Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Sumpah Ibu

“Dia itu penjahat, Kak. Harus dipenjara!!” teriakku. Entah kekuatan ini masih banyak ataukah terpancing kecewa pada keluarga sendiri. Mereka semua terlihat lemah.

Tubuh Kak Rana melorot, turun memegang betisku.

“Sudah Sekar, sudah! Aku minta maaf atas nama Bang Jordi,” tangisnya meraung mencium lututku.

“Kak dia itu-“

“Cukup Sekar! Lakukan apa yang kamu mau, tapi kamu keluar dari rumah ini! Keluar dan kuanggap bukan anakku!!” Sekali lagi Ibu terlihat sangat marah. Dua tangannya berkacak pinggang.

Aku menganga melihat punggung Ibu yang masih tegap itu melangkah ke dapur. Kasar, kulepas tangan Kak Rana yang melilit kaki, untuk mengejar Ibu.

“Kenapa, Bu? Sekar cuma mau buktikan Sekar nggak salah! Sekar mau penjahat itu terima hukumannya!”

Ibu berbalik, dengan tatapan nyalang.

Dadanya naik turun, dengan rona wajah merah padam.

“Ya kamu benar. Silakan, silakan. Lakukan apa yang kamu mau. Memang kamu bukan anakku, Sekar Dewi. Jadi, aku bersumpah tidak akan peduli!!” Sambil berkata begitu Ibu menunduk, menepuk lantai keras dengan telapak tangan sampai tiga kali.

Kalimatnya laksana petir menyambar atas kepalaku, tubuh ini langsung jatuh. Tulang-tulangku terasa tak berfungsi.

Sebegitukah marahnya … sampai Ibu bersumpah …!

Ya Allah … ampuni aku, ampuni Ibu …!

Menggeleng kepala, merasa tak percaya. Dua telapak tanganku menutupi wajah. Mulut ini masih menganga lebar, air mata berderai, tapi tidak ada suara yang keluar.

Ampuni Sekar ya Allah …!

Kalimat itu kuulang-ulang dalam hati. Sepenuh hati yang aku bisa. Tubuhku melengkung dengan wajah sudah mencium lantai. 

Apakah aku jadi anak durhaka, yang akan sial karena sudah disumpahi Ibu ...? 

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel