Bab 4 Gairah Pertama
Selepas dari mengantar bu Sonya ke kantornya, Arya pun memacu mobil hitam milik majikannya itu menerobos jalan-jalan di ibukota. Namun, karena Arya belum hapal lika-liku di kota besar itu maka Arya akhirnya memuutsakn untuk kembali dulu ke rumah mewah sang majikan.
Sesampainya di rumah mewah itu mobilpun ia masukkan kembali kedalam garasi yang didalamnya juga ada beberapa kendaraan lainnya seperti ada sejumlah motor gede dan dua mobil mewah lainnya.
“Wahhh...benar-benar kaya raya ini bu Sonya!” ucap Arya sambil geleng-geleng kepala melihat sekian banyak kendaraan yang dimiliki sang majikan.
Selesai memearkirkan mobil itu Arya pun segera bergegas menuju dapur untuk mengambil minum sejenak. Tampak mbak Tini sedang duduk di meja makan sendirian karena hari itu ia memang sendirian menunggui rumah besar itu dikarenakan pak Dirman sedang pulang kampung menemui anak istrinya.
Terlihat mbak Tini kembali memakai kaos ketat dan seksinya itu sehingga lekuk tubuh montoknya tu sangat nyata tercetak jelas di mata Arya.
“Hemm...pantas saja pak Dirman gak tahan, won ia jauh dari istri dan di rumah ini ada mbak Tini yang sangat aduhai ditambah lagi mbak Tini ini tipe perempuan agresif kalo melihat bagaimana semalam ia mengatur cara maen dalam berhubungan dengan pak Dirman. Plus yang membuat Arya yakin bahwa mbak Tini ini punya gairah yang tinggi karena percumbuan tadi malam dilakukan justru di kamar pak Dirman dan bukan di kamar mbak Tini sendiri. Artinya mbak Tinilah yang berinisiatif mendatangi kamar pak Dirman.
“Ehh...mas Arya koq sudah balik?” ucap mbak Tini keheranan tapi ia juga terlihat sumringah dengan kedatangan Arya di rumah itu. Karena ini kesempatan kembali bagi mbak Tini untuk melancarkan godaannya ke Arya mumpung sedang sepi rumah ini karena hanya mereka berdua yang ada di rumah itu.
“Owh iya mbak, saya nanti balik lagi mungkin sekitar pukul 14 karena bu Sonya tai yang suruh saya maen dulu. Ternyata tadi di jalan saya belum hapal jalanan sehingga saya gak berani muter-muter. Mending balik dulu kesini deh, hehe!” timpal Arya sambil membuka lemari es besar untuk mengambil air dingin.
“Owh gituh, yayaya! Ehhh...mas Arya biar aku yang ambilkan makanan ya mas biar mas Arya makan dulu mungkin sudah lapar lagi!” ucap mbak Tini sambil berdiri dari duduknya menuju lemari makanan di dapur besar itu.
“Aku sebenanya masih kenyang sih mbak, paling pengen ngemil aja sih!”
“Owh ya sudah aku gorengin kentang dan sekalian bikinkan mas Arya burger deh ya!”
“Wahhh...makasih mbak!”
“Yo wis mas Arya ke kamar aja istirahat dulu, nanti aku antarkan makanannya ke kamar!” ucap mbak Tini sambil membuka lemari makanan untuk menyiapkan kentang dan burger buat Arya.
Arya pun segera masuk ke kamarnya dan langsung membuka baju dan celana panjangnya. Kini Arya bertelanjang dadanya yang cukup bidang serta hanya memakai celana pendek ketat. Meski kamarnya berpendingin tapi sudah jadi kebiasaaan Arya untuk memakia celana pendek saja kalo di rumah.
Setengah jam kemudian mbak ini datang ke kamar Arya membawakan baki berisi kentang goreng, burger dan segelas air minum teh hangat untuk Arya.
“Aduhhh...mbak Tini makasih ya ini lengkap banget cemilannya! Maafin ya mbak jadi repot ini!” Arya tersenyum lebar melihat bawaan mbak Tini itu ke kamarnya.
“Gapapa toh mas Aya, kan memang sehari-hari tugas saya ya kayak gini... melayani, hehehe!” sambil mata genit mbak Tini keluar lagi mengedipkan satu matanya ke Arya.
“Ya termasuk melayani pak Dirman di kasur kan?” ucap Arya dalam hati geli mengingat kejadian tadi malam yang begitu membuat Arya horny tingkat tinggi.
“Aku kembali ke kamarku dulu yo mas, mo istirahat sebentar!” ucap mbak Tini sambil berbalik badan meninggalkan kamar Arya.
Arya sejenak tertegun melihat bokong mbak Tini yang besar dan menggoda itu lenggak lenggok di matanya saat berbalik badan meninggalkan kamar Arya.
“hemm...pantas saj pak Dirman horny banget semalam disajikan bokong montok gitu. Ahhh...andai aku yang ada di posisi pak Dirman pasti aku jug dapat nikmat!” gumam Arya dalam hati sambil menelan salivanya saat tadi melihat bokong indah mbak Tini tadi.
Setengah jam Arya sambil ngemil dan memainkan HPnya di kamar itu tiba-tiba ada pesan notif masuk ke Wa nya.
“Tingggg.....!” ternyata itu pesan dari mbak Tini.
“Mas bisa ke kamarku gak?”
Degggg......
“Ada perlu apa mbak Tini panggil aku ke kamarnya?” tanya Arya dalam hati. Tapi kata hati Arya ini adalah kesempatan emas baginya untuk bisa lebih sering menatap tubuh montok sang asisten rumah tangga itu apalagi kini ia diminta ke kamarnya mbak Tini.
“Owh...ok tunggu bentar!” Arya pun segera menghabiskan minumnya dulu lalu ia bergegas menuju kamarnya mbak Tini yang agak jauh letaknya dari kamarnya dan kamar pak Dirman. Kamar mbak Tini letaknya dekat dengan Kolam renang pribadi milik bu Sonya yang terletak di bagian belakang rumah mewah itu.
“Tok...tok...tokkk! mbak ini Arya!”
“Owh masuk aja mas gak dikunci koq!”
“Ceklekkkkk....teetttt!” pintu kamar mbak Tini pun dibuka Arya. Terlihat mbak Tini sedang rebahan santai dengan memakai kaos ketatnya itu.
“Ada apa mbak Tini panggil aku kesini?”
“Ini mas, aku koq kayaknya rada pegel-pegel. Mas Arya bisa bantu pijet sebentara gak mas?”
Degggg.......
Arya tertegun, “Apa ini kode keras dari mbak Tini untuk menggodanya?”
“Owh pegel-pegel ya mbak. Aku pernah sih beberapa kali pijet kedua ortuku di kampung!” ucap Arya jantungnya terasa berdegup kencang mendengar permintaan mbak Tini saat itu.
“Syukurlah.....Jadi mas Arya bisa pijet aku donk ya?” ucap mbak Tini terlihat wajahnya kegirangan dengan jawaban Arya tadi.
“Aku coba ya mbak. Takutnya pijetanku gak berasa di badan mbak Tini!” ucap Arya yang makin terasa gugup sebenarnya karena kini ia malah dikasih kesempatan untuk menjamah kemolekan tubuh mbak ini yang sejak kemarin menghantui pikiran mesumnya apalagi Arya sudah melihat sendiri bagaimana ganasnya mbak Tini dalam bercinta semalam dengan pak Dirman.
“Gapapa toh mas Arya bisa dicoba dulu, kalo gak dicoba kan kita gak tau enak atau tidak pijetan mas Arya,” ucap mbak Tini sambil berbalik badan dan ia seketika tengkurap di kasurnya.
Kamar mbak Tini ini lebih lebar dan lebih bagus dari kamar Arya karena memang kamar ini dikhususkan bagi asisten rumah tangga perempuan sehingga terlihat lebih apik dan juga sangat wangi harum aroma kamar mbak Tini ini yang secara tak langsung bisa meningkatkan gairah bagi siapa pun yang masuk ke kamar itu . Di kamar itu juga ada layar tivi datar berukuran besar sehingga mbak Tini bisa santai nonton acara tipi kapan pun sekaligus juga ia bisa menonton acara apapun dari internet.
Setelah posisi mbak Tini tengkurap, Arya mencoba duduk di samping tubuh montok itu di pinggir kasur mbak Tini.
“Mulai dari pundakku aja ya mas Arya. Di bagian itu berasa pegel banget mas!” pinta mbak Tini sambil menunjuk bagian pundaknya.
Arya menelan salivanya berkali-kali karena pikirannya sudah kemana-mana saat meilhat sekujur tubuh montok mbak Tini yang meski masih tertutup kaos panjangnya tapi ini sudah sangat mengganggu pikiran kotornya yang mulai menjalari. Sempat Arya menatap bokong mbak Tini yang dalam posisi tengkurap itu. Arya makin deg-degan jantungya menahan nafsu yang makin terasa membuncah. Tak terasa senjata Arya mulai bangkit dari balik celana pendeknya karena Arya datang ke kamar mbak Tini dengan kain sarung dan kaos pendek saja.
Tangan dan jemari Arya pun mulai memijat bagian pundak mbak Tini.
“Nah iya disitu mas....erghhh...erghhhh!” ucap mbak Tini sambil mencoba menilai dan merasakan kualitas pijatan tangan dan jari-jari Arya di pundaknya.
“Gini ya mbak?” ucap Arya yang mulai terasa bergetar suaranya karena dirinya masih mencoba mengatasi kegugupannya menghadapi tubuh montok mbak Tini yang jelas-jelas ada di depannya saat ini.
