HMT 8 - CIUMAN PENUH SENSASI
Hari mulai sore. Alex membantu Tessa membuat kue di dapur. Dalam berbagai kesempatan, Alex manfaatkan sebaik mungkin untuk mendekati dan merebut hati Tessa.
Seperti saat dia membersihkan wajah Tessa yang blepotan karena adonan kue. Juga berdiri tepat di belakang Tessa dan memegang lengan wanita itu yang sedang mengulen adonan kue.
Tak hanya Alex, Tessa juga sangat senang sore ini. Berduaan dengan pria macho seperti Alex. Ah, mereka sudah seperti pasangan yang baru saja menikah. Romantis sekali!
"Tessa, apakah Leo pernah menemanimu membuat kue seperti ini?" bisik Alex.
Napasnya yang berbau mint segar menyapu pipi licin Tessa. Jika wanita itu menoleh, otomatis bibir Alex akan menempel di pipinya saking dekatnya mereka.
Tessa tersenyum sipu. Tangan Alex memegang jemarinya dan membantunya mengaduk-aduk saus cokleat yang sedang dia buat.
Jantungnya tak henti berdebar-debar. Dia dan Alex begitu dekat. Bahkan terlalu dekat sampai keduanya bisa menikmati wangi tubuh satu sama lain.
"Leo pernah menemaniku membuat kue, tapi dia tidak sekonyol dirimu."
"Konyol?"
Tessa mengangguk. "Ya, kau bahkan selalu menempel padaku seperti cicak!" ucapnya lalu tertawa kecil.
Alex tersenyum tipis mendengarnya. Dilepaskan jemari Tessa, lentas dia berpindah ke samping wanita itu. Tessa menatapnya heran saat Alex tiba-tiba memegang kedua bahunya dan menatapatnya dalam.
"Tessa, aku boleh 'kan menggantikan Leo saat dia tak ada di sini?"
"Menggantikan?"
Tessa masih tampak keheranan dengan ucapan Alex. Namun, pria itu tak menjawab. Alex memalingkan wajah sesaat dari Tessa sebelum kemudian menatap Tessa dalam-dalam.
"Apa kau tak mengerti, Tessa? Aku menyukaimu ..."
"A-apa?"
Tessa yang terkejut mengangah dibuatnya. Alex tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan acuh dia langsung membungkam mulut kecil Tessa dengan ciuman.
Mata Tessa yang bulat memutar ke atas lalu terpejam tak menentu. Crazy! Alex melumat bibirnya dengan amat rakus? Apakah ini mimpi?
Alex menciumnya?
Tessa masih tak bisa percaya dengan apa yang Alex lakukan padanya. Hingga ciuman itu berakhir, Tessa masih menatap pria di depannya dengan bengong.
Alex hanya menatap dalam ke mata Tessa. Bibir ranum itu teramat nikmat. Dia memulainya lagi, mencium bibir Tessa. Kali ini Tessa membalas ciuman itu sama gilanya.
Alex semakin bergairah saat lidah mereka saling membelit. Dia segera meraih tubuh ramping Tessa ke pinggangnya, lantas merebahkan wanita itu di atas meja makan.
Tangan Tessa berpindah ke tengkuk leher Alex. Dia mencium bibir pria itu begitu liar dan ganas.
"Aaah, Alex ..."
Tessa mencengkeram bahu Alex saat pria itu menurunkan ciumannya ke leher dan tulang selankanya.
Tessa tak tahan akan gairah yang menggebu-gebu dalam jiwa. Dia pasrah saja saat Alex meremas dan membelai kedua payudaranya.
"Tessa, kau sangat nikmat, Sayang ..."
Alex menyukai semua yang Tessa miliki. Dia menyesap pada pucuk payudara Tessa begitu bernafsu.
Milik Tracy tak ada apa-apanya dibandingkan dengan milik Tessa. Apalagi bagian yang paling intimnya. Tangan Alex mulai turun ke bawah perut Tessa.
"Alex, hentikan!"
Tessa menepis tangan nakal Alex yang hampir saja menyentuh kewanitaannya.
Dia lantas bangkit dan langsung membenahi pakaiannya yang berantakan karena ulah mesum pria itu.
Alex menatapnya heran. "Tessa, mengapa? Apa kau tak suka?"
Tessa menggeleng dengan wajah menunduk. "Alex, tak seharusnya ini terjadi. Pergilah, aku belum selesai membuat kue untuk hari jadi Leo."
Melihat sikap dingin Tessa, Alex tampak kesal. Sambil menahan konak yang sudah di ujung, dia segera mundur dan pergi dari hadapan Tessa.
Wanita yang sedang duduk di tepi meja makan hanya mengusap rambutnya ke belakang.
Tessa terlihat pusing dan menyesali apa yang sudah dia lakukan dengan Alex.
Tak seharusnya semua ini terjadi. Namun, tak bisa dirinya pungkiri. Sentuhan intim Alex membuatnya amat bergetar.
Dia menyukainya, sungguh! Akan tetapi, Tessa merasa amat bersalah pada Leo.
Keesokan harinya.
Leo akhirnya pulang. Senyum lebar pria itu membuat Tessa amat senang. Di depan teras rumah, mereka berpelukan dan berciuman guna melepas rasa kangennya.
Dari tepi teras balkon rumahnya, Alex memandangi dengan wajah geram. Leo merangkul mesra bahu Tessa sambil berjalan memasuki rumah. Dia tak bisa melihat semua itu begitu saja. Tessa, dia menginginkan wanita itu!
"Sayang, kau di sini rupanya?"
Tracy sudah pulang?
Alex yang sedang memandangi rumah Tessa tak ingin menyambut istrinya sama sekali.
Tracy menghampiri suaminya sambil memasang senyum manis. Alex diam saja saat dia memeluknya dari belakang.
"Teman lamaku berulang tahun. Aku ingin mengajakmu ke rumahnya untuk mengucapkan selamat. Kau mau, kan?" Tracy bicara pada Alex tanpa melepaskan pelukannya dari pria itu.
"Teman lamamu? Siapa dia?" Alex bertanya dengan acuh tak acuh.
Tracy tersenyum manis. "Kau akan tahu nanti. Sebaiknya kau bertukar pakaian sekarang ya?"
Alex tak menjawab. Pikirannya sedang amat kacau saat ini. Tessa, Tessa dan Tessa! Hanya wanita itu yang ada di otaknya saat ini.
Ciumanya dengan Tessa kemarin, dia tak akan melupakan semua itu dengan mudah!
Setelah bertukar pakaian dengan kemeja hitam dan celana jeans panjang, Alex keheranan saat Tracy membawanya ke rumah sebelah.
Dia menatap aneh pada istrinya saat Tracy menekan bel pintu rumah Tessa.
"Tracy, mengapa kau mengajakku ke sini?" tanya Alex.
Tracy tersenyum manis. "Kau akan segera tahu."
Tak lama kemudian, pintu pun terbuka dari dalam. Tracy dan Leo saling memekik senang saat melihat satu sama lain. Alex hanya menatap heran melihat istrinya berpelukan dengan Leo.
"Tracy, astaga ... ayo masuklah. Tessa sedang menyiapkan menu makan malam untuk kita." Leo menggiring Tracy dan Alex masuk rumah.
Tracy tampak senang sekali. "Leo, jangan repot-repot."
Alex sangat keheranan melihat Tracy dan Leo yang kelihatan begitu akrab.
Tracy mengatakan, jika dia akan mengajaknya menemui teman lama yang berulang tahun. Apakah teman lama Tracy itu Leo?
Alex masih berpikir keras sambil mengikuti langkah Tracy dan Leo menuju ruang makan.
Tessa sedang menata meja makan seorang diri. Dia sangat terkejut melihat siapa yang dibawa oleh suaminya.
Alex dan Tracy?
Mau apa mereka ke rumahnya malam-malam begini? Apa jangan-jangan Alex telah mengatakan apa yang mereka lakukan di dapur kemarin? Apa Tracy datang untuk melabraknya?
Tessa ketar-ketir ketakutan saat Leo mendekatinya. Alih-alih menyambut Alex dan Tracy, dia malah berlindung ke balik punggung Leo.
Matilah kau Tessa ... Tracy akan membeberakan perbuaanmu dengan Alex di depan Leo. Ya Tuhan ... Tessa ingin segera menghilang saja!
"Sayang, apa yang kau lakukan? Ayo sambut Tracy dan Alex. Mereka tamu kita malam ini," tukas Leo pada Tessa dengan wajah yang manis. Kemudian dia menoleh pada Tracy dan Alex.
"Hai, Tessa. Leo banyak cerita tentangmu sewaktu kuliah." Tracy tersenyum ramah pada Tessa.
Sementara Tessa dibuat tercengang. Apa-apaan ini? Tracy dan Leo sudah saling mengenal?
"Kami pernah kuliah bersama sebelum aku masuk akademi militer." Leo menjelaskan pada Tessa tentang hubungannya dengan Tracy saat mereka makan malam bersama.
Tessa manggut-manggut lalu menoleh pada Tracy. Matanya menilik visual Tracy yang menurutnya biasa saja.
Mata wanita itu seperti mata panda yang lelah. Mungkin karena sering bergadang di kantor, pikirnya.
Juga tubuh Tracy yang kurus dan sama sekali tidak ada tonjolan yang menawan. Pantas saja jika Alex malah oleng padanya, pikir Tessa lalu diam-diam dia melirik pada Alex.
Sial! Rupanya pria itu juga sedang menatapnya entah sejak kapan. Tessa buru-buru membuang pandangan jauh-jauh dari tatapan mesum Alex terhadapnya.
["Tessa, kau cantik sekali malam ini. Aku suka dengan dress-nya."]
Mata Tessa membulat penuh saat melihat pesan singkat yang Alex kirimkan.
Pria itu hanya tersenyum saat Tessa melotot padanya. Gila! Di depan Leo dan Tracy, Alex nekad mengirim pesan seperti itu padanya? Apa pria itu sudah gila?
["Tessa, aku mau ke kamar kecil. Kau harus mengantarku."]
Alex kembali mengirim pesan. Dia melempar senyum seringai pada Tessa sebelum kemudian bangkit.
Tessa kelihatan gelisah tak karuan. Sedang Leo dan Tracy tampak asyik mengobrol.
"Sayang, aku mau ke kamar kecil dulu." Alex bicara pada Tracy lalu melirik pada Tessa diam-diam.
Leo menoleh pada Tessa. "Darling, antar Leo ke kamar kecil. Dia bisa kesasar nanti."
Tracy hanya tertawa kecil mendengar gurauan Leo. Sementara Tessa tampak terkejut dibuatnya, dan Alex sedang menatapnya sambil menyeringai tipis.
Tessa kebingungan, dia tahu apa yang ada di otak Alex saat ini. Astaga ... apa yang harus dia lakukan?
