Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

06. Malam panas Arsen dan Kinan

Arsen masih mengukung Kinan yang berada di bawahnya. Dia tidak melepas pagutan bibirnya dengan bibir Kinan. Pagutan bibir pun makin memanas, Kinan mencoba untuk memberontak namun, gerakan tubuhnya menginginkan belaian hangat dari Arsen. Dia terbawa suasana bersama dengan Arsen.

“Please, tolong jangan memberontak lagi.” Pinta Arsen pada Kinan.

“Sejak pertama Aku melihat dirimu hatiku sudah terpikat dengan kecantikanmu. Apapun yang terjadi denganmu, aku akan bertanggung jawab,”ucap Arsen yang menatap lekat wajah cantik Kinan.

Arsen melepaskan pakaian Kinan. Namun, Kinan masih menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya. Dia menangis tersedu dan mengiba pada Arsen.

“Aku mohon jangan lakukan ini padaku,” ucap Kinan yang memohon dan mengiba padanya.

“Kamu tenang saja aku akan bertanggung jawab padamu. Percayalah!” Arsen meyakinkan Kinan apapun yang terjadi pada Kinan dia akan bertanggung jawab.

Arsen menatap Kinan dengan mata yang sudah berkabut gairah. Suasana yang temaram menambah syahdunya malam itu.

Arsen sudah tidak dapat menahan hasratnya, apalagi gairah sudah naik ke ubun-ubun. Berbeda dengan Kinan,ia menatap takut pada Arsen yang sudah menatapnya bak seorang mangsa.

Nafas Arsen sudah memburu, wajahnya memerah. Tanpa pikir panjang, ia langsung mendekati Kinan, meraup bibirnya yang ranum dengan penuh gairah.

Kinan memberontak, namun tenaganya tentu kalah. Arsen memeluk, melumat tak ia perdulikan berontakan Kinan.

Arsen sudah gelap mata, gairah sudah menguasainya. Terdengar sobekan baju,membuat Kinan seketika memekik.

Baru saja Arsen hendak memasuki adegan inti. Kinan langsung merosot kebawah dia menangis tersedu.

“Ayo berdiri Kinan! Jangan seperti anak kecil.” Teriak Arsen pada Kinan yang masih terduduk di bawah.

“Aku mohon jangan lakukan ini padaku,” ucapnya dengan nada suara yang mengiba.

“Kinan dengarkan aku! Jika terjadi sesuatu denganmu aku akan bertanggung jawab Percayalah!” Ucapnya yang menatap Kinan dengan Lekat.

Arsen langsung mengangkat tubuh Kinan dan di letakkan kembali di atas tempat tidurnya. Dengan pelan dia menyapu seluruh wajah Kinan dengan tangan kekarnya. Lidah Arsen pun bergerak di dalam mulut Kinan. Awalnya Kinan menolak namun, lama -kelamaan Kinan menerima lidah Arsen bahkan dia membalas kecapan dari Arsen. Dengan pelan Arsen membuka kedua tangan Kinan yang masih menutupi buah dadanya tersebut.

“Ah … geli Tuan,” ucap Kinan yang mulai terangsang oleh ulah Arsen.

“Tubuhmu candu untukku Kinan.” Arsen berbicara sambil menyapu tubuh Kinan dengan lidahnya.

Dengan semangat Arsen naik kembali ke atas. Dia melumat bibi Kinan dengan napsu yang menggebu. Dengan pelan dia menuntun tangan Kinan untuk menyentuh benda keramat miliknya. Kinan dengan ragu tapi penasaran dengan benda tersebut.

“Ayolah Kinan pegang pusakaku dan berikan sentuhan lembut dengan tanganmu itu,” ucap Arsen yang sudah bernapsu tinggi melihat kemolekan tubuh Kinan yang putih.

Arsen menuntun tangan Kinan untuk menyentuh benda keramat tersebut. Dengan tangan gemetar dia memegang benda tersebut. Arsen meminta Kinan untuk memegang dan menyentuhnya dengan halus.

“Kinan please aku masukin sekarang ya?” Pinta Arsen pada Kinan yang saat ini sedang memegang benda keramat milik Arsen.

“Aku takut Tuan! Bagaimana jika aku hamil!” Pekik Kinan pada Arsen.

“Tidak mungkin hamil Kinan. Saya tidak akan memasukkannya ke dalam jadi kamu aman tidak akan hamil,” ucap Arsen yang masih merayu Kinan.

Kinan menatap wajah Arsen yang penuh dengan gairah. Ada rasa takut di hati Kinan, dia takut jika suatu saat nanti ada seorang laki-laki yang akan menjadi suaminya kelak

Namun, status dirinya yang sudah tidak perawan lagi akan menjadi bumerang di rumah tangganya nanti.

“Jika terjadi sesuatu denganmu saya akan bertanggung jawab.” Arsen berucap pada Kinan.

Seolah dia tau apa yang sedang Kinan pikirkan. Kinan pun dengan ragu menganggukkan kepalanya dan dia sudah pasrah dengan keadaannya saat ini.

Arsen melumat dua buah gunung kembar milik Kinan yang kenyal dan besar. Dengan ganasnya dia menghisap dan meremasnya dengan tangan kekarnya tersebut.

“Ah …. Ah …. Uh pelan- pelan Tuan,” ucap Kinan dengan suara seraknya.

“Nikmati saja Kinan. Saya akan memberikan kepuasan untukmu.” Arsen yang melihat Kinan sudah terbakar oleh napsunya.

Pelan-pelan Arsen turun ke perut Kinan yang rata dia sapu dengan lidah dan setiap inci di tubuh Kinan tidak luput dari lumatan Arsen. Dia pun makin menggilai Kinan ketika dia berhadapan dengan benda bulat yang di tumbuhi hutan lebat tersebut. Dia melihat benda kecil berwarna merah muda yang menggoda dirinya. Seakan benda tersebut tengah menanti dirinya untuk di hisap.

“Ah …. Tuan hentikan ini sangat geli sekali,” ucap Kinan yang menenggelamkan kepala Arsen di dalam benda bulat di tengah selangkangan miliknya.

Arsen masih memainkan lidahnya di dalam sana dan tanpa sadar cairan milik Kinan pun keluar dan segera Arsen langsung menelannya.

“Apa yang sedang anda lakukan Tuan? Kenapa Anda telan cairan tersebut?”tanya Kinan pada Arsen.

“Tidak masalah Kinan, aku menyukainya.” Arsen menatap Kinan dengan senyum di wajahnya.

Arsen langsung meminta Kinan untuk menghisap pusaka miliknya. Kinan yang malu hanya terdiam dan dia tidak tau apa yang harus dia perbuat. Arsen yang melihat Kinan hanya diam saja langsung berdiri dan dia berdiri tepat di hadapan Kinan. Dia menundukkan kepala Kinan tepat di depan pusaka miliknya tersebut.

“Kinan hisap ini ya dan hisap seperti kamu menghisap lolipop,” ucap Arsen pada Kinan.

Kinan hanya menganggukkan kepala. Dengan hati-hati Kinan langsung memasukkan benda tersebut ke dalam mulut mungilnya tersebut. Dengan pelan dia memaju- mundurkan pusaka tersebut.

“Arghh ah …. Kinan lebih kencang lagi,” ucap Arsen yang sudah bernapsu.

Kinan menambah kecepatannya dan erangan kenikamtan pun terdengar di dalam kamar tersebut. Setelah puas dengan apa yang Kinan lakukan. Arsen dengan perlahan memasukkan pusakanya tersebut ke dalam benda mungil milik Kinan. Arsen yang bernapsu langsung menekan benda tersebut pada benda milik Kinan.

“Aw …. Tuan sakit hentikan!”pekik Kinan yang merasa sakit dan perih.

“Ini hanya sakit sesaat setelah ini kamu akan merasakan kenikamatan.” Arsen meyakinkan Kinan jika sakitnya hanya sebentar.

Saat Arsen hendak memasukkan pusaka miliknya ke dalam benda milik Kinan. Tersentak kaget karena, dia mendengar ketukan pintu dari luar kamar.

To tok tok!

“Buka pintunya cepat!” Ucap seseorang yang berada di luar kamar tersebut.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel