Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ep 5. Ingatan yang hilang

Satu Bulan berlalu kini perang sudah berakhir, semua orang di dunia kecil sudah kembali ke dunia manusia. Setelah 1 bulan juga Huatan tak bisa bangun karena racun tumbuh di tubuh nya. Louren selalu menemani Huatan yang sedang sakit di ruang perawatan, siang dan malam terlihat Louren yang sedang menunggu Huatan membuka mata nya.

******

Perlahan mata Huatan terbuka dan melihat langit langit bangunan, "Dimana aku?" ucap Huatan.

Louren yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangan ke arah Huatan lalu berkata "Kamu ada di dunia kecil, akhirnya kamu bangun juga." ucap Louren sambil memeluk Huatan.

"Kamu siapa?, kenapa aku tidak bisa mengingat apa apa?" ucap Huatan bingung.

"Ini aku Louren !" Ucap Louren.

"Aku tidak ingat apa apa!" ucap Huatan dengan tatapan kosong.

Semua orang yang mendengar Huatan bangun mereka pun segera pergi ke ruang perawatan, setelah beberapa saat beberapa orang datang ke ruangan perawatan.

"Anakku kamu sudah bangun?" ucap ibu Huatan.

"Bibi, Huatan hilang ingatan mungkin racun sebelum nya merusak ingatan nya!" ucap Louren.

"Apa!... Terus bagaimana?" tanya ibu Louren.

"Mungkin guru Woh tau cara menyembuhkan dia ?" ucap Eras.

"Coba panggil," ucap Ashura.

Louren pun memerintahkan prajurit untuk memanggil guru Woh, setelah beberapa saat guru Woh datang menghampiri Huatan lalu berkata "Hai Bocah apakah kamu tidak mengingat apa apa?" tanya guru Woh.

"Kalian siapa, aku tidak bisa mengingat apapun?" jawab Huatan sambil mencoba untuk duduk.

"Bagaimana guru?" tanya Louren.

"Cara satu satu nya adalah menjadikan dia Alkemis dan membiarkan hidup sendiri untuk sementara, maka dari situ ingatan lama nya tercipta kembali," ucap Guru Woh.

"Bibi untuk sementara kamu tinggal bersama ku ya?"ucap Louren kepada ibu Huatan.

"Baiklah nak."jawab ibu Huatan.

"Lalu bagaimana kalau ada orang ingin menyakiti dia?" tanya Eras panik.

"Kita coba dulu di lapangan, mungkin dia masih memiliki pengalaman bertarung!" ucap guru Woh.

Setelah beberapa saat mereka pun mengajak Huatan yang ke lapangan untuk tes tanding.

"Huatan bersiaplah." ucap Ashura.

"Siapa Huatan?" tanya Huatan yang lupa ingatan.

"Astaga, aku akan membunuhmu?" ucap Ashura kesal.

"Langkah Dewa tendangan keabadian," teriak Ashura yang langsung melesat ke arah Huatan.

Huatan yang melihat itu tiba-tiba tubuh nya respon dengan sendirinya nya dan menangkis tendangan Ashura menggunakan tendangan juga.

Puluhan jurus di lancarkan namun berhasil dihindari oleh Huatan.

"Anak ini lincah sekali, namun dia melupakan semua teknik Bertarung nya," ucap guru Woh.

"Benar, tidak apa kalau di suruh sendiri," ucap Eras.

Mereka pun memutuskan untuk membiarkan Huatan hidup sendiri untuk sementara, sedangkan Louren yang melihat Huatan ia sangat tak tega dan hatinya sangat sedih saat tau Huatan hilang ingatan.

Perlahan Huatan berbalik meninggalkan mereka yang tidak tau harus pergi kemana, perlahan sosok Huatan menghilang dari kejauhan, semua orang yang melihat itu segera berbalik menuju tempat masing-masing.

"Maafkan aku," ucap Louren lalu berbalik pergi sambil menahan air mata.

***********

Lima jam berlalu.

Guru Woh mengamati Huatan yang tidak tau mau kemana, guru Woh pun memutuskan untuk mengirim Huatan kedunia tiga warna tempat Saudara nya Lou Yan.

Setelah beberapa saat pintu dimensi terbuka guru Woh langsung menarik Huatan dan melemparnya ke pintu dimensi.

"Aaaaaa!" teriak Huatan yang mengambang di jalur Ruang dan waktu dan langsung muncul yang dia tidak ketahui dimana.

"Dimana ini?" gumam Huatan.

Huatan memutuskan untuk berjalan ke arah depan, tidak lama kemudian ia melihat orang orang sedang menanam buah buahan. Huatan segera duduk untuk mengamati pekerjaan orang yang sedang berkebun.

"Seperti nya itu bisa dimakan?" ucap Huatan sambil memikirkan nya.

********

Satu bulan berlalu.

Kini Huatan ikut bekerja sebagai petani, hari nya ia habiskan untuk ikut menanam buah buahan.

Salah satu warga yang melihat rajin nya Huatan memutuskan untuk memberikan wilayah khusus untuk dirinya bertanam.

Siang dan malam terus di lalui dan ia hanya tidur lima jam setiap hari nya dan sisa nya menanam buah buahan sebanyak banyaknya, semua orang yang melihat kebun Huatan ternganga tak menyangka kalau Huatan mampu melakukan itu.

Huatan yang hanya tau cara berkebun maka ia hanya bisa melakukan itu dan makan hasil kebun sendiri, banyak orang orang ingin membeli buah buahan tapi Huatan hanya memberikan kepada orang yang datang.

Juga banyak warga yang mengantarkan makanan hangat kepada Huatan, dan memberikan pakaian baru. Huatan juga sangat pandai dalam menanam sebuah tanaman herbal atau bahan obat,namun Huatan masih belum tahu kegunaan tanam yang satu ini.

**********

Hari ini Louren dan ibu Huatan memutuskan untuk menjenguk Huatan yang berada di desa pelangi, karena sudah satu bulan tidak ada kabar.

Perlahan Louren yang terlihat seperti dewi turun dari kapal dan melihat Huatan yang sedang menanam buah-buahan.

"Huatan!" ucap Louren sambil berlari ke arah Huatan.

Huatan pun terkaget Louren tiba Louren memeluk nya.

"Perasaan apa ini?" gumam Huatan.

"Aku merindukan mu," Ucap Louren menangis sambil memeluk Huatan.

"Saat kamu memeluk ku, jantung ku berdetak kencang?" ucap Huatan dengan nada Polos.

"Aku juga," ucap Louren sambil melepaskan pelukan nya.

Perlahan ibu Huatan datang lalu berkata "Anakku apakah kamu mengingat ku?" ucap ibu Huatan.

"Apakah kamu ibuku?" tanya Huatan.

"Iya aku ibumu!" ucap ibu nya dan langsung memeluk anak nya.

Semua warga yang melihat kedatangan Louren langsung memberi Hormat karena mereka tau kalau Louren adalah anak Lou Yan pemimpin mereka.

"Selamat datang di desa pelangi," ucap kepala desa.

"Terimakasih, apa yang dilakukan dia selama satu bulan?" tanya Louren Kepada kepala desa.

Kepala desa pun menceritakan semua yang dilakukan Huatan selama satu bulan, dan juga menceritakan kalau warga selalu merawat nya.

"Aku sangat berterimakasih kepada semua nya," ucap ibu Huatan

"Aku juga sangat berterima kasih paman dan semua nya." ucap Louren sambil memberi hormat.

Mereka pun mengakhiri obrolan dan berencana mengajak Huatan makan di penginapan bersama.

"Ini ganti pakaian mu ?" ucap Louren.

Huatan terdiam sesaat sambil mengingat cara mengganti baju.

"Apa!... kamu tidak bisa mengganti pakaianmu? sini biar aku bantu ayo ke kamar," ucap Louren.

Louren pun menarik Huatan ke kamar untuk membantu nya menggantikan baju, setelah beberapa saat Louren dan Huatan sudah berada di kamar yang berada di kapal.

"Pertama Juba mu dulu baru," ucap Louren sambil menjelaskan.

Satu persatu pakaian Huatan sudah Louren lepaskan, kini ia tinggal memasang kan pakaian yang sudah disiapkan Louren.

"Akhirnya sudah selesai, ayo kita keluar," ucap Louren sambil menarik tangan Huatan.

Kini Louren segera berangkat mengajak Huatan jalan jalan mengelilingi desa pelangi, Louren sangat bahagia karena bisa bertemu dengan orang yang dia cintai saat ini.

Bersambung

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel