Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

HMT 7 - PELUKAN ALEX

Jarum jam di raung tengah rumah menunjuk angka sebelas malam. Langkah kecil seorang wanita terayun menuju kamar utama.

Tas kecil bergelantungan di lengan kiri, sementara tangan kanan meraih handel pintu dan masuk.

Ruangan remang menyambut. Lampu utama kamar sudah dipadamkan. Hanya lampu di meja nakas yang masih menyala.

Seonggok tubuh dalam balutan selimut tebal terbaring di tengah ranjang. Bibir merah itu tersenyum tipis.

Alex sudah tidur pulas, Tracy tak ingin mengusiknya.

Setelah menyimpan tasnya ke atas meja, Tracy memutuskan ke walk-in closed untuk bertukar pakaian.

Ada banyak tugas di kantor hari ini, dia sangat lelah dan ingin segera tidur menyusul Alex.

Setelah memakai sedikit wewangian dan kream malam, Tracy segera menghampiri Alex di atas ranjang.

Sehelai lingerie tipis membalut tubuhnya yang kurus. Tracy mengulas senyum saat melihat ke arah Alex. Tak biasanya suaminya itu tidur begitu pulas. Biasanya Alex akan terjaga saat menyadari kepulangannya.

Menghela napas, Tracy masih memandangi wajah Alex. Hingga dia dibuat agak terkejut saat tangan kekar Alex meraihnya. Tracy diam saja saat dirinya berada dalam rengkuhan Alex.

Pelukan yang begitu hangat dan intim, dia merasa nyaman. Tracy tersenyum tipis dan mulai memejamkan matanya. Dia bersyukur Alex sudah tidak marah lagi padanya.

"Tessa ..."

What?

Nama siapa yang Alex sebut dalam tidurnya?

Tracy membuka matanya kaget. Dia menatap pada suaminya. Alex mengigau? Dia menyebut nama wanita lain? Tessa, siapa wanita itu?

Paginya saat Tracy dan Alex bertemu di ruang makan. Sambil menyantap sarapannya, mata Tracy terangkat ke wajah Alex.

Pria itu tampak cuek seperti biasanya. Namun, ada yang berbeda pagi ini. Wajah Alex terlihat cerah, tidak murung seperti biasanya.

"Ehem! Semalam kau mengigau." Tracy mulai membuka obrolan di tengah hening itu.

Alex terpengarah. "Benarkah? Mungkin aku hanya kelelahan karena ada tiga lukisan yang baru selesai aku buat," ucapnya tak begitu dipikirkan.

"Begitu rupanya." Tracy menanggapi diserati senyuman tipis.

Dia sungguh ingin tahu tentang wanita bernama Tessa yang Alex sebut dalam mimpinya semalam.

Namun, sepertinya itu hanya akan memicu keributan di pagi hari saja jika dia menanyakannya pada Alex.

Tracy memilih untuk mencari tahu sendiri saja. Tidak mungkin Alex bermain gila di belakangnya. Dia percaya betul pada suaminya itu.

Mungkin saja wanita bernama Tessa itu salah satu pelanggan lukisan Alex. Ya, bisa saja seperti itu. Tracy menepis dugaan buruknya akan kesetiaan Alex.

"Apa ada yang datang ke rumah ini kemarin?" tanya Tracy pada Alex sambil mengenakan jam tangannya.

Alex yang sedang duduk sambil memainkan ponsel menggeleng menanggapi. "Tak ada. Why? Apakah Mommy Clara akan kesini?" Dia berbalik bertanya pasal ibu mertua yang mau berkunjung.

Tracy menggeleng. "Tidak. Aku sudah mengirim uang pada Mommy. Dia tidak akan datang kesini kok."

"Baguslah," sambut Alex dengan acuh, lantas dia kembali menyibukkan diri dengan aktifitas ponselnya. Foto-foto terbaru Tessa yang sedang dia lihat dalam beranda media social.

Tracy tersenyum tipis pada Alex. "Baiklah. Aku pergi," pamitnya sambil meraih tas kerjanya dari atas meja.

Alex hanya mengangguk menangapi tanpa mau memalingkan mata dari kecantikan Tessa yang sedang dipandanginya.

Tracy yang tidak tahu apa yang sedang suaminya pandangi pada layar ponselnya itu, hanya tersenyum tipis lalu pergi.

"Tessa, aku ingin bertemu denganmu di danau. Bisakah kau datang?" Alex mengirim Direct Message pada Tessa. Dia tersenyum saat ada tanda jika pesannya sudah dibaca oleh wanita itu.

Di rumah sebelah, Tessa baru saja selesai memasak. Ponsel pintar yang tergeletak di atas meja makan tiba-tiba berbunyi.

Siapa yang mengirim pesan? Apakah Leo? Tessa segera mencuci tangannya, lantas berjalan cepat menuju meja makan.

Layar ponsel dinyalakan. Beberapa notif bermunculan. Bukan, bukan pesan dari Leo tapi ... Alex?

Hati Tessa langsung bergetar saat melihat ada pesan singkat dari Alex. Dia menoleh ke arah jendela dapur yang langsung terhubung ke teras balkon rumah sebelah.

Dilihatnya Alex yang sedang berdiri di sana sambil memegang ponselnya.

Sial! Pria itu melihatnya!

Tessa hanya memasang senyum garing saat Alex mengacungkan ponselnya sambil tersenyum. Senyumnya amat manis. Otak Tessa mulai kacau dibuatnya.

"Ke danau ya? Aku sedang membuat kue untuk hari jadi Leo. Mungkin aku tak bisa."

Tessa memejamkan kedua mata sambil menggigit bibir bawahnya. Astaga, apakah Alex akan kecewa setelah membaca pesan balasan darinya?

Tessa tidak begitu memiliki nyali untuk menemui Alex di danau yang sepi. Bukankah itu sama juga berkencan?

Namun, dia merupakan istri orang. Apa pantas dia dan Alex melakukan kencan buta seperti itu?

Alex masih berdiri di teras balkon rumahnya. Sesekali dia menoleh ke arah jendela rumah Tessa. Kaca jendela yang bening membuat wanita di dapur terlihat amat seksi di matanya.

Alex tersenyum gemas melihat Tessa yang hanya mengenakan hotpants dan tangtop tali kecil saja. Meski apron bunga-bunga menutupi sebagian tubuhnya, Tessa tetap kelihatan sangat seksi.

Tring!

Ponsel pintar dalam genggaman berdering tanda pesan masuk. Alex buru-buru mengeceknya. Pesan balasan dari Tessa? Matanya membulat penuh nyaris tidak peracya.

Tessa membalas pesannya?

Alex bergegas melihat pesan balasan dari Tessa. What? Tessa menolak menemuinya di danau?

Alex sedikit kecewa. Matanya menoleh ke arah rumah Tessa. Sial! Tessa menutup gorden jendela dapurnya.

Alex mendengkus kesal. Dilempar ponsel pintar dalam genggaman entah kemana. Tak bisa begini! Dia harus menemui Tessa sekarang juga!

Di rumah sebelah, Tessa masih sibuk di dapur. Leo akan pulang lusa nanti. Hari itu merupakan hari ulang tahun suaminya yang ke 28 tahun.

Leo sangat menyukai kue tar buatannya, Tessa ingin memberi kejutan untuk Leo.

Dari pagi, dia sibuk di dapur. Tak hanya kue tar ulang tahun saja yang dirinya buat, ada beberapa camilan juga yang dia buat untuk hari jadi Leo.

Sambil berdiri di depan meja makan, Tessa mengulen adonan kue dengan kedua tangannya. Wajahnya yang cantik dan licin, blepotan oleh adonan kue. Tessa tak peduli. Dia fokus saja dengan adonan kuenya.

"Kyaaa!"

Tessa dikejutkan oleh dua tangan berbulu yang tiba-tiba melingkar di sekitar perutnya.

Apakah Leo telah pulang?

Namun, wangi cologne itu mengingatkan dia pada ... Alex? Mata Tessa membulat penuh saat melihat pria yang merengkuhnya dari belakang.

"Alex? Kau?"

Tessa sungguh terkejut bukan main. Segera dia menepis tangan Alex darinya, lantas mundur.

Apa yang ada di otak pria itu? Mengapa Alex begitu lancang memasuki rumahnya tanpa izin? Bahkan, dia memelukanya?!

Alex tampak tenang-tenang saja menanggapi wajah panik Tessa. "Maaf jika aku sudah mengejutkanmu," ucapnya tanpa merasa dosa atas perbuatannya pada Tessa barusan.

Pinggang kecil Tessa dan bokong besarnya, semua itu membuat Alex tidak bisa menahan diri saat menemukan wanita itu di dapur.

Entah apa yang merasuki jiwanya, Alex main sergap saja Tessa dari belakang. Jelas wanita itu sangat terkejut dibuatnya.

"Astaga, Alex ... apa yang kau lakukan di sini? Aku sedang sibuk. Lebih baik kau pulang saja," ucap Tessa.

Dia jadi kacau karena pelukan Alex barusan. Dia akui, pelukan itu cukup enak. Namun, tetap saja dia jadi canggung dan malu di depan Alex.

Melihat gelagat Tessa yang seperti salah tingkah, Alex tersenyum tipis. Dia bersyukur Tessa tidak marah atas perbuatan lancangnya tadi.

"Tessa, apa kau marah? Maafkan aku. Aku hanya iseng mau mengejutkanmu saja," ucapnya dengan santai.

Kemudian dia menoleh pada adonan kue di atas meja. "Wah, kau pandai membuat kue rupanya. Apa aku boleh belajar darimu," ucapnya lalu menoleh pada Tessa.

Suasana kembali hangat, Tessa tersenyum sipu akan pujian Alex. "Kau mau belajar membuat kue? Terdengar cukup bagus."

"Kau mau ajarkan aku membuat kue?" Alex tampak bersemangat.

Tessa henya mengangguk sambil tersenyum menanggapi.

Alex membalas dengan senyuman manis. Belajar membuat kue, itu hanya alasannya saja. Sebenarnya Alex lebih suka bisa berduaan dengan Tessa seperti ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel