Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Menduduki Mobil Kilatnya

Bab 2 Menduduki Mobil Kilatnya

Setelah keluar dari sana, Ralphie dan Felix langsung ke tempat parkiran.

Berbeda dengan Serena, karena takut di kejar oleh penjaga Leonard, Serena tidak berlama-lama di hotel itu lagi.

Dia dengan terburu-buru melarikan diri dari hotel itu, bersiap-siap untuk lari ke pintu keluar hotel itu dan menaiki taksi untuk lari dari hotel itu.

Di saat ia hampir sampai di pintu keluar, dia baru ingat dompetnya tertinggal di ruang rias itu.

Sekarang ia tidak mungkin kembali dan mengambilnya lagi, dia hanya bisa berharap semoga ia bisa bertemu dengan orang yang berbaik hati yang mau mengantarkannya.

Malam di awal musim dingin yang dingin, Serena hanya mengenakan sebuah gaun di tubuhnya, dia bergemataran sambil melihat di kiri dan kanan jalan.

Dari kejuahan ia melihat sebuah mobil yang keluar dari hotel, dia berusaha menjulurkan tangannya untuk memberhentikan mobil itu.

Felix mengerutkan keningnya dan melihat di kejauhan sepuluhan meter ada seorang wanita yang memberhentikan mobil mereka, dia melihat Ralphie dari kaca dan berkata: Direktur Su, ada wanita yang memberhentikan mobil kita."

Ralphie membuka kelopak matanya, dan melihat dengan samar-samar.

Dia mengangkat kepalanya dan meihat kearah yang ditunjuk Felix, matanya yang dingin itu melihat wanita yang kedinginan di kejauhan itu, matanya lansung menunjukkan ekspresi tercengang....

"Direktur Su....." Ketika Felix bersiap-siap untuk bertanya apakah mau memberhentikan mobilnya, dia melihat dari Ralphie dari kaca spion dan terkejut melihat ekspresi wajahnya yang tadinya dingin seperti tidak ada perasaan, tetapi sekarang dia malah sedang menunjukkan ekspresi tercengang?

Felix benar-benar terkejut dan bengong dalam sesaat.

Direktur Su sedang menunjukkan ekspresi tercengang? Direktur Su benar-benar sedang tercengang!

Sejak tiga tahun yang lalu ia bersama dengan Direktur Su sampai sekarang, ini adalah pertama kalinya ia melihat selain ekspresi dingin yang keluar dari wajahnya.

Direktur Su sedang melihat wanita yang sedang memberhentikan mobil mereka di luar sana, Felix melihat pandangan Ralphie, lalu dengan perlahan memperlambat kecepatan mobilnya, terakhir ia memberhentikan mobilnya di jarak yang tidak begitu jauh dengan Serena.

Mobilnya sudah berhenti, Ralphie pun mengembalikan ekspresi wajahnya yang dingin dan melihat ke arah Felix.

Ralphie mengusap-ngusap hidungnya, lalu berbatuk serak: "Hek hek......tiba-tiba mobilnya kehabisan bahan bakar."

Ralphie menutup mulutnya dengna tangannya dan tidak mengatakan apa-apa.

Serena tidak menyangka nasibnya bisa sebagus itu, dia baru memberhentikan mobil pertama dan mobil itu sudah berhenti untuknya.

Lalu Serena pun mengusap-usap tangannya untuk menghangatkan tangannya dan berusaha berjalan menuju mobil Mercedes yang ada didepannya, dia mengangkat tangannya dan mengetuk-ngetuk kaca pengemudi itu.

Setelah itu, kaca mobil pengemudi itu pun terbuka dan menunjukkan muka seorang pria muda.

"Halo, bolehkah saya numpang di mobil ini?"

Ketika Felix meilhat Serena, ia benar-benar sangat terkejut.

Calon pengantin Direktur Su mereka bukannya seharusnya sedang di hotel untuk mengadakan pernikahannya? Bagaimana bisa ada disini? Terlebih lagi.......seperti gelandangan yang memberhentikan mobil di tengah jalan?

Melihat pengemudi itu tidak menjawab apa-apa, Serena dengan lembut bertanya lagi, "Bo...leh kah?"

Karena cuaca di luar sangat dingin, dia pun berbicara sambil mengigil.

Felix tidak sampai hati untuk menolak Serena, dia sedikit gelisah, mengangguk-anggukkan kepalanya, "Naiklah." Sambil berbicara dia menekan tombol untuk membuka pintu mobil.

"Terima kasih." Sambil tersenyum, Serena berjalan untuk membuka pintu mobil belakang.

"Kamu jangan....." Ketika Felix melihat gerakan tangan Serena, dia berusaha untuk menghentikannya, tetapi sudah tidak sempat.

Pintu mobil belakang terbuka, apa yang terlihat oleh Serena adalah sepasang sepatu kulit hitam yang terbuat dari kulit asli dari hasil pekerjaan tangan yang rapi.

Di tempat duduk belakang mobil ini ternyata sudah ada orang lain yang duduk! Serena marah dalam hatinya, lalu membungkuk dan minta maaf dengan orang tersebut, "Maaf, aku tidak tahu kamu.........Ha.. chiuu..."

Belum selesai berbicara, Serena sudah bersin terlebih dahulu, kalau bukan gerakan tangannya untuk menutup mulutnya agak cepat, sudah tidak bisa di bayangkan berapa banyak air liurnya yang tersembur ke muka orang itu.

Awalnya Ralphie sudah tidak senang dengan sikap Felix yang mengijinkan wanita lain untuk masuk ke dalam mobilnya tanpa persetujuan darinya, lagi-lagi wanita ini malah mau duduk di kursi belakang mobilnya, bahkan wanita ini hampir bersin ke arahnya.

Di matanya terlihat ekspresi yang sangat tidak menyenangkan, dengan pelan ia melihat ke tempat lain, bersiap-siap untuk menyuruh wanita ini pergi, tetapi ketika ia melihat kepala yang berbulu itu, kata-kata yang hendak dikatakannya malah tidak jadi dilontarkannya.

Dia menutup mulutnya, dan melihat sekujur tubuh wanita itu, ketika ia melihat luka di tangan dan kaki wanita itu, alis matanya yang angkuh itu dengan perlahan menjadi lemas.

"Tuan, maaf.........." Serena sudah tunggu lama tetapi tidak mendapat balasan darinya, dengan sedikit gelisah, lalu ia meminta maaf lagi.

Ralphie mangeluarkan suara "Yah", itu tandanya ia sudah mengizinkannya.

Mendengar jawaban dingin darI Ralphie, Serena marah didalam hatinya, masih sombong apa, tadi bukannya aku sudah hampir bersin ke mukamu? Tentu saja ia tidak mungkin mengatakan apa yang dia pikirkan, soalnya sekarang dia masih membutuhkan mereka untuk mengantarkannya.

Disisi lain, Felix sudah ketakutan di dalam hatinya, tadi dia mengira Ralphie pasti sudah memarahi Serena, lalu langsung mengusirnya pergi dari sini.

Untung saja, Direktur Su sudah menyetujuinya, Felix pun merasa tenang, lalu melihat ke arah Serena dan bertanya: "Ehmmm........Nona kamu duduk disamping tempat duduk pengemudi saja!"

Demi untuk keamanan kamu dan saya, lebih baik kamu jauh-jauh dari Direktur Su.

"Oh....baik." Serena mengangukkan kepalanya, dia tetap menundukkan kepalanya menutup pintu belakang dan memutari mobil itu ke sebelah dan membuka pintu mobil yang ada di sebelah pengemudi, lalu naik ke mobil itu.

Tadi saat Serena berdiri di luar mobil, Felix hanya merasa dia seperti gelandangan, tetapi sekarang setelah melihat dia sudah ada didalam mobil, Felix baru sadar dia bukan hanya seperti gelandangan, tetapi ia benar-benar seperti orang yang terbuang dan kacau balau.

Gaun yang dikenakannya sudah robek, di tangan dan kakinya ada bekas luka yang tidak sedikit, ada beberapa lukanya yang sangat dalam.....

Wanita ini mengapa bisa membuat dirinya sendiri jadi seperti ini?

Seperti ia menyadari apa yang dipikirkan Felix, Serena melihat ke arah Felix lalu tersenyum lembut, "Terima kasih."

"Tidak apa-apa." Felix merasa sedikit canggung dan melihat kaca spionnya untuk melihat Direktur Su yang ada dibelakang, kalau tidak ada persetujuan dari Direktur Su, mau dia sudah menyetujuinya juga tidak ada gunanya.

Felix membalas tatapan dari Serena, sambil mengendarai mobilnya bertanya, "Sere......" Baru saja mengatakan "Sere", Felix sudah menyadari kalau itu tidak benar, dia langsung menggantinya dan bertanya: "Nona, kamu mau pergi kemana?"

Pergi ke mana? Dompet yang berisi kuncinya tertinggal di hotel, sekarang ia tidak bisa pulang ke rumahnya. Kalau rumah orang tuanya, pastinya ia tidak boleh pulang kesana.

Terpikir tentang rumah orang tuanya, ia pun terbayang muka ayahnya yang tidak berperasaan itu, dia terbengong sebentar, lalu berkata: "Kalau boleh, bolehkah kalian mengantar saya ke daerah timur Gallowen Manor? Tentu saja kalau tidak sejalan dengan tempat tujuan kalian, kalian boleh menurunkan saya di pinggir jalan saja." Setelah selesai mengatakan itu, Serena pun meihat ke arah luar jendela.

"Kita......" Ketika Felix baru mau menjawab Serena, terdengar suara nada dering handphone.

Setelah beberapa detik berlalu, terdengar suara yang dingin, "Ada apa?"

Walaupun suaranya sangat serak, tetapi ia tetap ingin mendengarnya.

Tidak di sangka cowok nyebelin yang duduk dibelakang punya suara yang begitu enak didengar, Serena tidak bisa menahan rasa penarasannya, dengan perlahan ia mengalihkan pandangannya dari luar jendela ke kaca spion untuk melihat laki-laki yang ada dibelakang itu.

Yang terlihat olehnya adalah, seorang laki-laki yang mempunyai wajah yang tampan. Hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, alisnya yang tegas, semua itu membuat wajahnya terlihat sangat tampan seperti malaikat.

Cahaya dari dalam mobil itu tertuju padanya dan membuat dia terlihat seperti seorang malaikat yang menembus kegelapan.

Seperti seorang malaikat yang menembus kegelapan? Kenapa dia bisa memberi penilaian yang begitu tinggi pada cowok brengsek ini? Kakak Gu barulah laki-laki yang mendapat nilai tertinggi darinya.

Heh, Serena harus mencari kekurangannya, Serena melihat ke arah kaca spion itu lagi.

Wajahnya sangat sempurna...

Baju yang dikenakannya juga sangat berkelas...

Sampai-sampai kulitya juga sangat mulus...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel