Bab 7 Masa lalu Ais
Masa lalu Ais
*******
Brughhh
Prangggg ....!
Aghhhh ...!
" Ababanggg .. . . . .!
Semua orang menuju ke arah sumber suara tersebut saat Jay datang bukanya panik, tapi malah terkejut menutup mulutnya menahan tawa, Mira pun sama, menutup mulut menahan tawanya.
Melihat Ais yang terjatuh dengan kaki yang masih di atas bangku, kepala di di bawah meja dengan piring yang berisi nasi goreng sisa sarapan pagi di atasnya, kepalanya pun benjol, terbentur kaki meja Jay yang tidak bisa manahan tawanya ahirnya.
" Ha ha ha ha . . . ! Kamu kenapa Ais ?" tanya Jay yang tidak bisa menahan tawa.
" Ha ha ha ha . . . ! bisanya kamu Ais " Mira pun ikut tertawa.
" Aba a a ang, Ais sengsara abang bahagia " teriak Ais pada Jay.
Kemudian Jay menggendong tubuh Ais di di dudukan di kursi, sembil tersenyum sendiri.
" Lain kali kalau jalan merem ya ?" hibur Jay, sedangkan Ais marah mengerucutkan bibirnya.
" Ya sudah sana mandi, nanti pakai baju mbak " suruh Mira pada Ais sambil memunguti nasi goreng di rambut Ais,
Ais pun bergegas mandi, menggosok rambutnya yang ketumpahan nasi gorena tadi, setelah serangkaian ritual mandinya selesai dan sudah rapih memakai baju Mira
Dan keluar.
Melihat Jay sudah rapih duduk di bangku ruang keluarga, dan di depanya ada kotak P3K. danmemanggil Ais untuk duduk di depanya.
" Sini Abang bantu obati ?" Kata Jay pada adik kesayanganya sambil menepuk bangku yang ada di depanya.
Walaupun setengah ngomel, tapi Ais nurut yang di perintahkan abangnya, " Nanti sakit bang ?"
" Makanya jangan suka berantem, sudah lama tidak berantem bangku jadi sasaran, menang tidak, sakit mah iya, dapat hadiah juga tidak " omel Jay pada Ais.
" Sssssst " desah Ais menahan rasa sakit
" Abang rapih bener mau kemana ?" tanya Ais yang melihat abangnya ganteng.
" Mau ke kantor kelurahan , mau ada urusan sebentar kamu jaga mbak Mira ya ? nanti kamu masakin abang ya ?, abang kangen masakan kamu " kata Jay sambil menarik hidung Ais.
" Iya abangmu itu pingin masakan kamu, kita rencananya nanti sore mau ke sana, kebetulan kamu sudah ke sini ! " sahut mira yang baru keluar dari dapur.
" ngomong - ngomong Arif mana ? " basa basi Ais pada mbak Mira.
" Sekolah, nanti rencananya pulangnya juga agak telat, soalnya mau ada kerja kelompok " jawab Mira.
" Ya sudah abang berangkat dulu ya ? insya allah jam dua nanti sudah di rumah " pamit Jay
" Assalamualaikum ? " salam Jay, sambil mengulurkan tangan pada Mira dan juga Ais.
" Waalaikum salam " jawab keduanya serempak.
*******
Sore telah tiba Jay dan juga Arif telah datang, usai makan bersama, namun Abi belum menjemput Ais.
" Kebetulan ada tante Ais " Kata Arif, Arif adalah anak Jay dan juga Mira , umurnya sekitar lima belas tahun, kelas 9. trauma di masa Mira melahirkan Arif , jadi Jay menunda kehamilan dengan waktu yang begitu lama, sehingga Arif baru mau punya adik, melihat umurnya sudah besar.
" Ada apa emang Rif ?" tanya Ais
" Ada tugas yang lumayan nih tan , Arif susah kerjainya, yang mana gurunya kalau jelasin gak jelas gitu, belum lagi sebentar lagi ujian lagi, pusing Arif tan, kata Ayah, tante itu orang yang cerdas, pasti bisa dong ". kata Arif panjang lebar.
Ais hanya tersenyum tipis dan menyanggupi permintaan Arif, dan belajar di kamar Arif.
Sedangkan di ruang tengah Mira dan Jay ngobrolin tentang Ais.
" Ais itu pintar bang, kenapa tidak kuliah ?" tanya Mira pada Jay
" Ais itu anaknya memang pintar, tapi dia tidak di anggap sama Ayah dan Ibu " dia bisa SMA saja cari biaya sendiri. " kata Jay menjelaskan
" Kok bisa bang " tanya Mira mengintrogasi suaminya
" Ayah sama Ibu Itu ingin anak laki - laki lagi, ternyata lahirlah Ais, hingga hampir menghilangkan nyawa Ibu saat melahirkan Ais makanya Ayah itu benci sama Ais , padahal Ais berusaha mendapatkan mendali agar dapat kasih sayang dari kedua orang tuanya, tapi apa hasilnya Ayah Dan juga Ibu belum bisa membuka hati, Aku heran sama mereka berdua, dulu ibu itu tidak membenci Ais karena Ayah suaminya, jadi ikut membenci juga ". Cerita jay panjang lebar tentang Ais.
" Kenapa dulu tidak kamu Ambil ?" tanya Mira lagi
" Dulupun hidupku masih susah, masih ikut mertua, saat sudah besar dia akan aku ambil dia tidak mau karena ingin membuktikan pada Ayah dan Ibu, kalau dia bisa jadi ke banggaan, tapi itu semua tidak berpengaruh pada kedua orang tuaku tambah lagi ini dia memilih Abi, mereka pasti tambah benci, tapi aku yakin Abi bisa meyakinkan orang tuaku" .
" Dulu Ais juga punya kekasih di masa SMA, tapi cinta dia tidak di restui sama Ayah dan Ibu, makanya dia itu menjauhi laki - laki, dan tidak mau jatuh cinta, berdampak pada mentalnya sekarang, dia jadi tempramen bergaya toboy, makanya saat dia memilih Abi, ku dengar dia sholat istigharoh, dan menangis tersedu - sudu, ku hampiri dia di dalam, dan membahas itu, " cerita Jay
" Terus waktu dia ngaku pada orang tuamu katanya hamil bang ?" tanya Mira lagi.
" kayaknya tidak, kalau dia hamil sama Abi pasti sudah 5 bulan yang lalu itu, kerjaan mereka berdua, soalnya mereka bertemu terakhir 5 bulan yang lalu " jawab Jay
" Assalamualaikum " dari luar masuk nongolah Abi.
" Wa alaikum salam " di jawab serempak oleh Mira dan juga jay.
Dan dari kamar Arif tergopoh - gopoh meng hampiri Abi yang baru mau melangkah masuk.
" Om nanti ya ? tante Ais masih bantuin Arif belajar " kata Arif terus lari lagi ke kamar.
" Anak itu " kata Jay.
" Ya sudah Bi duduk dulu sini, biar mbak bikinin kopi dulu " pinta Mira pada Abi sambil melangkah ke dapur.
" Iya mbak, terima kasih " jawab Abi
