Ep 1 . Nasib Huatan
Tingkat Hanya Dua yaitu tingkat Langit dan Galaxy, paling atas adalah tingkat petarung Galaxy.
Tempat: Dunia kecil, Dunia Asal, Dunia Pedang, Dunia Bawah, Dunia Dewi, Dunia Dewa, Dunia Asal, Dunia Galaxy.
Dunia manusia menjadi 19 Dunia yang disebut dataran Sou Di Ji.
(Novel ini memiliki sistem perang dunia, dunia manusia dan dunia lain, novel ini mengisahkan salah satu pejuang yang ingin memiliki kekasih tapi terhalang takdir nya yang harus melindungi umat manusia).
—-----------
Di atas Kehampaan terlihat seorang pemuda sedang duduk memainkan kecapi nya yang tidak lain adalah Huatan, pemuda tersebut adalah salah satu dari empat pendekar dunia persilatan.
Perang selalu ia memenangkan musuh dirinya kalahkan, tapi urusan cinta ia tak mampu sama sekali dan sampai dimana dia mencintai seorang gadis namun ditolak mentah-mentah.
"Nak sampai kapan kamu akan hidup sendiri?" Ucap ibu Huatan.
"Sampai akhir hayat ibu?!" jawab Huatan sambil menarik nafas panjang.
"Hidupku kelam!" gumam Huatan.
"Carilah istri yang cocok biar ibu bisa mendapatkan cucu!" ucapkan sang ibu.
"Iya ibu untuk saat ini masih belum," jawab Huatan lalu balik ke kamar untuk tidur.
Perlahan Huatan hilang dari pandangan ibu nya, ibu nya yang melihat itu segera berbalik kembali ke dapur.
***********
Di dalam kamar Huatan sendiri sambil melihat lelap dan perlahan mimpi menghampiri nya.
"Kamu siapa?" tanya Huatan.
"Aku calon kekasih mu!" jawab gadis di dalam mimpi tersebut.
Huatan yang terkejut lalu berkata "Bagaimana mana bisa?" tanya Huatan bingung.
"Temui aku di masa depan!" ucap gadis di dalam mimpi Huatan.
"Tidaaaaaak!" teriak Huatan sambil terkaget terbangun.
"Ternyata cuma mimpi dan dia menyuruhku untuk menemuinya di masa depan?" ucap Huatan sambil bingung.
Huatan pun berjalan keluar dan menghampiri ibu nya "Ibu aku berkeliling desa dulu," ucap Huatan.
"Baiklah, semoga menemukan gadis idaman mu ya," ucap ibu Huatan sambil tersenyum hangat.
Setelah mendengar itu Huatan berbalik pergi meninggalkan Rumahnya, setelah beberapa saat kemudian Huatan tiba di penginapan ia pun masuk untuk sewaktu-waktu di penginapan tersebut.
"Pelayanan bawakan arak!" ucap Huatan.
"Ah… lihat pendekar itu kuat tapi tidak memiliki istri!" ejek salah satu pengunjung penginapan.
Huatan yang langsung mengeluarkan aura pembunuhnya yang sangat pekat.
Melihat Huatan mengeluarkan aura membunuhnya semua orang di dalam berlarian meninggalkan penginapan.
"Tuan ini arak yang anda pesan," ucap pelayan.
"Terima kasih," jawab Huatan Cuek.
Huatan pun langsung menikmati arak nya sendir, kini kekesalan Huatan mencapai puncaknya akibat dari ejekan orang sebelumnya.
"Tunggu saja aku pasti akan mendapatkan istri!" gumam Huatan.
Setelah beberapa saat kemudian Huatan memutuskan untuk kembali ke rumah karena hari sudah mulai gelap, di tengah perjalanan huatan bertemu dengan anak-anak yang bermain.
"Pendekar kuat namun tidak bisa memiliki istri!" teriak anak-anak secara bersamaan.
"Andai kalian musuh ku, pasti akan membunuhmu lebih utama!" gumam Huatan sambil mengepalkan tangannya.
Tidak berapa lama Huatan tiba di rumah nya dan langsung menghampiri ibu nya.
"ibu mereka terus menghinaku… Aku ingin pergi dari desa ini!" Ucapkan Huatan sedih.
Ibunya mengalihkan pandangannya lalu berkata "Ada apa anakku?" tanya sang ibu.
Huatan berkata lagi "Semua orang di desa menghinaku karena aku tidak memiliki istri."ucap Huatan sambil menahan marah.
"baiklah besok kita akan berangkat,".
—--------
Satu Hari berlalu, hari ini Huatan memutuskan untuk pergi dari desa. Huatan pernah menyelamatkan penduduk desa dari ancaman perampok, tapi sekarang penduduk desa menghina dia.
"Ibu ayo kita berangkat!" ucap Huatan.
"Baiklah," jawab Ibu Huatan.
***********
Di jalur menuju ibu kota terlihat Huatan dan ibu nya sedang berjalan menuju ibu kota Kerajaan,
"Nak aku tau perasaan mu!" ucap ibu Huatan.
"Biarlah, mungkin ini sudah jalan hidupku." jawab Huatan pelan.
"Tapi ingat jangan lah putus asa," ucap ibu Huatan sambil memberi semangat.
"Pasti ibu, suatu saat semua gadis di dunia ini akan ku taklukkan."
"Apa!... Semua gadis!"
"Aku mau punya istri cantik, baik hati, dan setia,"
Ibu Huatan tersenyum saat melihat anak nya mulai semangat kembali.
"Bangkitlah anakku," gumam ibu Huatan.
********
Tujuh Hari berlalu kini Huatan dan ibu nya sudah tiba di depan gerbang kota, disana juga terlihat orang sedang mengantri untuk masuk kota. Huatan dan ibu nya masuk ke antrian, tidak berapa lama giliran Huatan dan ibu nya.
"Untuk memasuki kota Harus membayar lima Koin emas," ucap penjaga kota.
"Berani kau meminta begitu kepada ku, kekaisaran tidak ada peraturan begini!" ucapkan Huatan sambil mengeluarkan busur panah nya yang berada di Tingkat langit.
Penjaga yang tahu itu adalah Huatan langsung meminta maaf dan mempersilahkan Huatan dan ibu nya untuk segera masuk ke kota.
"Minggir!" teriak orang yang membawa kereta kuda.
"DUARRRRR."
Ledakan keras terdengar di dekat gerbang kota, kereta kuda hancur dalam satu kali tendangan Huatan.
"Kamu berani sekali." ucap tuan muda dari keluarga bangsawan.
"Pasukan bunuh dia."
"Ah kalian membuat ku kesal." ucap Huatan lalu mengeluarkan Aura Membunuh nya.
"Langkah Angin." ucapkan Huatan dengan nada dingin dan langsung melesat ke arah puluhan prajurit di depan nya.
Dalam beberapa gerakan Huatan sudah membuat semua Prajurit babak belur.
"Sekarang giliranmu yang akan mati!" ucap Huatan kepada pemuda dari keluarga bangsawan.
"Tidak tuan ampuni nyawa ku!"
"Nak biarlah." ucap ibu Huatan sambil tersenyum.
Huatan yang lansung menarik kekuatannya lalu berkata "Kali ini kamu beruntung!" ucap Huatan kepada pemuda di depan nya.
Setelah itu Huatan mengajak ibu nya pergi ke penginapan untuk beristirahat dan menikmati makanan, tidak berapa lama Huatan tiba di depan penginapan dan langsung masuk ke dalam.
"Pelayanan bawakan makanan hangat. " ucap Huatan
"Baik tuan mohon tunggu sebentar lagi."
Di Meja makan lain beberapa pria sedang "Menurut informasi akan ada perang di bagian selatan!"
"Berarti kota ini juga akan di serang."
"Iya,kalau begitu bagaimana?"
"Ya kita ikut."
Huatan dan ibu nya yang mendengarkan hanya mendengarkan ocehan orang di penginapan tersebut, lalu perlahan-lahan ibu nya berkata "nak apakah kamu akan ikut ?" tanya sang ibu.
Huatan pun mengalihkan pandangan lalu berkata "Tergantung, kalau musuh menghampiriku," ucap Huatan.
"Tuan ini makanannya?" pelayanan makanan makanan.
"Terimakasih!" jawab Hautan
Sambil menikmati makanan Huatan mengobrol dengan ibunya
"Kekacauan terus terjadi dimana-mana, dan aku tidak sempat mencari istri kalau terus menerus berada di Medan perang aku tidak mendapatkan kesempatan itu!" Ucap Huatan bingung.
"Ada dua pilihan nak, masa depan mu atau masa depan lalu!" ucap Ibu Huatan.
Huatan pun terdiam sambil berpikir "Aku memilih masa depan, jika aku tidak ikut serta seperti semua orang akan merasakan kesengsaraan yang diberikan musuh," Ucap Huatan menghela nafas panjang.
"Dan sebaliknya, akan bisa membangun rumah tangga."
ucap ibu Huatan.
"Biarlah masa depan ku tidak ada yang terpenting nyawa semua orang terselamatkan," ucap Huatan sambil menikmati makanan.
Bersambung
--------------
