tawaran seenak ini. Jadi malam ini mereka akan bermain sepuasnya dengan Alicia.

“Arghh …!” teriak Alica meronta-ronta sementara yang lain masih asyik mengamati dengan sambil menyesap anggur merah mereka, tertawa karena merasa terhibur.

Alicia pun berhasil memukul bagian bawah pria yang memeluknya itu lalu berlari masuk ke kamar mandi, “Brengsek!” hardiknya seraya mendorong pria yang tadi sedang memeluknya.

Alicia langsung mengunci pintu kamar mandi, lalu dia melihat sebuah Vas bunga yang ada di meja. Dia pun mengambilnya untuk melindungi dirinya. Pintu kamar mandi berhasil dibuka, Alicia bereakasi dengan langsung memukul kepala pria yang baru saja membuka pintu.

“Sudah kubilang jangan sentuh aku!” hardik marah Alicia dengan tatapan jijik.

Pria tersebut langsug terjatuh bersimbah darah, Alicia menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri. Kamar mandi di kamar Suite ini kebetulan dekat dengan pintu keluar kamar. Sementara, para pria di sana terdiam sesaat karena terkejut.

Alicia berlari dengan sangat kencang, pintu lift terbuka seorang anak kecil tengah masuk ke dalam lift, lalu Alicia pun ikut masuk, dengan cepat dia menekan-nekan tombol tutup pada lift hotel itu.

Wajah Alicia semakin panik, ketika melihat beberapa pria keluar dari kamar suite untuk mengejarnya. Bocah kecil yang ada di dalam lift itu memandang wajah ketakutan Alicia. Lalu dia mengulurkan tangannya, dan mengambil jemari tangan Alicia yang terlihat sedikit gemetaran itu.

“Kakak cantik apa baik-baik saja?” tanya bocah kecil yang terlihat baru berusia lima tahun itu.

Alicia mengatur napasnya lalu berkata, “Ya aku baik-baik saja!” jawabnya sambil melempar senyum cantik kepada bocah itu.

Begitu sampai di lobi, maka Alicia pun segera berlari kecil di lobi. Langkahnya terhenti ketika melihat ada si penagih hutang yang tadi membawa dia kemari. Dia pun langsung membalikan tubuhnya dan memilih bersembunyi di balik pot besar yang ada di dekat pintu keluar lobi hotel.

Sebuah mobil Roles Royce berhenti di depan Lobi hotel, melihat jika si penagih hutang semakin mendekat, otak Alicia seperti mendidih. Tidak tahu apalagi apa yang harus dilakukan. Melihat jika mobil yang sedang terparkir tanpa pikir panjang, Alicia langsung saja membuka pintu dan masuk ke dalam Rolls Royce itu.

Alicia menenggelamkan tubuhnya, mencoba untuk bersembunyi, sementara supir yang di depan memperhatikan gerak-geriknya, Melihat sedang di perhatikan Alicia meletakan satu jari tangan di mulutnya, meminta agar supir itu diam saja, jangan bereaksi.

Supir itu mellihat ke beberapa yang sedang mencari-cari seseorang, lalu pria yang sedang memegang kendali mobil itu pun berkata, “Nona, sebaikanya segera keluar dari mobil ini, jika tidak aku bisa mendapat masalah dari Tuan-ku?”

“Aku mohon sebentar saja!” pinta Alicia sembari melirik ke jendela.

Alicia membenarkan posisi duduknya, pintu di sebelahnya pun terbuka, Dan, itu membuatnya terkejut “Anthony!” ujar Alicia.

Melihat ada Alicia di dalam mobilnya, Anthony langsung memanggil nama assitennya dengan nada marah. Melihat ini Alicia langsung memegang tangan Anthony, “Dia tidak ada hubungannya, aku masuk sendiri ke mobil ini!”

Mendengar itu, tatapan Anthony semakin terlihat marah. Anthony berpikir, “Baru saja berbicara tadi pagi, sekarang dia sudah datang mengejar jawaban.”

Merasa sedikit aman karena tidak mellihat si penagih hutang lagi. Lalu dia melihat taksi berhenti di lobi dan berkata, “Ok, begini saja sudah cukup!” ujarnya sembari keluar dari mobil lalu masuk ke dalam taksi.

Alicia semakin tidak memikirkan kesan dirinya di depan Anthony, bersikap baik atau bar bar di depannnya sama saja, dia akan selalu dianggap buruk. Taksi pun membawa Alicia melaju pergi, sementara Anthony masih memandang dingin kepada asistennya itu seraya berkata, “Sekali lagi kau mengizinkan wanita itu masuk, maka kau tidak perlu pergi bekerja denganku lagi!”

Malam ini Alicia tidak ingin kembali ke Mansion River Side, Dalam hati sungguh dia merasa hari ini adalah hari yang penuh kesialan, “Di kehidupan selanjutnya, aku tidak ingin kisah ini terulang, aku harap cintaku juga bukanlah dia!” ujarnya dalam hati seraya menghapus air matanya.

Gerimis masih menyapa, Alicia mengulurkan jemari tangannnya yang sedikit gemetaran. Lalu dia mengetuk-ketuk pintu, berharap penghuni di dalam rumah membukakan pintu. Alicia sedikit menggigil, dia memeluk tubuhnya sendiri.

“Alicia …! Sapa suara orang yang baru saja membukakan pintu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel