08. Arsen pulang dalam keadaan mabuk
“Aku masih mencintaimu beb. Aku mohon kita balikan lagi ya, please?” Ujar Jesika yang mengiba pada Arsen.
“Saya sudah tidak ada rasa cinta lagi padamu! Sebaiknya kamu pergi dari apartementku.”
“Jangan usir aku seperti itu sayang, percayalah aku masih mencintai dan menyayangimu,” ujar Jesika yang langsung melumat bibir Arsen.
Arsen yang melihat Jesika bersikap seperti itu merasa jijik. Dia mendorong tubuh Jesika hingga dia terjatuh di sofa. Kinan yang tidak sengaja mendengar keributan di depan langsung mengintip di belakang tembok. Dia melihat perdebatan antara Arsen dengan seorang wanita cantik seperti model.
“Sudah saya katakan padamu, cepat kamu pergi dari apartemenku! Tidak ada waktu mengurusimu,” ucap Arsen dengan ketusnya.
“Satu hal yang perlu kamu ingat! Kamu di hatiku sudah mati. Tidak ada lagi sosok manusia sepertimu di dalam hidupku.”
Dia langsung menarik tangan Jesika keluar dari apartementnya. Dia melepaskan tangannya dan meminta Jesika untuk pergi dan tidak mengganggunya lagi. Jesika yang di perlakukan seperti itu malu dan sakit hati. Dia akan mengadukan semua ini pada Bela ibu kandung Arsen. Hanya Bela lah yang bisa membujuk Arsen untuk menerima dirinya kembali dalam pelukan Arsen.
Jesika pergi dari apartemen Arsen. Dia saat ini akan menuju ke rumah orangtua Arsen. Sedangkan Arsen langsung pergi dari apartemen menuju ke club yang sudah dipesan. Arsen berkumpul bersama dengan teman-temannya. Kinan yang sudah tidak mendengar perdebatan lagi. Dia langsung keluar dari persembunyiannya dan segera mengunci pintu.
“Siapa wanita yang berdebat dengan Tuan Arsen tadi ya?” Tanya Kinan dalam hati.
“Sepertinya mereka pernah saling dekat,” gumam Kinan dalam hati
“Untuk apa juga aku peduli! Dia hanya ingin aku disini karena membayar ganti rugi yang sudah aku sebabkan waktu itu. Tidak mungkin dia mencintai dan menyukai aku,” Kinan bermonolog dalam hati.
Sedangkan saat ini Arsen telah tiba di club. Yang dimana temannya Ricky bersama dengan Boy sudah berada di club tersebut. Arsen yang melihat kedua temannya sedang minum di meja bartender.
“Hallo bro, dari mana saja dari tadi di tunggu tidak datang juga,” ujar Ricky pada Arsen.
“Sorry bro, tadi ada gangguan sedikit pas mau datang kesini. Bagaimana kalian sudah pesan minuman?” Tanya Arsen.
“Kami berdua sudah habis dua botol bro,” ucap Boy yang sudah mulai mabuk.
Arsen mendekat pada kedua temannya dan duduk di samping temannya yang sedang minum. Arsen memanggil Bartender untuk menambah minuman mereka dan menuangkan pada gelas yang akan mereka minum. Mereka bertiga bersulam dan mabuk bersama-sama.
“Bro kamu tahu tidak aku tadi melihat Jesika keluar dari hotel bersama dengan seorang laki-laki,” ujar Boy yang menjelaskan pada kedua temannya.
“Untung saja sekarang lo sudah tidak bersama dengannya lagi. Jika lo masih bersama dengannya wah lo bakalan rugi bro, bayangkan saja dia bisa ganti pasangan hampir setiap hari. Gue sering lihat si Jesika ganti pasangan terus mungkin dia mencari mangsa yang tajir sperti lo ini,” ucap Ricky pada Arsen.
“Tadi pas gue mau kesini ya Jesika datang ke apartemen gue. Dia minta balikan lagi tapi, gue sudah tidak mau dia balik lagi sama gue,” ucap Arsen.
“Serius bro dia ke apartemen lo?” Tanya Boy.
“Ya serius ngapain gue bohong sama kalian,”
“Mau ngapain dia ke apartemen lo bro?” Tanya Ricky.
“Dia minta balikan lagi sama gue.”
“Terus lo mau terima dia lagi?” Tanya Boy.
“Ya nggak lah masa gue mau balik lagi sama cewek kayak gitu!” Ujar Arsen yang menenggak wine yang ada di tangannya.
“Bro tambah lagi winenya,” ucap Arsen yang meminta bartender mengisi kembali gelas kosong yang dia pegang.
Mereka bertiga menenggak kembali wine. Sampai akhirnya, mereka mabuk parah. Arsen yang sudah mabuk parah di antar pulang oleh keamanan club sampai di apartemen miliknya. Petugas keamanan sudah terbiasa mengantar Arsen pulang ke apartemen miliknya saat dia mabuk berat.
Tet tet! Terdengar suara bel pintu di tekan seseorang dari luar. Kinan yang belum tidur langsung bergegas menuju ke ruang tamu dan melihat dari layar cctv dan melihat Arsen di antar seorang laki-laki. Kinan membuka pintu dan terlihat Arsen yang sudah mabuk parah bersama dengan seorang keamanan.
“Maaf pak, Tuan Arsen kenapa jadi seperti ini?” Tanya Kinan.
“Tadi Tuan dan kedua temannya minum di club malam mbak. Mereka minum sampai mabuk dan tidak bisa bawa mobil sendiri, maka dari itu kami dari pihak keamanan mengantar Tuan Arsen pulang ke apartemen,” ucap laki-laki tersebut.
“Mbak pembantu baru disini ya?”tanya laki-laki tersebut.
“Oh pantas saya baru lihat mbak. Padahal wajah mbak cantik kenapa mbak mau jadi ART?” Tanya laki-laki tersebut.
“Saya orang tidak punya pak. Jadi saya tidak mampu kalau harus bayar orang untuk carikan saya kerjaan,” jawab Kinan.
“Mbak mau nggak kerja di club malam tempat saya bekerja. Pasti mbak akan mendapatkan uang banyak dari pelanggan. Apalagi mbak memiliki wajah yang cantik,” ucap pak Tomi nama yang tertera di seragam scurity yang dia pakai.
“Apa kamu bilang! Kamu mau memberikan pekerjaan pada Kinan di club malam! Asal kamu tahu ya Kinan ini kekasihku! jadi saya ingatkan padamu jika kamu masih mau bekerja dengan tenang disana, sebaiknya kamu pergi dari sini!” Teriak Arsen yang memarahi security tersebut.
“Ma- maafkan saya Tuan! Saya tidak tahu jika Nona ini kekasih Tuan,” ucapnya dengan nada bicara yang takut.
Security tersebut berpamitan pada Arsen dan Kinan. Dia langsung meninggalkan apartemen milik Arsen. Kinan langsung membantu Arsen masuk ke dalam apartemen dan membawanya ke dalam kamar Arsen. Dia membarinkan Arsen yang sudah mabuk parah di atas tempat tidur dan membuka sepatu dan jaket yang Arsen pakai. Setelah itu Kinan segera berdiri dan akan meninggalkan kamar Arsen. Namun, tangannya di pegang erat oleh Arsen.
“Jangan pergi. Temani saya disini,”ucap Arsen pada Kinan yang memohon.
“Ta-tapi Tuan, kamar saya berada di samping kamar Tuan. Jika Tuan ingin sesuatu bisa memanggil saya di kamar,” ujar Tantri yang menatap tangannya yang masih di pegang oleh Arsen.
Arsen menarik Kinan hingga dia terjatuh di atas tubuh Arsen. Dengan lembut Arsen melumat bibir Kinan. Begitu juga dengan Kinan yang membalas lumatan dari bibir Arsen.
“Kinan, izinkan saya menyentuhmu,” ujar Arsen pada Kinan.
“Tapi Tuan saya …,” suara Kinan terputus.
“Tapi kenapa Kinan?” Tanya Arsen pada Kinan.
