Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ten

Akhirnya kami bertiga sampai di rumah yang akan kita singgahi selama melakukan survey. Rumahnya memang gak terlalu besar , tapi tetap nyaman dan rapih.

Setelah menyapa Pak Zaenal, pemilik rumah ini kami langsung dipersilahkan untuk istirahat.

"Mbanya tidur sendiri yah, kalo masnya berdua tidur bareng gapapa kan?" tanya Pak Zaenal.

Kai mengangguk lalu tersenyum ramah. "Gapapa, Pak."

Pak Zaenal hanya tinggal berdua dengan istrinya. Karena kedua anak laki-lakinya merantau di Jakarta untuk bekerja dan juga kuliah. Oleh karena itu rumahnya bisa kami tempati sementara karena ada dua kamar yang kosong dan gak terpakai.

Setelah berbincang-bincang singkat, gue langsung menuju kamar yang akan gue tempati. Tanpa menunggu lagi, gue langsung merebahkan diri di kasur. Astaga, rasanya kayak surga dunia! Ditambah udara dingin yang begitu nyaman membuat gue semakin ingin tertidur.

Baru aja sepasang mata terpejam, gue merasakan ada yang merengkuh gue. Waduh! masa baru sampe udah dipeluk setan? Pikiran gue langsung tercerahkan ketika mendengar sosok tersebut berbicara.

"Capek." bisiknya.

Chan kalo memeluk gue udah macam ular phyton, nempel banget. Gue risih, karena selain capek.ini juga tempat orang.

"Chan ini tempat orang." lirih gue sambil berusaha melepaskan diri.

Chan menenggelamkan wajahnya di leher gue lalu berkata. "Gue kangen."

"Chan.."

"Lo jangan berisik dong, kalo lo berisik entar pada tau." Perintahnya.

Gue diem, bukan karena menuruti ucapan Chan. Tapi gue gak mau ada orang yang denger.

"Jalan-jalan yuk." ajak Chan. Dia sekarang bangkit dari posisinya dan menatap gue.

Chan kembali mengajak gue dengan bersemangat. "Yuk, bosen nih!"

Gue menggeleng, menolak ajakannya. "Udah malem, Chan."

"Kenapa emang kalo udah malem?" tanyanya.

"Gak enak, lah. Ini di desa Chan, bukan Jakarta. Jadi jangan lo samain." Ungkap gue dengan nada sedikit kesal.

Chan menatap gue penuh arti, "Yaudah, tapi gue tidur sini ya?"

"Chan... "

Sumpah! Gue udah lelah banget, ditambah harus menghadapi Chan yang super ngeselin.

"Apa, baby girl?" tanya sambil berbisik.

Gue meringis jijik ketika mendengar Chan membisikan kata tersebut. Sok-sok an sugar daddy tapi beli shampo masih nyari diskon tuh gimana?

Dengan sekuat tenaga, gue langsung mendorong tubuh Chan tepat dengan Kai yang tiba-tiba memasuki kamar.

Kai lagi berdiri, menyender tembok sambil menatap Chan. "Kan, lo mau ikut cuman buat gini doang? Kelon-kelonan iya?"

"Chan, ini rumah orang. Tau diri dikit, jangan sampe lo ngelakuin hal yang malu-maluin!" omel Kai.

"Dan lo, Calya! Lo kunci pintu lo bisa gak sih? Lo mau diperkosa ini caduk lanang?" tanya Kai. Dia menunjuk Chan yang sedang merengut.

Kai akhirnya menarik Chan dengan paksa dan menyuruh gue langsung mengunci pintu kamar.

Disini udaranya dingin banget, dan bikin seger. Gue bangun terakhir, setelah Kai dan Chan bangun. Chan wajahnya udah cemberut terus dan gue tebak pasti gara-gara semalem.

Gue nyamperin Chan dan Kai yang sedang duduk di teras, "Kenapa sih, pagi-pagi udah monyong bibirnya?" goda gue sambil menyolek dagu Chan.

"Diem, lo!" sahutnya galak.

Gue ngakak, Chan kalo ngambek tuh lucu bukan serem, "Kai, Chan semalam gak lo susuin ya? Sampe ngambek gini."

Kai menghela napas panjang. "Cal, lo tau gak sih? Semaleman dia misuh gak jelas, ngambek sama gue gara-gara gak gue izinin tidur sama lo!"

Gue mencubit pipi Chan gemas. "Cie ngambek nih?"

"Lagian Kai, lo apa-apaan sih pake gak ngebolehin gue segala! Gue udah sering kok tidur sama Calya!" Omel Chan.

"Ye, itukan di rumah. Kalo disini lo kan lagi numpang, bos." jawab Kai sambil menekankan kata numpang.

"Halah! Paling lo takut kan gue ngapa-ngapain Calya? Telat lo, Calya udah jadi punya gue luar dalem!" Sahut Chan gak mau kalah.

Gue yang mendengar pernyataan Chan langsung memukul kepalanya. Enak aja, luar dalem apanya yang dia maksud?

"Ngaku-ngaku lo, goblok!" omel gue.

Chan mendecih. "Sok suci lo, padahal mah paling demen kalo udah gue ajakin, minta nambah pula."

Gue langsung pura-pura muntah, siapa juga yang minta nambah.

Kai yang ngeliat perdebatan kita ketawa ngakak, "Lo pikir gue bego, Chan? Lo boleh sono boong sama orang, tapi jangan sama gue!"

Kai melerai perdebatan kami lalu menyuruh kami segara sarapan dengan makanan yang udah dihidangkan sama keluarga Pak Zaenal.

Setelah kita semua selesai sarapan, gue dan Kai berniat keliling desa buat ngeliat lingkungan yang akan kita survey besok.

Kita keliling desa gak menggunakan mobil Chan karena ukuran mobilnya yang cukup besar. Kami naik sepeda dengan gue dibonceng sama Chan.

"Chan, goblok turunan jangan lo kayuh lagi! Entar gue nyusruk!" omel gue.

Chan menyahuti kesal. "Halah! Bacot lo, nih lo yang bawa nih!" .

Gue diem. Gue tuh gak bisa naik sepeda, sedangkan Chanbawa sepedanya kayak bawa motor trail yang ugal-ugalan.

Kai memilih langsung pulang setelah melihat lingkungan sekitar, ngantuk kata dia. Sedangkan gue dan Chan mampir sejenak di kebun teh.

Kalo Chan romantis kayak cowok-cowok ftv gue pasti baper. Tapi ini dia dari tadi ngomel mulu.

"Tau gini gue pake sepatu, nanjak susah anjir pake selop!"

"Mau sampe mana sih, Cal, jangan tinggi-tinggi sendal gue licin!"

"Cal, aduh gue gak bisa nyelip-nyelip."

"Lewat mana sih ini? Arghh!"

Chantuh gak bisa diem, dalam artian sesungguhnya. Gue akhirnya berhenti saat udah sampe di puncak kebon teh yang paling tinggi.

"Enak kan, Chan? Keliatan semua?" tanya gue.

Gue gak henti-hentinya senyum melihat hamparan kebun teh di depan mata gue.

Gue mencari Chan saat dia gak terlihat pandangan mata gue. mana sih ini orang lama bener. Ketika gue mau nengok eh dia udah meluk gue dari belakang.

"Seneng banget, nih?" tanyanya sambil mengecup pipi gue.

Gue tersenyum lalu menjawab. "Seneng lah, sekali-kali yang gue liat bukan lo terus!"

Chany langsung mengigit pundak gue gemas. Chan apaan sih? Dikit-dikit gigit.

"Lo mau gue jatoh ya, kalo gue kaget terus kepleset? Oh lo emang mau gue ilang di kebon teh kan?"

Chan ketawa sambil mengeratkan pelukannya diperut gue, "Enak kali ya, Cal kalo kita nikah, terus tinggal di desa gini. Tiap hari bisa liat yang indah-indah."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel