Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ep 2. Cinta di Medan perang.

Di penginapan ibu kota bagian selatan kini Huatan dan ibu nya berada, Huatan pergi dari desanya karena sering menerima hinaan dan cacian semua orang, perasaan nya seakan remuk saat mendengar semua ocehan orang-orang tentang dirinya.

Kabar perang di bagian selatan juga terdengar ke seluruh wilayah bagian selatan, suara Langkah Prajurit menghiasi setiap wilayah kota. Huatan diberikan 2 pilihan oleh ibu nya yang tidak lain adalah Cinta atau Takdir, setelah memikirkan secara matang matang Huatan memilih mengambil 2 jalan hidup yang tidak lain adalah cinta & Takdir .

"Ibu aku akan pergi ke perbatasan untuk membantu peperangan ini," ucap Huatan

"Baiklah anakku, jaga dirimu baik baik," ucap ibu Huatan.

"Ibu tetap disini ya, nanti kalau ada apa apa aku pasti menjemput ibu,"

"Ibu akan menunggu mu nak."

Setelah mendengar itu Huatan langsung memeluk ibu nya dan berbalik pergi meninggalkan penginapan, perlahan Huatan menghilang dari kejauhan dan ibu nya yang melihat itu segera berbalik menuju kamar penginapan.

********

"Ayo cepat ." Teriak Jendral pasukan yang sedang memandu prajurit.

Huatan mengalihkan pandangannya dan menghampiri Jenderal tersebut lalu berkata "Maaf tuan aku Huatan di Area manakah perang terjadi ?" Tanya Huatan

"Oh Saudaraku ,aku akan mengantarkanmu sebaiknya kita pergi bersama" Ucap jendral,

"Baik tuan." jawab Huatan dan langsung mengikuti Jendral tersebut dari belakang.

"Bagaimana keadaan sekarang ?" tanya Huatan sambil berjalan

"Kita sangat tertekan dan juga pasukan bantuan musuh sudah datang!" Ucap Jendral

"Bagaimana selanjutnya ?"

"Pusat kerajaan mengirimkan bantuan dan inilah yang Akan segera dikirim."

Huatan pun menganggukan Kepala nya "Ayo kita lebih cepat."

*******

Huatan yang nama nya sudah melambung tinggi di Dunia persilatan tentu nya banyak tokoh kuat yang mengenal dirinya sebagai salah satu dari empat pendekar Terkuat di kekaisaran, tidak hanya disitu Huatan juga sering berjuang dengan 3 pendekar kuat lainnya, namun saat ini dia tidak tahu dimana mereka.

*********

Setelah beberapa saat Huatan dan pasukan lain nya tiba di depan benteng, Huatan segera menaiki benteng untuk melihat jumlah musuh.

"Perang ini sudah tidak seimbang ,hanya ada satu cara untuk mengimbangi nya." Gumam Huatan sambil melihat banyak nya pasukan Musuh yang sedang bertarung.

Perlahan tubuh Huatan melayang di kehampaan lalu ia mengeluarkan sebuah Kecapi yang memiliki senar emas.

"TREEING." Suara nada terdengar

"TREEING ." Suara nada terdengar namun lebih keras

"Melodi naga Jiwa naga ." Ucap Huatan

Saat itu juga Melodi terbentuk dan menggema ke seluruh Medan Pertempuran. Semua orang mengalihkan pandangannya ke arah suara lalu melihat sosok Huatan yang duduk di atas kehampaan.

"Itu salah satu pendekar terkuat Huatan ." Ucap prajurit

Semua prajurit yang melihat itu semangat mereka langsung terbangkitkan karena kedatangan Huatan yang mereka kenal adalah pendekar Legendaris.

Setelah melodi yang membangkitkan semangat prajurit kini Huatan Merapalkan segel tang lalu berkata "Formasi serangan mental Melodi kematian." Ucap Huatan dan saat itu juga Melodi yang mengeluarkan nada menakutkan menghantui semua pikiran prajurit musuh.

Kini mental pasukan musuh seperti habis mengalami trauma berat dan menghantui pikiran pasukan musuh.

"Bunuh dia dulu." teriak salah satu Jendral musuh ,saat mendengar itu semua pasukan nya melesat cepat ke arah Huatan.

"Lindungi Huatan ." teriak Jenderal dari pihak Huatan.

Setelah mendengar perintah pertempuran pun pecah dan kini Huatan memainkan kecapi nya di tengah tengah ratusan prajurit yang sedang bertarung.

"Melodi ke 3 Nada kematian." ucap Huatan semakin menjadi jadi dengan melodi nya

Aura pembunuh di tubuh Huatan keluar dan menekan semua pasukan di sekitar nya.

Disisi lain terlihat seorang putri yang tidak lain adalah Louren dengan Ratusan pasukan nya.

"Huatan ternyata kamu tidak menungguku." Ucap Louren

setelah mengucapkan itu Louren memutuskan untuk membantu prajurit yang bertempur di samping Huatan.

"Pasukan Serang." Teriak Loren sambil mengangkat tongkat nya ,dan saat itu juga pasukan yang dibawa Louren segera melesat ke pertempuran.

********

Pertempuran sudah cukup lama kini terlihat Huatan di tengah ratusan pasukan sedang bertarung sedang memainkan Melodi perang nya, tangan Huatan sudah terlihat mengalirkan darah segar dari jari-jari.

Namun kondisi pasukan di pihak nya kalah jumlah yang sangat tidak menguntungkan dia, perlahan Huatan mengalihkan pandangannya ke arah sosok cantik yang sedang bertarung dengan pemimpin musuh lalu bergumam

"Suatu saat aku akan menjadikanmu istriku."gumam Huatan sambil tersenyum .

Namun Huatan melihat ada tombak dari belakang Louren ia segera melesat sambil berkata "langkah angin." Ucap Huatan .

"AAAAAAAA ." Teriak Huatan kesakitan,

Louren yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya lalu berkata "kamu kenapa melindungi ku?" ucap Louren sambil menahan Serang yang mengarah nya.

"Kalau aku terlambat sedikit saja, kamu akan mati."ucap Huatan sambil tersenyum dan memegang tombak yang menancap di bagian perut kiri nya.

"Kita dikepung bertahanlah sedikit." Ucap Louren sambil menahan serangan yang datang.

"Aku tidak apa apa." ucap Huatan lalu mencabut tombak yang menancap di perut kiri nya.

"Orang ini, dengan terluka parah masih bisa bangun untuk bertarung."Gumam Louren sambil kebingungan.

"Kalau hanya luka ini, tak akan membuatku mundur akan cinta!"

*******

Karena semangat dan cinta Huatan yang tidak mau Louren bertarung sendirian ia dengan senang hati untuk bangkit meski terluka parah.

"Aku lebih baik terluka begini dari pada hati ku yang terluka parah." Gumam Huatan sambil tersenyum dingin.

"Puncak kekuatan Cinta Membara." Teriak Huatan dan langsung melesat ke arah musuh di sekitar nya.

Louren yang melihat itu ia bergumam "Aku tidak mengerti, apa aku yang gila atau dirinya." Gumam Louren bingun.

Pertempuran pun terus berlanjut, di tengah pertempuran terlihat Huatan dan Louren menari dengan indah diiringi kedua pedang nya.

******

"Akhirnya kita berhasil juga,"ucap Huatan terbaring di tanah.

"Benar aku sangat lelah dan rasa nya tidak bisa berdiri Gendong aku pulang," ucap Louren yang terbaring di tanah.

"Baiklah ,ayo kita kembali."

Di tengah medan pertempuran yang dipenuhi lautan mayat terlihat Huatan berjalan sambil menggendong seorang wanita yang tidak lain adalah Louren, pasukan yang tersisa membungkuk dan memberi hormat kepada mereka berdua.

"Ibu ku ada di penginapan sebaiknya kita istirahat di sana dulu."ucap Huatan

"Baiklah ." jawab Louren sambil mengalungkan tangannya ke leher Huatan.

Disisi lain terlihat Jendral sedang berdiri di atas benteng pertemuan ,matanya teralihkan kepada Huatan yang menggendong Louren.

"Perlahan dua hati mulai berbunga bunga dimana dua mata

Mempertemukan mereka,Layak nya seperti bunga yang sedang mekar saat bertemu matahari." gumam Jendral yang melihat Huatan dan Louren dari kejauhan.

Bersambung….

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel