Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Salah Paham

“Memohonlah Tante, lebih keras lagi, aaahh, aahhh, aahhh, aahh!” Desah Fardan sambil mengayunkan bokongnya maju-mundur. Tusukan-tusukan kecil yang Fardan lakukan masih sama. Hanya sebagian batangnya yang dia tekan ke dalam.

Mirna tidak meronta lagi, Mirna tidak sanggup menahan luapan gairahnya yang sudah membara.

“Fa, dorong lebih dalam, tekan lebih keras, lakukan seperti yang kamu inginkan, ssshhh, aahhh, aahhh,” pinta Mirna sambil memajukan bokongnya ke depan seraya membuka pahanya lebih lebar.

Mendengar permintaan Mirna Fardan tidak ragu lagi dan mulai melakukannya dengan benar. Tubuh telanjang mereka berdua saling memeluk satu sama lain, Mirna mendongak nikmat dan cairan kepuasannya terus turun sampai bagian dalam paha mulusnya licin.

Fardan terus menyodok-nyodok ke depan sambil menghimpit tubuh telanjang Mirna di dalam kamar mandi. Mereka sangat menikmati momen hari itu, puas dari dalam kamar mandi Fardan melakukannya lagi di ranjang Mirna dan membuat Mirna menungging menghadap ke tepi ranjang.

Diremasnya buah dada Mirna dari belakang, Mirna megap-megap keenakan sambil merengek manja pada Fardan.

“Fa, aaah, aahh, Fa, ouhh, kamu sangat pandai memuaskan Tante, oohh, Fa, emhh, enak sekali Fa, oohhh, Tante nggak kuat pengen muncrat la-lagi, aaaaaaahhhh, aaaahhh, aaahhh!” Desah Mirna lenguhan kepuasan.

“Fardan juga Tante, kali ini mau dikeluarkan di mana?” tanyanya pada Mirna, sebelumnya Mirna meminta Fardan memuntahkan di perut Mirna lalu kali ini Fardan berniat menyemburkannya ke dalam agar Mirna tidak melirik pria lain.

“Di atas bokong Tante saja Fa, ayo, sshh, aahh, Fa, aaahh.” Desah Mirna dengan mata merem-melek keenakan.

“Tante Mirna nakal,” bisik Fardan sambil terus menggesek lubang kenikmatan Mirna dengan kasar dan cepat lalu menyemburkan cairan kepuasannya di atas bokong Mirna.

***

Pada keesokan paginya, Fardan sangat terkejut karena dia bangun kesingan dan masih memeluk tubuh telanjang Mirna di atas kasur dalam kamar Mirna.

“Tante! Tante bangun! Sudah kesiangan aku!” serunya sambil melompat turun dari atas kasur lalu segera memakai bajunya kembali dan berlarian turun dari lantai atas menuju ke kamarnya sendiri.

Mirna mengusap kedua matanya, sekujur tubuhnya terasa sakit karena berhubungan badan habis-habisan dengan Fardan sepanjang malam.

“Aku lelah sekali, Fardan sangat liar sekali kemarin.” Gumamnya sambil mengambil semua pakaian lalu memasukkannya ke dalam keranjang baju kotor.

Setelah mandi dan bersiap-siap Mirna turun ke lantai utama. Fardan sudah berlarian sambil melambaikan tangannya.

“Tante, Fardan naik motor saja! Dadaaa Tante!”

“Fardan! Sarapan dulu!” serunya.

“Nanti saja di kantin sekolah!” sahut Fardan.

Beberapa saat kemudian deru motornya sudah terdengar meninggalkan halaman kediaman Mirna.

Pelayan yang bekerja di rumah Mirna juga tidak curiga atau bertanya-tanya kenapa Fardan turun dari lantai atas. Itu juga bukan pertama kalinya, sejak Fardan tinggal di rumah Mirna Fardan sering tidur di kamar Mirna juga sering membangunkan Mirna di kamar Mirna.

Mirna sarapan dengan tenang sambil memikirkan kejadian kemarin. Mirna mengusap tengkuknya sendiri lalu buru-buru memesan obat anti hamil melalui situs online. Mirna tidak ingin hamil apapun yang terjadi! Dan Mirna juga sudah memikirkannya kalau Fardan tidak mungkin untuk tidak kembali menyetubuhinya setelah kemarin melakukannya habis-habisan sampai Mirna kewalahan tapi juga merasa sangat puas!

***

Sampai di sekolah, Fardan segera masuk ke dalam kelas. Fardan menyelesaikan pelajaran dengan baik dan mengerjakan tugas-tugas dengan hasil sempurna. Fardan memang murid cerdas di kelasnya selama ini.

Pada saat jam istirahat, salah satu gadis cantik di kelasnya mendekati Fardan.

“Fa, tumben kamu telat pagi tadi?” tanya Cika.

“Tanteku nggak bangunin, jadi aku bangun terlambat.”

“Ke kantin yuk? Kamu nggak ke perpustakaan kan siang ini?” tawar Cika pada Fardan.

“Sama Edo juga, ayo Do!” ajak Fardan pada teman sebangkunya.

Edo menurut saja ditarik Fardan. “Kamu nggak tahu Cika pengen makan berdua sama kamu? Malah ngajakin aku, gimana sih?” protes Edo pada Fardan.

“Sudah biarkan saja, aku mau lulus ujian lalu masuk ke perguruan tinggi, lagi mau konsen belajar!” jawabnya dengan sungguh-sungguh.

Edo hanya manggut-manggut sana. Fardan memeluk bahu Edo dan baru melepaskannya setelah mereka tiba di kantin sekolah.

Cika duduk satu meja dengan Fardan dan Edo. “Fa, ada yang mau aku omongin sama kamu,” ucap Cika setelah Fardan memesan makanan di kantin.

“Ya, ngomong saja, ada apa?” tanyanya santai.

Edo merasa malu karena seharusnya dia tidak berada di samping Fardan ketika Cika ingin bicara empat mata dengan Fardan.

“Nanti setelah pulang sekolah, agak sorean aku ke rumah kamu ya?” tanyanya pada Fardan.

“Ke rumahku? Kamu tahu aku nggak tinggal di rumah lama, aku sekarang tinggal sama Tanteku,” keluh Fardan. Fardan selalu tidak nyaman ketika harus membawa teman pulang ke rumah Mirna, Fardan hanya cemas kalau ketenangan Mirna sampai terganggu.

“Ya, aku tahu, aku cuma pengen kamu bantuin aku selesaikan tugas, aku nggak ngerti caRanya. Aku juga sudah minta izin sama Papa dan Mamaku, mereka kasih izin kok!” tuturnya dengan serius.

Fardan menghela napas panjang. Fardan tahu kenapa kedua orangtuanya Cika memberikan izin, pertama mereka tahu kalau Fardan merupakan murid dengan nilai tertinggi di sekolahnya. Fardan cerdas, lugas, tegas, dan sopan. Fardan juga ketua osis. Tidak hanya Cika yang tertarik untuk mendekati dan menyatakan perasaan dengan alasan pelajaran, tapi juga beberapa teman di kelas lain sering mengirimkan surat dan memasukkannya ke dalam tas Fardan tanpa sepengetahuan Fardan.

“Nggak bisa hari ini, aku punya jadwal pribadi lain!” tolak Fardan.

“Kalau besok, bagaimana?” kejar Cika yang pantang menyerah.

“Besok, juga nggak tahu, aku sibuk belajar untuk ujian, jadi mendingan kamu minta guru les saja buat ngajarin tugas-tugas!” penolakan Fardan cukup jelas. Fardan tidak memandang rendah teman-temannya, Fardan merasa harus tegas dalam masalah perasaan. Apalagi sebentar lagi ujian kelulusan, Fardan tidak ingin terlibat dalam masalah.

Seperti hari ini, Fardan pulang ke rumah tanpa tahu ada yang menaruh surat cinta di dalam tasnya. Fardan langsung melemparkan tubuhnya di kasur begitu tiba di rumah Mirna.

Hari ini Mirna pulang sedikit larut karena dia mampir membelikan baju dan perlengkapan untuk Fardan.

Mirna masuk ke dalam kamar Fardan lalu meletakkan tiga tas besar di atas meja belajar. Ketika berniat pergi, tiba-tiba Fardan bangun dan langsung menariknya ke ranjang lalu menindih Mirna sambil melepaskan kancing kemeja Mirna.

“Fa, jangan, hari ini aku lelah, ummmh,” tolaknya. Fardan melumat bibir Mirna dan hanya memainkan kedua puting buah dada Mirna yang sudah dia keluarkan dari penutupnya. Kedua buah dada montok itu dilumatnya dengan penuh nafsu.

“Mhhh, Tante, montok dan lembut sekali buah dada Tante, hmmh, uumhhh, ummhh.”

Mirna mengusap lembut pipi Fardan yang kini terus menyusu seperti anak bayi yang kehausan.

“Fa, Tante kelelahan, pepek Tante juga masih ngilu karena kemarin kita nggak berhenti melakukan hubungan badan, kamu mandilah, nanti kita makan malam bersama, ya?” tutur Mirna Dengan lembut.

Fardan langsung berhenti lalu memasang wajah masam dan menarik diri dari atas tubuh Mirna. Tanpa bicara apa pun Fardan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Mirna baru saja hendak bangun dari ranjang Fardan, tanpa sengaja dia menyenggol tas sekolah Fardan hingga membuat seluruh isi tas Fardan tumpah. Saat merapikannya kembali Mirna melihat surat cinta di dalam tas Fardan. Ketika ingin memasukkan surat tersebut kembali ke dalam tas Fardan ternyata ada foto terjatuh dari dalam amplop merah muda dalam genggaman Mirna.

Foto gadis yang hanya memakai bikini, wajah polos, tubuhnya juga lumayan berisi, di balim foto ada undangan dari pemilik foto.

Fa, kapan-kapan ke rumahku kita renang bareng kayak dulu!

Mirna kaget sekali, tangan Mirna gemetaran. Mirna pikir Fardan sudah terbiasa melakukan hubungan badan dengan banyak gadis lain. Sosoknya yang tegas dan cerdas pikir Mirna hanya sampul luarnya belaka!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel