
Ringkasan
Cerita Dewasa, yang belum 21+ jangan coba-coba baca. Perselingkuhan antara Menantu dan Mertua paling hot. Surya, Menantu. Tata, Istri. Nada, Mertua.
#1
“Mas, mamaku cerai lagi!”
Aku sampai menjatuhkan ponsel dari tangan. Ucapan Tata, istriku, barusan bagaikan serpihan atap yang menghantam ubun-ubun.
“Hah? Serius? Bukannya baru tujuh bulan lalu nikah sama Pak Jarwo?” tanyaku cepat, kening langsung berkerut.
“Iya. Tau-tau mama bilang udah pisah aja. Aku pusing banget, Mas.” Wajah Tata muram, matanya berkaca-kaca. “Masalahnya… mama minta tinggal sama kita.”
Deg...
Jantungku langsung berdebar kencang. “Loh, kan mamamu punya rumah? Kenapa harus nyusahin kita, Tata?” suaraku meninggi. Aku sudah cukup jungkir balik bayar cicilan rumah KPR ini, sekarang masih harus berbagi atap dengan ibu mertua yang selalu memandangku rendah?
“Kata mama, dia butuh tempat aman buat ngindarin Pak Jarwo. Dia takut, Mas.” Tata memegang tanganku. “Boleh ya, Mas? Sementara aja…”
Aku menggeleng keras. “Aku masih sakit hati sama hinaan mamamu. Kamu lupa dulu dia bilang aku menantu gak guna? Masa aku harus tinggal serumah sama orang yang ngerendahin aku?”
“Mas…” Tata memeluk lenganku, suaranya lirih. “Aku gak mau dibilang anak durhaka. Mau gimana pun dia tetap mamaku. Cuma aku satu-satunya keluarganya sekarang.”
Aku terdiam, dadaku sesak. Memang benar, Tata yatim piatu sejak kecil. Kedua abangnya sudah tiada. Ayahnya lebih dulu pergi. Hanya ada dia dan ibunya. Aku ingin menolak, tapi wajah Tata yang memelas bikin hatiku luluh.
Akhirnya ku putuskan sebelum tangisnya jatuh. “Baik. Mamamu boleh tinggal di sini. Tapi cuma sementara, Ta. Begitu pikirannya tenang, dia harus pergi.”
Tata langsung memelukku erat. “Makasih, Mas Surya.”
*
Ditempat pembaringan, sudah dua jam lamanya mataku tak mau terpejam. Itu semua akibat mendengar kabar mama mertua. Nada Anara namanya, wanita yang selalu merasa masih muda, padahal umurnya sudah lima lima. Jeleknya dia selain suka menyindirku sebagai menantu miskin yang tak mampu memberikan kebahagian untuk anaknya, mama Nada ini juga suka kawin cerai. Sudah terhitung jumlahnya, semenjak papa Karno suami pertamanya meninggal, mama Nada menikah sudah tujuh kali. Sebelum aku menikahi Tata, kabarnya dia pun sudah menikah tiga kali, semuanya berujung cerai hidup kecuali suami pertama, dan selalu bermasalah karena ada yang jadi gila setelah berpisah dengannya. Sekarang ditambah kabar dirinya akan berpisah lagi dengan Om Jarwo, makin tambah pelik saja keadaanku jika harus tinggal serumah dengannya.
Aku mulai mengingat wajah mama mertua dihari pernikahannya lalu. Ia memang masih cantik, tak ayal banyak pria yang naksir. Tubuhnya tinggi katanya istriku mantan pemain voli. Kulitnya putih bersih dan berisi. Jika ada pria atau duda yang seumuran melihatnya, pasti mudah jatuh cinta padanya. Entah mama Nada pakai susuk atau pemikat jenis apa, aku tak tau. Yang jelas mama Nada memang pandai merawat tubuhnya. Dia rajin senam, zumba, semua kegiatan kebugaran segala macamnya. Tak khayal jika tubuhnya masih kencang dengan bentuk lekuk depan belakang yang menggoda. Dia pun masih sering ditawari jadi juri untuk setiap ajang lomba kebugaran dan foto model. Bahkan namanya, Nada Anara sudah sangat dikenal sampai kawasan ibu kota.
Aku membalik badan menatap Tata Rima, istriku yang jadi anak tunggalnya sekarang. Wajahnya cantik, persis mencerminkan paras mama Nada waktu mudanya. Tapi ia baik dengan pakaian tertutupnya dan jauh lebih menawan tanpa polesan make up cetar membahana. Walaupun rumah kami hasil hutang dengan pihak Bank, dan kendaraan pun cuma satu yakni motor matic saja. Dia bahkan rela naik ojol tak kala jam dinasku berbeda dengan jam kerjanya. Tapi dia tidak pernah mengeluh apalagi selingkuh. Dia bahkan mau menerima lamaranku untuk jadi suaminya. Padahal bisa saja dia bisa mendapatkan pasangan yang finansial nya lebih baik dari aku, yang hanya seorang satpam perusahaan.
Dua tahun pernikahan kami belum mendapatkan rezeki keturunan. Tata sempat keguguran karena aktifitasnya juga bekerja sebagai karyawan pada sebuah Bank swasta. Tapi ia tidak masalah, ia selalu bilang semua ketetapan tuhan yang sudah atur adalah yang terbaik. Aku merasa bersalah padanya karena belum bisa membuatnya bahagia.
"Aku sayang kamu, Ta," ucapku tiba-tiba menciumi keningnya. Ia menggeliat saat ku sentuh. Lalu ku tambahkan lagi lingkaran tangan memeluknya erat. Berharap bisa sehidup semati dengan-nya.
*
Pagi minggu, aku terbangun karena suara cekikikan di dapur. Ada musik India diputar keras-keras. Aku mengucek mata, melangkah ke luar kamar. Suara lelaki asing terdengar.
“Mundur dikit dong, Tante. Cantiknya bikin gagal fokus!”
“Hihihi, Nak Rian bisa aja!” sahut suara perempuan yang aku kenal betul. Nada Anara.
Aku berhenti di pintu dapur. Pemandangan itu bikin darahku naik. Mama mertua, dengan daster ketat bercorak bunga tanpa lengan dibalik tangannya yang panjang berlemak. Rambut sebahu yang bergelombang menambah kesan seksi. Ia sedang asyik bercanda dengan Rian, tukang galon langganan. Mereka saling lempar-lemparan tisu dari masing-masing ujung meja makan, tertawa bahagia tanpa malu.
“Eh, Mas Surya udah bangun?” Tata tiba-tiba muncul dari arah ruang tengah, menatapku.
Aku memberikan kode alis terangkat sambil melirik agar Tata melihat kelakuan mama nya di dapur. Tapi, kedua tangan istriku itu justru menungkup seolah memohon agar aku membiarkan kelakuan mama nya yang nyeleneh ini.
Aku hanya dapat menghela napas, lalu berlalu ke kamar mandi.
Di depan wastafel, aku menatap cermin ingin memakai diri. Rumah yang biasa tenang kini jadi riuh gara-gara mama mertua. Tapi, napasku langsung terasa berat.
Kedua bola mataku tertuju ke gantungan dua kimono mandi di rak. Satunya ukuran normal, milik Tata. Satunya lagi lebih besar, berbahan sutra halus dengan motif bunga sakura. Punya siapa lagi kalau bukan mama mertua?
Tanganku refleks menyentuh kain itu. Dingin, licin, lembut. Seolah ada hawa aneh yang merambat dari jari ke dada. Bulu kudukku langsung berdiri dengan batang panjang ikut memegang.
"Kenapa begitu wangi?" lirihku sambil menciumi bagian dalamnya yang basah.
Di luar kamar mandi ini, suara cekikikan mama Nada yang berat bercampur dengan suara penyanyi India, Kajol.
